Sanksi FIFA Tak Boleh Ganggu Proses Pembinaan
A
A
A
JAKARTA - Asosiasi PSSI Provinsi (Asprov) DKI tidak mau sanksi FIFA membuat aktifitas sepak bola di Tanah Air benar-benar terhenti. Untuk itu, demi terus menggelorakan sepak bola, Asprov DKI tetap mewajibkan para Pengurus Cabang (Pengcap) ibu kota untuk menjalankan program pembinaan yang telah dicanangkan.
Asprov DKI sendiri berjanji terus mendorong program pembinaan di level pengcab agar dapat terus berjalan seperti yang telah direncanakan. Dimana penegasan itu ditegaskan secara langsung oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asprov DKI Muchlas Rowi.
"Sanksi FIFA bukan berarti kiamat bagi sepak bola Indonesia. Makanya, meski disanksi, pembinaan atau even-even turnamen sepak bola tetap harus berjalan," ungkap Muchlas kepada wartawan di Jakarta, Kamis (4/6).
Lebih lanjut dikatakan, pasca FIFA menjatuhkan sanksi kepada PSSI, para stake holder sepak bola Indonesia tak terkecuali di DKI memang merasa resah. Mereka mempertanyakan masa depan pembinaan sepak bola terutama yang ada di Pengcab. Paling tidak, Pengcab punya agenda wajib yakni menggelar kompetisi antarklub anggota.
"Mereka menanyakan kepada kita (Asprov) apakah kompetisi klub internal juga akan dibubarkan. Seperti yang saya bilang tadi, sanksi FIFA bukan berarti kiamat bagi sepak bola Indonesia. Makanya, kami mengimbau kepada pengcab-pengcab agar tetap memutar roda kompetisi klub anggota masing-masing," tuturnya.
Pada prinsipnya, lanjut Muchlas, Asprov menginginkan sepak bola di DKI tetap berjalan. Oleh karenanya, Asprov akan mengagendakan pertemuan dengan pengcab-pengcab dan seluruh klub-klub anggota.
"Agenda pertemuan itu untuk membahas kemungkinan menggelar turnamen. Bahkan Asprov DKI juga punya rencana bersinergi dengan asprov daerah lain, seperti Asprov Jawa Barat, Jawa Tengah , Jawa Timur Barat untuk menggelar turnamen regional Jawa," pungkasnya
Asprov DKI sendiri berjanji terus mendorong program pembinaan di level pengcab agar dapat terus berjalan seperti yang telah direncanakan. Dimana penegasan itu ditegaskan secara langsung oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asprov DKI Muchlas Rowi.
"Sanksi FIFA bukan berarti kiamat bagi sepak bola Indonesia. Makanya, meski disanksi, pembinaan atau even-even turnamen sepak bola tetap harus berjalan," ungkap Muchlas kepada wartawan di Jakarta, Kamis (4/6).
Lebih lanjut dikatakan, pasca FIFA menjatuhkan sanksi kepada PSSI, para stake holder sepak bola Indonesia tak terkecuali di DKI memang merasa resah. Mereka mempertanyakan masa depan pembinaan sepak bola terutama yang ada di Pengcab. Paling tidak, Pengcab punya agenda wajib yakni menggelar kompetisi antarklub anggota.
"Mereka menanyakan kepada kita (Asprov) apakah kompetisi klub internal juga akan dibubarkan. Seperti yang saya bilang tadi, sanksi FIFA bukan berarti kiamat bagi sepak bola Indonesia. Makanya, kami mengimbau kepada pengcab-pengcab agar tetap memutar roda kompetisi klub anggota masing-masing," tuturnya.
Pada prinsipnya, lanjut Muchlas, Asprov menginginkan sepak bola di DKI tetap berjalan. Oleh karenanya, Asprov akan mengagendakan pertemuan dengan pengcab-pengcab dan seluruh klub-klub anggota.
"Agenda pertemuan itu untuk membahas kemungkinan menggelar turnamen. Bahkan Asprov DKI juga punya rencana bersinergi dengan asprov daerah lain, seperti Asprov Jawa Barat, Jawa Tengah , Jawa Timur Barat untuk menggelar turnamen regional Jawa," pungkasnya
(rus)