Final Mini
A
A
A
NAPOLI - Kereta terakhir Seri A menuju Liga Champions berangkat dari San Paolo. Pencinta sepak bola menanti apakah Napoli atau Lazio yang berhak memutar Zadok the Priest karya George Frideric Handel, yang diadaptasi menjadi hymne Liga Champions, pada musim depan.
Duel kedua klub hari ini merupakan final mini. Tidak sekadar prestise, Napoli dan Lazio juga bertarung demi kesempatan menambah pemasukan mencapai 40 juta euro, hadiah yang dijanjikan gemerlap Liga Champions. Napoli memiliki tekanan lebih besar karena tampil di depan pendukung sendiri. Tertinggal tiga angka di belakang Lazio pada klasemen, Gonzalo Higuain dkk wajib berjaya agar menyalip rival.
Mereka akan unggul head to headjika mampu meraihnya. AllenatoreRafael Benitez bakal merasakan benar tuntutan tersebut. Melakoni laga terakhir sebagai nakhoda Partenopei, sosok asal Spanyol itu berusaha meninggalkan kenangan manis dan warisan bagus bagi suksesornya. Benitez tentu ingin melakukannya mengingat rapornya di San Paolo tergolong kurang mengesankan.
Menggantikan Walter Mazzarri pada 2013, Benitez sukses menjuarai Coppa Italia pada kampanye debutnya. Namun, Mazzarri juga membukukan prestasi itu. Sementara misi utama urung diwujudkan. Ditunjuk demi mengangkat reputasi Napoli di pentas Eropa, Benitez menyaksikan anak asuhnya terhenti pada fase grup Liga Champions 2013/2014.
Musim ini dia bahkan gagal membawa Napoli ke kompetisi tersebut lantaran kalah dari Athletic Bilbao pada play-off. “Saya rasa tiket Liga Champions merupakan perpisahan manis,” kata Benitez, dilansir The National. Di lain pihak, posisi Lazio sedikit menguntungkan karena cukup mengincar hasil imbang. Namun, target tersebut terasa berat melihat performa tim belakangan ini.
Sedang dalam kepercayaan diri memasuki awal Mei, keyakinan I Biancocelestiperlahan luluh setelah tumbang di dua partai penting. Pasukan Stefano Pioli menyerah 1-2 di hadapan Juventus pada final Coppa Italia, Rabu (20/5). Mereka lalu takluk pada Derby della Capitale lewat skor serupa, Senin (25/5). Karakter Lazio pun bakal diuji. Meski begitu, mereka bisa belajar pengalaman pada pertemuan di semifinal Coppa Italia.
Lazio mengimbangi Napoli di Olimpico sebelum memetik kemenangan di San Paolo. Kemampuan mengulang penampilan tersebut akan membawa mereka masuk daftar tim sudah memastikan tempat di play-off Liga Champions. “Kami mencoba menutup musim dengan baik. Kami beberapa kali merasakan kekalahan pada 2014/2015. Tapi, kami dapat bangkit. Kami ingin menunjukkan karakter itu,” pungkas Pioli.
Harley Ikhsan
Duel kedua klub hari ini merupakan final mini. Tidak sekadar prestise, Napoli dan Lazio juga bertarung demi kesempatan menambah pemasukan mencapai 40 juta euro, hadiah yang dijanjikan gemerlap Liga Champions. Napoli memiliki tekanan lebih besar karena tampil di depan pendukung sendiri. Tertinggal tiga angka di belakang Lazio pada klasemen, Gonzalo Higuain dkk wajib berjaya agar menyalip rival.
Mereka akan unggul head to headjika mampu meraihnya. AllenatoreRafael Benitez bakal merasakan benar tuntutan tersebut. Melakoni laga terakhir sebagai nakhoda Partenopei, sosok asal Spanyol itu berusaha meninggalkan kenangan manis dan warisan bagus bagi suksesornya. Benitez tentu ingin melakukannya mengingat rapornya di San Paolo tergolong kurang mengesankan.
Menggantikan Walter Mazzarri pada 2013, Benitez sukses menjuarai Coppa Italia pada kampanye debutnya. Namun, Mazzarri juga membukukan prestasi itu. Sementara misi utama urung diwujudkan. Ditunjuk demi mengangkat reputasi Napoli di pentas Eropa, Benitez menyaksikan anak asuhnya terhenti pada fase grup Liga Champions 2013/2014.
Musim ini dia bahkan gagal membawa Napoli ke kompetisi tersebut lantaran kalah dari Athletic Bilbao pada play-off. “Saya rasa tiket Liga Champions merupakan perpisahan manis,” kata Benitez, dilansir The National. Di lain pihak, posisi Lazio sedikit menguntungkan karena cukup mengincar hasil imbang. Namun, target tersebut terasa berat melihat performa tim belakangan ini.
Sedang dalam kepercayaan diri memasuki awal Mei, keyakinan I Biancocelestiperlahan luluh setelah tumbang di dua partai penting. Pasukan Stefano Pioli menyerah 1-2 di hadapan Juventus pada final Coppa Italia, Rabu (20/5). Mereka lalu takluk pada Derby della Capitale lewat skor serupa, Senin (25/5). Karakter Lazio pun bakal diuji. Meski begitu, mereka bisa belajar pengalaman pada pertemuan di semifinal Coppa Italia.
Lazio mengimbangi Napoli di Olimpico sebelum memetik kemenangan di San Paolo. Kemampuan mengulang penampilan tersebut akan membawa mereka masuk daftar tim sudah memastikan tempat di play-off Liga Champions. “Kami mencoba menutup musim dengan baik. Kami beberapa kali merasakan kekalahan pada 2014/2015. Tapi, kami dapat bangkit. Kami ingin menunjukkan karakter itu,” pungkas Pioli.
Harley Ikhsan
(ars)