Menuju Treble Winners
A
A
A
BARCELONA - Barcelona memastikan gelar kedua musim ini setelah melibas Athletic Bilbao 3-1 pada final Copa del Rey di Camp Nou dini hari kemarin. Sukses ini membuat klub Katalan itu semakin yakin bisa meraih treble winners musim ini.
Dua gol Lionel Messi (20, 74), plus satu gol Neymar (36) membuat mereka dengan Luis Suarez menjadi trisula tersubur sepanjang sejarah kompetisi di Spanyol. Total sudah 120 gol yang dikemas trio MSN di semua kompetisi, melewati 118 gol milik tiga serangkai Real Madrid Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, dan Gonzalo Higuain pada 2011/2012.
Tiga gol itu memastikan pesta Barca karena Bilbao hanya sekali membalas melalui Inaki Willian (79). Trofi kedua pun hadir mengisi etalase El Azulgrana musim ini setelah sebelumnya kampiun Primera Liga. Titel ini membuat Barca memperbaharui rekor 27 gelar Copa del Rey yang berhasil mereka raih.
Dalam momentum ini, Nakhoda Barca Luis Enrique langsung menatap mimpi indah meraih gelar pamungkas saat menghadapi Juventus pada final Liga Champions di Olympiastadion, Berlin, Sabtu (6/6). “Kami hampir sampai di sana (tiga gelar) dan akan menjadi momentum kedua klub ini mencapai prestasi tersebut. Dengan sejarah besar di level tinggi, kami mampu melakukannya,” ucap arsitek 45 tahun itu, dikutip Reuters .
Jika bisa memenangkannya, Enrique akan menyamai prestasi Pep Guardiola mengepak tiga gelar tersebut pada musim debutnya sebagai pelatih Barcelona pada 2008/2009. “Sulit itu pasti, tapi kami harus kerja keras mulai sekarang. Ini akan sangat luar biasa jika kami mampu melakukannya. Permainan kami lebih baik dari Bilbao, dan kini kami harus bisa mengalahkan Juventus,” tandas Enrique, yang mampu menjawab keraguan banyak pihak pada awal kehadirannya di Camp Nou.
Seremoni dini hari kemarin juga menjadi pesta perpisahan publik Camp Nou dengan Xavi Hernandez. Gelandang jenius asal Spanyol itu masuk pada 35 menit terakhir. Trofi ini sebagai persembahan terakhir jebolan akademi Barca La Masia itu sejak melakoni debutnya di laga kompetitif bersama El Azulgrana di final Piala Super Spanyol kontra Real Mallorca pada 18 Agustus 1998. Total 8 Trofi Primera Liga
3 Copa del Rey, 6 Piala Super Spanyol, 3 gelar Liga Champions, 2 Piala Super Eropa, dan 2 titel Piala Dunia Antarklub dipersembahkannya untuk klub yang membesarkan namanya itu. Musim depan, dia akan menempuh hidup baru bersama Al Sadd di Qatar Stars League.
Di pihak lain, Allenatore Bilbao Ernesto Valverde tak mampu menyembunyikan kekecewaannya. Meski begitu, dia mengakui kehebatan lawannya di final tersebut. “Tak terhentikan. Luar biasa. Barca adalah tim luar biasa dengan para pemain fantastis. Dan di atas semua itu, mereka dalam performa hebat,” ucapnya.
Pelatih 51 tahun itu langsung menjagokan Barca untuk menjadi raja Eropa musim ini. “Mereka punya rasa lapar untuk memenangkan segalanya. Dan, saya yakin mereka favorit untuk mengalahkan Juventus seperti mereka favorit saat menghadapi kami.,” tuturnya.
Menurut Valverde, sulit buat tim sekelas Bilbao bersaing dengan raksasa seperti Barca. Pasalnya, jika Barca selalu mampu menambah kekuatan setiap musimnya, Bilbao justru selalu ketar-ketir ditinggal pemain bintangnya di setiap akhir musim kompetisi.
“Anda selalu mengejar kemenangan, dan itu bisa terjadi. Tapi, Barca selalu menang pada akhirnya. Bilbao seperti sebuah keajaiban bisa mencapai final karena kami selalu kehilangan pemain setiap tahun. Kami bisa melakukan semua ini karena para fans ,” pungkasnya.
Abdul haris
Dua gol Lionel Messi (20, 74), plus satu gol Neymar (36) membuat mereka dengan Luis Suarez menjadi trisula tersubur sepanjang sejarah kompetisi di Spanyol. Total sudah 120 gol yang dikemas trio MSN di semua kompetisi, melewati 118 gol milik tiga serangkai Real Madrid Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, dan Gonzalo Higuain pada 2011/2012.
Tiga gol itu memastikan pesta Barca karena Bilbao hanya sekali membalas melalui Inaki Willian (79). Trofi kedua pun hadir mengisi etalase El Azulgrana musim ini setelah sebelumnya kampiun Primera Liga. Titel ini membuat Barca memperbaharui rekor 27 gelar Copa del Rey yang berhasil mereka raih.
Dalam momentum ini, Nakhoda Barca Luis Enrique langsung menatap mimpi indah meraih gelar pamungkas saat menghadapi Juventus pada final Liga Champions di Olympiastadion, Berlin, Sabtu (6/6). “Kami hampir sampai di sana (tiga gelar) dan akan menjadi momentum kedua klub ini mencapai prestasi tersebut. Dengan sejarah besar di level tinggi, kami mampu melakukannya,” ucap arsitek 45 tahun itu, dikutip Reuters .
Jika bisa memenangkannya, Enrique akan menyamai prestasi Pep Guardiola mengepak tiga gelar tersebut pada musim debutnya sebagai pelatih Barcelona pada 2008/2009. “Sulit itu pasti, tapi kami harus kerja keras mulai sekarang. Ini akan sangat luar biasa jika kami mampu melakukannya. Permainan kami lebih baik dari Bilbao, dan kini kami harus bisa mengalahkan Juventus,” tandas Enrique, yang mampu menjawab keraguan banyak pihak pada awal kehadirannya di Camp Nou.
Seremoni dini hari kemarin juga menjadi pesta perpisahan publik Camp Nou dengan Xavi Hernandez. Gelandang jenius asal Spanyol itu masuk pada 35 menit terakhir. Trofi ini sebagai persembahan terakhir jebolan akademi Barca La Masia itu sejak melakoni debutnya di laga kompetitif bersama El Azulgrana di final Piala Super Spanyol kontra Real Mallorca pada 18 Agustus 1998. Total 8 Trofi Primera Liga
3 Copa del Rey, 6 Piala Super Spanyol, 3 gelar Liga Champions, 2 Piala Super Eropa, dan 2 titel Piala Dunia Antarklub dipersembahkannya untuk klub yang membesarkan namanya itu. Musim depan, dia akan menempuh hidup baru bersama Al Sadd di Qatar Stars League.
Di pihak lain, Allenatore Bilbao Ernesto Valverde tak mampu menyembunyikan kekecewaannya. Meski begitu, dia mengakui kehebatan lawannya di final tersebut. “Tak terhentikan. Luar biasa. Barca adalah tim luar biasa dengan para pemain fantastis. Dan di atas semua itu, mereka dalam performa hebat,” ucapnya.
Pelatih 51 tahun itu langsung menjagokan Barca untuk menjadi raja Eropa musim ini. “Mereka punya rasa lapar untuk memenangkan segalanya. Dan, saya yakin mereka favorit untuk mengalahkan Juventus seperti mereka favorit saat menghadapi kami.,” tuturnya.
Menurut Valverde, sulit buat tim sekelas Bilbao bersaing dengan raksasa seperti Barca. Pasalnya, jika Barca selalu mampu menambah kekuatan setiap musimnya, Bilbao justru selalu ketar-ketir ditinggal pemain bintangnya di setiap akhir musim kompetisi.
“Anda selalu mengejar kemenangan, dan itu bisa terjadi. Tapi, Barca selalu menang pada akhirnya. Bilbao seperti sebuah keajaiban bisa mencapai final karena kami selalu kehilangan pemain setiap tahun. Kami bisa melakukan semua ini karena para fans ,” pungkasnya.
Abdul haris
(ftr)