Hanya Goyang, Tidak Tumbang

Senin, 01 Juni 2015 - 10:47 WIB
Hanya Goyang, Tidak...
Hanya Goyang, Tidak Tumbang
A A A
ZURICH punya bank, Basel memiliki pabrik kimia, dan Wallis, khususnya Oberwallis, tanah air Sepp Blatter, bangga dengan adu sapinya.

“Simbol semangat juang,” begitu orang-orang Wallis membanggakan dirinya, tidak terkecuali Blatter. Tidak peduli usia sudah hampir menginjak 80 tahun. Tidak peduli Corinne, putri semata wayangnya, sering mengancam akan menyeretnya dari kantor FIFA agar pensiun, Sepp, begitu dia biasa disapa tidak akan mundur selangkah dari tujuannya.

Ketika FIFA masih dirasakan membutuhkannya, dia tetap berada di organisasi sepak bola sejagat itu. “Istirahat hanya ketika sudah di kuburan,” kata Blatter menirukan nasihat almarhum ayahnya, Benjamin Blatter. Blatter lahir prematur dalam usia 7 bulan di kandungan.

Orok ini bahkan tak punya kuku dan hanya seberat 1,5 kg karena terlahir sebelum waktunya. “Saya tak pernah melihat ada karakter setenang Sepp, meskipun kanankirinya ada tekanan,” kata salah satu kawan dekatnya, Jean Paul Brigger.

Sejak remaja sudah masuk militer. Kursi bos FIFA diraihnya dengan perjuangan panjang. Saat pertama kali mencalonkan diri sebagai presiden FIFA, Blatter memiliki moto: satu orang melawan satu dunia. Karakter itu pulalah yang menyebabkan Blatter sama sekali tidak gentar dengan ancaman Michel Platini yang akan meninggalkan FIFA jika dia terus melanjutkan pencalonnya.

Tidak juga dua demonstrasi di luar gedung Kongres FIFA atau ancaman bom menjelang makan siang. Ancaman Platini, di kalangan wartawan yang berada di media center Hallenstadion, tidak akan mempan memengaruhi banyak peluang Blatter. “Goyang mungkin, tumbang tidak akan,” kata salah satu wartawan.

Platini, di kalangan peserta Kongres FIFA juga dianggap berlaku sebagai pahlawan kesiangan. Sepak terjang mantan pemain nasional Prancis itu juga tidak terlalu bersih. Platini pula yang memberikan suara untuk Qatar ketika pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2022. Sebelum pemberian suara ke Qatar, Platini terlihat makan malam bersama Presiden Prancis saat itu, Nicolas Sarkozy dan Emir Qatar.

Makan malam ini menetaskan gunjing pembelian hak siar Liga Prancis ke Al-Jazeera dan Qatar Sport mengambil alih Paris Saint-Germain (PSG). Blatter sangat perhatian dengan anggota FIFA tidak terkecuali yang kecil.

Montserrat, negara kecil di Kepulauan Karibia, ketika dicegat wartawan di pintu masuk Kongres FIFA, Wakil Presiden Asosiasi Sepak Bola Montserrat Ottley Laborde tetap menyatakan akan mendukung Blatter dibanding mengikuti saran Platini.

Negaranya terbantu secara finansial selama Blatter menjadi Presiden FIFA. Uang USD1 juta bagi anggota UEFA mungkin kecil, tapi bagi negara sekecil Montserrat cukup besar. “Peringkat kami naik dari 206 ke 172. Tidak ada pilihan lain kecuali memilih Blatter,” kata Laborde.

Sekecil apa pun negara itu, suaranya sama seperti Jerman atau Spanyol. Pendukung Blatter dari negara kecil cukup banyak. Dari semua perjuangan panjang itu, jika ada pepatah di balik pria sukses, ada wanita heat di belakangnya, bisa jadi Sepp Blatter juga sudah menerapkannya. Meski usianya sudah tua, sejak 2013 Blatter memiliki kekasih baru.

Namanya Linda Gabriellian. Perempuan yang usianya 28 tahun lebih muda ini kini selalu berada di sampingnya, tidak terkecuali ketika pembukaan Kongres FIFA. “Dia memberikan banyak kekuatan kepada saya,” kata Blatter.

Krisna Diantha
Laporan Koresponden KORAN SINDO SWISS
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6203 seconds (0.1#10.140)