Rusia-Qatar Melawan

Jum'at, 05 Juni 2015 - 09:19 WIB
Rusia-Qatar Melawan
Rusia-Qatar Melawan
A A A
MOSCOW - Rusia dan Qatar tidak terpengaruh kisruh yang melanda Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA). Kedua negara tersebut tetap mempersiapkan diri menggelar Piala Dunia 2018 dan Piala Dunia 2022, meski muncul kabar adanya kocok ulang status tuan rumah.

FIFA sedang terguncang akibat serangkaian persoalan dan skandal. Mulai dari pengunduran diri Sepp Blatter sebagai presiden, empat hari setelah terpilih untuk kelima kalinya. Pria berusia 79 itu hengkang menyusul beredarnya isu suap. Belum lagi penangkapan tujuh petinggi FIFA oleh Biro Investigasi Federal (FBI).

Krisis FIFA semakin bertambah lantaran hasil penyelidikan FBI menyatakan ada indikasi penyuapan dalam penunjukan tuan rumah Piala Dunia. Disebutkan ada beberapa negara yang menerapkan politik uang agar terpilih sebagai penyelenggara. Negara yang dicurigai adalah Prancis (Piala Dunia 1998) dan Afrika Selatan (Piala Dunia 2010).

Termasuk penunjukan Rusia (Piala Dunia 2018) dan Qatar (Piala Dunia 2022) sarat dengan kecurangan. Dugaan ini berdasar data yang dihimpun FBI setelah menginterogasi tujuh petinggi FIFA yang ditangkap. Disebutkan Rusia dan Qatar menyogok sejumlah tokoh penting selama proses bidding. Tujuannya supaya mendapat suara terbanyak.

FBI secara detail menyatakan jumlah politik uang yang berputar di FIFA selama dua dekade belakangan mencapai 100 juta pounds. Sudah ditemukan sejumlah bukti yang membenarkan kalau terjadi praktik ilegal, khususnya pemilihan tuan rumah Piala Dunia. Bentuk penyuapan di antaranya pemberian fasilitas mewah. Dugaan ini membuat status tuan rumah Rusia dan Qatar dalam bahaya.

Mereka bukan tidak mungkin dibatalkan sebagai tuan rumah Piala Dunia. FBI akan menyelidiki keabsahan keduanya dalam menerima mandat. Apakah benar terjadi politik uang. Namun, Rusia dan Qatar tidak peduli. Perwakilan beda benua itu menegaskan akan terus mempersiapkan diri untuk menggelar pesta sepak bola terbesar itu. Mereka akan tetap membangun stadion ataupun infrastruktur yang diperlukan.

”Hal terpenting, Rusia tetap meneruskan persiapan untuk melaksanakan Piala Dunia 2018. Semua rencana siap dijalankan. Semuanya masih dalam pengerjaan. Soal Sepp Blatter. Kami masih belum mendapat informasi apa alasan pengunduran dirinya,” ucap juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, dilansir Reuters.

Qatar sependapat dengan Rusia. Negara kaya minyak itu menegaskan tidak akan begitu saja melepaskan status sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Presiden Asosiasi Sepak Bola Qatar Syekh Hamad bin Khalifa bin Ahmed al-Thani bahkan menyerang beberapa pihak yang dianggap menyudutkan negaranya, termasuk Presiden Sepak Bola Inggris (FA) Greg Dyke.

”Kami meminta agar Mr Dyke membiarkan proses hukum berjalan dan berkonsentrasi menunaikan janjinya membangun sebuah tim Inggris yang mampu memenangkan Piala Dunia FIFA 2022 di Qatar,” kata Hamad bin Khalifa dalam pernyataannya.

Apa pun itu, Rusia dan Qatar harus memberikan bukti bahwa memang tidak bersalah. Soalnya, negaranegara yang kalah biddingberencana mengirimkan tim penyelidik sendiri, seperti Australia, Jepang, Amerika Serikat, Korea Selatan.

M mirza
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3409 seconds (0.1#10.140)