Luca Toni Dekati Sejarah Baru

Selasa, 26 Mei 2015 - 12:29 WIB
Luca Toni Dekati Sejarah Baru
Luca Toni Dekati Sejarah Baru
A A A
PARMA - Usia yang hampir menginjak 38 tahun bukan halangan bagi Luca Toni untuk berprestasi. Dia berpeluang menorehkan sejarah baru dengan menjadi pemain Hellas Verona pertama yang meraih gelar capocannoniereatau pencetak gol terbanyak Seri A.

Dua gol yang dicetak Toni saat membantu Verona menahan Parma 2-2, Minggu (24/5), membuatnya memuncaki daftar pencetak gol terbanyak Seri A dengan torehan 21 gol. Hebatnya, Toni mampu mengungguli bomber Inter Milan Mauro Icardi dan ujung tombak Juventus Carlos Tevez yang samasama mengemas 20 gol. Ketajaman yang diperlihatkan Toni sebenarnya bukanlah sesuatu yang mengherankan.

Di beberapa klub sebelumnya, pemain berpostur 193 cm tersebut pernah beberapa kali meraih gelar individu, di antaranya pencetak gol terbanyak Seri A 2005/2006 (31 gol) yang membuatnya menyabet Sepatu Emas Eropa serta top skor Bundesliga 2007/2008 (24 gol). Kendati memiliki kans untuk menciptakan sejarah baru, Toni bersikap merendah.

Menurutnya, semua gol yang dicetaknya sejauh ini tidak terlepas dari bantuan rekanrekan setimnya. “Saya merasa santai dan berharap untuk mengambil kesempatan yang ada,” kata Toni, dilansir Football Italia. “Memenangkan mahkota capocannoniere akan sangat memuaskan bagi saya dan tim, karena mereka jugalah saya dapat mencetak 21 gol. Belum ada pemain Verona yang pernah menjadi pencetak gol terbanyak Seri A.

Tentu akan sangat membanggakan untuk menjadi yang pertama,” sambungnya. Mewujudkan mimpi meraih gelar capocannonierememang bukan perkara mudah. Terlebih Verona harus berhadapan dengan sang juara Juventus di laga pamungkas Seri A di Stadio Marc’Antonio Bentegodi, Minggu (31/5).

Selain itu, para rivalnya, Tevez dan Icardi juga memiliki peluang untuk menambah pundipundi golnya. Namun, Toni menegaskan prioritasnya adalah kepentingan tim ketimbang prestasi individu. Dia menilai kesuksesan Verona menempati peringkat 13 klasemen sementara Seri A salah satunya adalah kekuatan mental. Hal itu terlihat saat berhadapan dengan Parma.

Sempat tertinggal dua gol, tim berjuluk Gialloblutersebut mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2. “Parma memulai pertandingan dengan baik. Kami tidak mengharapkan itu. Kami terlambat panas. Tapi, perlahan keberuntungan kembali ke permainan. Kami bahkan berpeluang memenangkan pertandingan,” pungkasnya.

Alimansyah
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8591 seconds (0.1#10.140)