Awas kejutan
A
A
A
WARSAWA - Sevilla mencoba menghindari kejutan Dnipro Dnipropetrovsk pada final Liga Europa. Karena itu, pasukan Unai Emery tidak akan meremehkan sang lawan di National Stadium dini hari nanti.
Melihat laju sang lawan, kewaspadaan Los Rojiblancos cukup beralasan. Perjalanan Dnipro pada kompetisi merupakan contoh klasik kisah Cinderella. Satu per satu mereka menyingkirkan lawan yang memiliki skuad dan tradisi lebih kuat.
Dimulai dengan menyisihkan Saint-Etienne demi mendampingi Inter Milan pada persaingan grup. Ruslan Rotan dkk kemudian berturut-turut mengempaskan Olympiakos Piraeus, Ajax Amsterdam, Club Brugge, dan SSC Napoli.
Sevilla sadar bisa menjadi korban Dnipro selanjutnya. Apalagi, rekor wakil Ukraina di partai puncak kompetisi Eropa sangat impresif. Tim Ukraina membukukan 100% kemenangan berkat kesuksesan Dynamo Kyiv (Piala Winners 1974 /1975, 1985/1986) dan Shakhtar Donetsk (Piala UEFA 2008/2009).
Semangat Dnipro juga sangat tinggi. Anak buah Myron Markevych ingin memberi kebahagiaan kepada masyarakat Ukraina yang tengah dilanda konflik. “Semoga final nanti menciptakan momen perdamaian. Kami bermain untuk seluruh Ukraina,” tandas Markevych, dilansir DPA. Salah satu cara Emery agar skenario terburuk terhindari adalah menurunkan seluruh pemain terbaik. Poros Ever Banega-Carlos Bacca diandalkan dalam upaya menembus pertahanan lawan.
Sementara Timothee Kolodziejczak dan Daniel Carrico mengawal lini belakang menyusul cedera Nicolas Pareja. Lewat komposisi ini, Emery berharap dapat menulis sejarah atas nama sendiri, klub, sekaligus sejarah. Sudah menjuarai edisi musim lalu, Emery ingin mengikuti jejak Rafael Benitez, Luis Molowny, dan Juande Ramos yang sudah mengoleksi dua gelar Piala UEFA/Liga Europa.
Kemenangan sekaligus mengangkat Los Rojiblancossebagai raja kompetisi. Saat ini Sevilla membagi tempat bersama Juventus, Inter Milan, dan Liverpool yang masingmasing tiga kali memenangkan ajang kelas dua Benua Biru tersebut. Kesuksesan di National Stadium turut mengharumkan nama Spanyol untuk menyamai torehan sembilan trofi Italia.
“Kami tidak mungkin menepis kemungkinan menggoreskan rekor. Kami bersyukur memiliki kesempatan ini. Tentu kami menginginkannya. Hal tersebut menambah motivasi kami,” tutur Emery.
Harley Ikhsan
Melihat laju sang lawan, kewaspadaan Los Rojiblancos cukup beralasan. Perjalanan Dnipro pada kompetisi merupakan contoh klasik kisah Cinderella. Satu per satu mereka menyingkirkan lawan yang memiliki skuad dan tradisi lebih kuat.
Dimulai dengan menyisihkan Saint-Etienne demi mendampingi Inter Milan pada persaingan grup. Ruslan Rotan dkk kemudian berturut-turut mengempaskan Olympiakos Piraeus, Ajax Amsterdam, Club Brugge, dan SSC Napoli.
Sevilla sadar bisa menjadi korban Dnipro selanjutnya. Apalagi, rekor wakil Ukraina di partai puncak kompetisi Eropa sangat impresif. Tim Ukraina membukukan 100% kemenangan berkat kesuksesan Dynamo Kyiv (Piala Winners 1974 /1975, 1985/1986) dan Shakhtar Donetsk (Piala UEFA 2008/2009).
Semangat Dnipro juga sangat tinggi. Anak buah Myron Markevych ingin memberi kebahagiaan kepada masyarakat Ukraina yang tengah dilanda konflik. “Semoga final nanti menciptakan momen perdamaian. Kami bermain untuk seluruh Ukraina,” tandas Markevych, dilansir DPA. Salah satu cara Emery agar skenario terburuk terhindari adalah menurunkan seluruh pemain terbaik. Poros Ever Banega-Carlos Bacca diandalkan dalam upaya menembus pertahanan lawan.
Sementara Timothee Kolodziejczak dan Daniel Carrico mengawal lini belakang menyusul cedera Nicolas Pareja. Lewat komposisi ini, Emery berharap dapat menulis sejarah atas nama sendiri, klub, sekaligus sejarah. Sudah menjuarai edisi musim lalu, Emery ingin mengikuti jejak Rafael Benitez, Luis Molowny, dan Juande Ramos yang sudah mengoleksi dua gelar Piala UEFA/Liga Europa.
Kemenangan sekaligus mengangkat Los Rojiblancossebagai raja kompetisi. Saat ini Sevilla membagi tempat bersama Juventus, Inter Milan, dan Liverpool yang masingmasing tiga kali memenangkan ajang kelas dua Benua Biru tersebut. Kesuksesan di National Stadium turut mengharumkan nama Spanyol untuk menyamai torehan sembilan trofi Italia.
“Kami tidak mungkin menepis kemungkinan menggoreskan rekor. Kami bersyukur memiliki kesempatan ini. Tentu kami menginginkannya. Hal tersebut menambah motivasi kami,” tutur Emery.
Harley Ikhsan
(bbg)