Sponsor Berebut Perhatian
A
A
A
RIVALITAS produsen peralatan olahraga memanas pada final Liga Champions 2014/2015. Nike hampir pasti “menyabotase” pesta adidas menyusul partisipasi dua klub yang mereka sponsori di Olympiastadion, Sabtu (6/6).
Belum diketahui apa yang akan Nike lakukan di Berlin akhir pekan nanti. Namun, perusahaan berbasis Amerika Serikat tersebut dijamin tidak bakal melewatkan kesempatan untuk melakukan kampanye. Mereka pernah melakukannya ketikaall-Nike final juga terjadi empat tahun lalu melalui pertemuan Barcelona dengan Manchester United.
Sasaran Nike adalah Marble Arch. Mereka memandikan salah satu monumen terkenal di pusat London, tempat berlangsungnya final, itu dengan cahaya simbol para finalis ditambah slogan provokatif "kejayaan milik kami". Aksi Nike tidak lepas dari upaya memenangkan persaingan. Apalagi, mereka sebelumnya hanya terdiam menyaksikan dua tim adidas, Jerman dan Argentina, tampil di final Piala Dunia musim panas lalu.
Pada rilis terbarunya, Forbes menempatkan Nike di urutan ke- 18 daftar brandterbaik atau tertinggi pada pasar olahraga. Tapi, mereka masih belum bisa menggeser adidas, yang bertengger di peringkat 83 Forbes, menyangkut beberapa hal, termasuk dalam sepak bola.
Sponsor Liga Champions salah satunya. Adidas sudah menyediakan perlengkapan pertandingan kompetisi antarklub paling bergengsi tersebut mulai 2006, dengan memproduksi bola khusus final per 2000. Perusahaan asal Jerman itu juga mensponsori turnamenturnamen bergengsi, terutama yang paling besar Piala Eropa dan Piala Dunia.
Secara tradisional, adidas memang memiliki akar lebih kuat di sepak bola ketimbang Nike. Pasalnya, mereka fokus ke cabang olahraga paling populer di dunia itu sejak berdiri. Sebaliknya, konsentrasi awal Nike tertuju pada atletik.
Harley ikhsan
Belum diketahui apa yang akan Nike lakukan di Berlin akhir pekan nanti. Namun, perusahaan berbasis Amerika Serikat tersebut dijamin tidak bakal melewatkan kesempatan untuk melakukan kampanye. Mereka pernah melakukannya ketikaall-Nike final juga terjadi empat tahun lalu melalui pertemuan Barcelona dengan Manchester United.
Sasaran Nike adalah Marble Arch. Mereka memandikan salah satu monumen terkenal di pusat London, tempat berlangsungnya final, itu dengan cahaya simbol para finalis ditambah slogan provokatif "kejayaan milik kami". Aksi Nike tidak lepas dari upaya memenangkan persaingan. Apalagi, mereka sebelumnya hanya terdiam menyaksikan dua tim adidas, Jerman dan Argentina, tampil di final Piala Dunia musim panas lalu.
Pada rilis terbarunya, Forbes menempatkan Nike di urutan ke- 18 daftar brandterbaik atau tertinggi pada pasar olahraga. Tapi, mereka masih belum bisa menggeser adidas, yang bertengger di peringkat 83 Forbes, menyangkut beberapa hal, termasuk dalam sepak bola.
Sponsor Liga Champions salah satunya. Adidas sudah menyediakan perlengkapan pertandingan kompetisi antarklub paling bergengsi tersebut mulai 2006, dengan memproduksi bola khusus final per 2000. Perusahaan asal Jerman itu juga mensponsori turnamenturnamen bergengsi, terutama yang paling besar Piala Eropa dan Piala Dunia.
Secara tradisional, adidas memang memiliki akar lebih kuat di sepak bola ketimbang Nike. Pasalnya, mereka fokus ke cabang olahraga paling populer di dunia itu sejak berdiri. Sebaliknya, konsentrasi awal Nike tertuju pada atletik.
Harley ikhsan
(ftr)