Aplaus Lini Tengah PSMS Medan
A
A
A
MEDAN - Lini tengah PSMS Medan efektif menjalankan tugasnya sebagai penyeimbang antar lini depan dan belakang. Penilaian itu hasil evaluasi Pelatih Suharto A.D. setelah atas hasil imbang 1-1 yang didapat PSMS melawan tim Liga Super Sumut.
Choirul Hidayat, Jaya Hartono, Asrul Reza, M Zulfikar, Erwin Ramadani, Suhandi, Tri Yudha Handoko dan Fajar Fitri Adinata mendapat aplaus dari pertandingan tersebut. Ya, memang Suharto bersama Edi Syahputra menerapkan strategi jitu menghadapi para penggawa klub QNB League asal Sumut tersebut.
Pola 4-2-3-1 pun berjalan lancar dengan mengandalkan Aldino sebagai ujung tombak tunggal. Hasilnya, ritme permainan pun berhasil dikuasai Ayam Kinantan, julukan PSMS. Lini tengah mampu menjalankan peran mereka sebagai katrol serangan dan penahan gempuran lawan. Sebagai katrol permainan, tiga pemain yang ditempatkan di posisi tengah, mampu mengatasi counter attack dan membantu mendobrak atau membongkar pertahanan lawan.
Sejauh ini second line PSMS terbilang aktif. Formasi 4-2-3-1 yang diterapkan, memang mengandalkan para gelandang serangnya mencetak gol. Sebut saja Erwin Ramdani menjadi mencetak 8, Nasuha dengan 4 gol dan Faizal Azmi 2 gol. Striker Aldino mencetak 2 gol, sedangkan Tambun Naibaho dan Fajar Adinata masih mengemas 1 gol.
''Dari itu semua, saya melihat hal positif dari sejumlah peluang yang belum bisa jadi gol, yaitu menciptakan peluang. Ini jadi modal awal untuk memperbaiki finishing mereka,” sebut Suharto.
Hasilnya, tercatat 7 peluang emas didapat PSMS. Sayangnya, dari 7 peluang tersebut, hanya satu yang mampu dikonversi sebuah gol. Memang, perlawanan sengit didapat PSMS kala menghadapi tim yang didominasi para mantan PSMS itu.
Tim yang terbentuk beberapa hari, mampu memberikan PSMS pelajaran berharga. Keunggulan 1-0 dari Erwin Ramadani, tak mampu dijaga dan tim Liga Super Sumut mampu menyamakan kedudukan menit ke-73 melalui Riko Simanjuntak.
Gol PSMS sendiri diukir melalui tendangan bebas. Jarak 32 meter dari gawang, Erwin jeli melihat area yang tak terjangkau kiper tim Liga Super Sumut, Herman Batak. Sedangkan gol Riko, tercipta melalui aksi individunya mengecoh pemain bertahan bertahan PSMS, Luis Irsandi dengan tenang menyamakan kedudukan menjadi 1-1.
Menurut pelatih kepala plontos ini, perbandingan peluang dan konversi gol memang terpaut jauh. Namun, dari peluang yang tercipta, sebuah kemajuan bagi anak asuhnya. Dari hal ini, Suharto tak memungkiri, jika finishing touch yang menjadi fokus dibenahi. Soal ini, Aldino, Tambun Naibaho, Fajar Adinata, dan Imam Baihaqi, mendapat pelajaran khusus. Mereka mendapat beberapa variasi drill khusus memperbaiki finishing touch.
''Finishing akan terus kita genjot. Karena dari hasil pertandingan melawan Liga Super Sumut lalu, kita gagal mengkonversikannya menjadi gol dari peluang yang banyak tercipta,''pungkas Suharto.
Choirul Hidayat, Jaya Hartono, Asrul Reza, M Zulfikar, Erwin Ramadani, Suhandi, Tri Yudha Handoko dan Fajar Fitri Adinata mendapat aplaus dari pertandingan tersebut. Ya, memang Suharto bersama Edi Syahputra menerapkan strategi jitu menghadapi para penggawa klub QNB League asal Sumut tersebut.
Pola 4-2-3-1 pun berjalan lancar dengan mengandalkan Aldino sebagai ujung tombak tunggal. Hasilnya, ritme permainan pun berhasil dikuasai Ayam Kinantan, julukan PSMS. Lini tengah mampu menjalankan peran mereka sebagai katrol serangan dan penahan gempuran lawan. Sebagai katrol permainan, tiga pemain yang ditempatkan di posisi tengah, mampu mengatasi counter attack dan membantu mendobrak atau membongkar pertahanan lawan.
Sejauh ini second line PSMS terbilang aktif. Formasi 4-2-3-1 yang diterapkan, memang mengandalkan para gelandang serangnya mencetak gol. Sebut saja Erwin Ramdani menjadi mencetak 8, Nasuha dengan 4 gol dan Faizal Azmi 2 gol. Striker Aldino mencetak 2 gol, sedangkan Tambun Naibaho dan Fajar Adinata masih mengemas 1 gol.
''Dari itu semua, saya melihat hal positif dari sejumlah peluang yang belum bisa jadi gol, yaitu menciptakan peluang. Ini jadi modal awal untuk memperbaiki finishing mereka,” sebut Suharto.
Hasilnya, tercatat 7 peluang emas didapat PSMS. Sayangnya, dari 7 peluang tersebut, hanya satu yang mampu dikonversi sebuah gol. Memang, perlawanan sengit didapat PSMS kala menghadapi tim yang didominasi para mantan PSMS itu.
Tim yang terbentuk beberapa hari, mampu memberikan PSMS pelajaran berharga. Keunggulan 1-0 dari Erwin Ramadani, tak mampu dijaga dan tim Liga Super Sumut mampu menyamakan kedudukan menit ke-73 melalui Riko Simanjuntak.
Gol PSMS sendiri diukir melalui tendangan bebas. Jarak 32 meter dari gawang, Erwin jeli melihat area yang tak terjangkau kiper tim Liga Super Sumut, Herman Batak. Sedangkan gol Riko, tercipta melalui aksi individunya mengecoh pemain bertahan bertahan PSMS, Luis Irsandi dengan tenang menyamakan kedudukan menjadi 1-1.
Menurut pelatih kepala plontos ini, perbandingan peluang dan konversi gol memang terpaut jauh. Namun, dari peluang yang tercipta, sebuah kemajuan bagi anak asuhnya. Dari hal ini, Suharto tak memungkiri, jika finishing touch yang menjadi fokus dibenahi. Soal ini, Aldino, Tambun Naibaho, Fajar Adinata, dan Imam Baihaqi, mendapat pelajaran khusus. Mereka mendapat beberapa variasi drill khusus memperbaiki finishing touch.
''Finishing akan terus kita genjot. Karena dari hasil pertandingan melawan Liga Super Sumut lalu, kita gagal mengkonversikannya menjadi gol dari peluang yang banyak tercipta,''pungkas Suharto.
(aww)