Surat Pembekuan Dicabut, La Nyalla Tetap Pimpin PSSI
A
A
A
JAKARTA - Dengan adanya pencabutan pembekuan terhadap PSSI secara otomatis La Nyalla Mattalitti tetap menjadi ketua umum induk organisasi sepak bola nasional. Pasalnya, La Nyalla terpilih dalam Kongres Luar Biasa yang digelar di Surabaya beberapa waktu lalu.
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengatakan tidak ada alasan lagi untuk tidak menempatkan La Nyalla sebagai ketua umum. "Otomotis, pasti lah. Kan dipilih secara demokratis. Nanti tentu La Nyalla akan dinilai prestasinya PSSI dengan yang menilai itu anggota dan juga ketua kehormatan," kata Kalla di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Senin (25/5/2015).
Pertemuan yang digagas JK untuk mendamaikan Menpora, Imam Nahrawi dan PSSI memang menjadi momen yang diharapkan insan sepak bola di tanah air. Pasalnya, Indonesia saat ini tengah dalam sorotan dunia menyusul adanya intervensi pemerintah dalam hal ini Menpora yang membekukan PSSI. Menpora saat itu menilai kalau PSSI tidak mentaati rekomendasi Badan Olah Raga Profesional Indonesia (BOPI) terhadap Arema Cronus dan Persebaya untuk tidak berlaga dalam kompetisi.
Namun, upaya perdamaian akhirnya tercapai. PSSI yang diwakili Hinca Panjaitan selaku Wakil Ketua Umum, bisa bernapas lega setelah JK langsung memerintahkan pada Imam Nahrawi untuk mencabut surat pembekuan. Setidaknya ancaman sanksi FIFA yang memberikan batas waktu sampai 29 Mei ini bisa dihindari. (Baca juga : Pembekuan PSSI Dicabut, Akhirnya Menpora Menyerah)
Dalam kesempatan itu JK mengatakan soal pencabutan itu tidak perlu lagi dibicarakan lagi dengan La Nyalla dan anggota PSSI lainnya. Sebab, PSSI hanya bertugas dan bertanggung jawab menjalankan seluruh kegiatan sepakbola di dalam negeri.
"PSSI tentu tidak ada persetujuannya, yang penting keinginan kita semua agar persepakbolaan nasional kembali bergerak dan berkompetisi. Liga tetap jalan, pertandingan ada. Semua tetap jalan seperti biasa. PSSI kan cuma menerima saja pengaturan itu kembali," lanjut dia.
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengatakan tidak ada alasan lagi untuk tidak menempatkan La Nyalla sebagai ketua umum. "Otomotis, pasti lah. Kan dipilih secara demokratis. Nanti tentu La Nyalla akan dinilai prestasinya PSSI dengan yang menilai itu anggota dan juga ketua kehormatan," kata Kalla di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Senin (25/5/2015).
Pertemuan yang digagas JK untuk mendamaikan Menpora, Imam Nahrawi dan PSSI memang menjadi momen yang diharapkan insan sepak bola di tanah air. Pasalnya, Indonesia saat ini tengah dalam sorotan dunia menyusul adanya intervensi pemerintah dalam hal ini Menpora yang membekukan PSSI. Menpora saat itu menilai kalau PSSI tidak mentaati rekomendasi Badan Olah Raga Profesional Indonesia (BOPI) terhadap Arema Cronus dan Persebaya untuk tidak berlaga dalam kompetisi.
Namun, upaya perdamaian akhirnya tercapai. PSSI yang diwakili Hinca Panjaitan selaku Wakil Ketua Umum, bisa bernapas lega setelah JK langsung memerintahkan pada Imam Nahrawi untuk mencabut surat pembekuan. Setidaknya ancaman sanksi FIFA yang memberikan batas waktu sampai 29 Mei ini bisa dihindari. (Baca juga : Pembekuan PSSI Dicabut, Akhirnya Menpora Menyerah)
Dalam kesempatan itu JK mengatakan soal pencabutan itu tidak perlu lagi dibicarakan lagi dengan La Nyalla dan anggota PSSI lainnya. Sebab, PSSI hanya bertugas dan bertanggung jawab menjalankan seluruh kegiatan sepakbola di dalam negeri.
"PSSI tentu tidak ada persetujuannya, yang penting keinginan kita semua agar persepakbolaan nasional kembali bergerak dan berkompetisi. Liga tetap jalan, pertandingan ada. Semua tetap jalan seperti biasa. PSSI kan cuma menerima saja pengaturan itu kembali," lanjut dia.
(bbk)