Perang Taktik hingga Ambisi

Sabtu, 06 Juni 2015 - 10:01 WIB
Perang Taktik hingga Ambisi
Perang Taktik hingga Ambisi
A A A
AKHIR musim ini akan ditutup dengan pertandingan yang sangat bergengsi. Duel Juventus versus Barcelona, dua tim yang sama-sama mengejar gelar ketiganya dalam satu musim.

Tidak bisa dimungkiri Barcelona adalah tim yang dipenuhi para bintang berbakat serta striker berbahaya. Kekuatan individu pemain Barcelona musim ini sudah terbukti melihat perjalanan tim tersebut sejak fase penyisihan grup. Pemerhati sepak bola tentu paham bagaimana kuatnya mereka dan bisa dibilang Barcelona melaju sampai babak final tanpa hambatan berarti.

Namun, Juventus tetaplah Juventus yang juga memiliki kelebihan yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Juventus musim ini adalah tim yang selalu bisa keluar dari tekanan saat hampir semua orang meragukan kekuatan mereka. Juventus adalah satu kekuatan utuh yang tidak bergantung terhadap satu atau dua pemain bintang. Kekuatan kolektif yang akan menjadi modal utama menghadang kekuatan individual bintang-bintang Barcelona.

Penampilan kharismatik Gianluigi Buffon di bawah mistar gawang musim ini seakan membawa kita melihat seorang penjaga gawang dalam usia emas. Kegarangan Giorgio Chiellini dan ketenangan Leonardo Bonucci di depan Buffon adalah suatu perpaduan seimbang. Patrice Evra dalam usia yang tidak lagi muda juga menunjukkan kelas dengan pengalaman yang dimilikinya.

Stephan Lichtsteiner menjaga keseimbangan di sisi kanan pertahanan pun tidak dapat diragukan sebagai salah satu senjata kekuatan Juventus beberapa musim terakhir. Kuartet lini tengah, siapa pun yang diturunkan oleh Allegri, adalah salah satu kunci rahasia Juventus musim ini.

Kasus cedera dan larangan bertanding malah seperti sebuah berkah terselubung buat Massimiliano Allegri sehingga formasi di lini tengah punya banyak komposisi yang siap diturunkan. Duet Carlos Tevez dan Alvaro Moratta sepertinya akan jadi pilihan utama di starting line-upmelihat kesuksesan duet ini pada paruh akhir musim.

Jangan lupakan Lo Spirito yang tertanam dalam DNA semua elemen penting Juventus, sebuah spirit untuk selalu menjadi yang terbaik. Tuah venuefinal, OlympiaStadion Berlin, yang mulai sering didengungkan punggawa Juventus yang jadi bagian kesuksesan tim nasional Italia saat memenangkan Piala Dunia 2006. Semoga memori itu bisa menjadi faktor kuat yang bisa membangkitkan semangat tambahan.

Sementara Barca sangat diunggulkan di partai ini berdasarkan makin membaiknya trio Messi, Neymar, dan Suarez (MSN). Di seluruh ajang pada musim ini, trio MSN sudah mencetak sekitar 120 gol, sebuah catatan yang sangat impresif dan pasti mengerikan bagi kubu lawan.

Selain keahlian dalam mencetak gol, keunggulan utama trio ini adalah kemampuan bertukar posisi sama baiknya, pergerakan ketiganya sangat dinamis. Patron awal memang Messi di kanan dan Neymar di kiri mengapit Luis Suarez sebagai True 9. Namun, pada praktiknya skema tersebut bisa berubah tergantung kebutuhan. Sangat sering Messi mendadak berdiri di belakang Neymar dan Suarez yang berdiri sejajar.

Saat Messi bermain sedikit ke dalam, Luis Suarez bergeser ke kanan, dan Neymar masuk ke tengah untuk menyelesaikan umpan silang Suarez atau umpan terobosan Messi. Messi punmasih dengan gaya khasnya, membawa bola melewati banyak lawan, mengirim umpan terobosan, atau bermain wall to wall dengan Neymar atau Suarez. Begitu subur dan pergerakan yang dinamis membuat trio ini menjadi faktor unggulan terbesar mengantar Barca juara.

Selain faktor trio MSN, pendekatan permainan Barca yang variatif musim ini juga merupakan senjata terbaik pada partai final. Barca yang selama ini kental tiki taka, sekarang bermain lebih variatif. Barca bisa bermain lebih direct dengan mengandalkan aliran bola lebih cepat sampai ke pertahanan lawan.

Aliran bola ini bisa berupa umpan lambung dari bek tengah atau bola terobosan dari bek atau gelandang bertahan yang langsung mengarah ke sekitar kotak penalti. Dua variasi ini merupakan solusi ketika tiki takabisa dihentikan dengan penumpukan pemain di lini tengah dan belakang. Faktor terakhir yang merupakan kunci Barca untuk menjadi juara adalah kedisiplinan lini belakang.

Musim ini duet Pique dan Mascherano tampil sangat baik. Masche sangat bagus dalam mengantisipasi pergerakan bek lawan, sebuah fungsi yang dulu dilakukan oleh Puyol. Tekel Masche sangat baik. Dia sering berhasil menghentikan lawan tanpa berbuah pelanggaran. Pique sendiri masih dengan kelebihannya, yaitu bek yang sangat baik dalam memotong bola dan tergolong lihai memanfaatkan situasi bola mati untuk mencetak gol.

Selain bek tengah yang tampil baik, kiper juga menjadi salah satu kunci Barca musim ini. Meskipun tidak sebaik Bravo, Ter Stegen mampu tampil sesuai kebutuhan Barca, yaitu kiper yang mampu berfungsi sebagai titik awal dimulainya serangan.

Dengan segala kelebihan yang dimiliki Barca, seharusnya mereka bisa meraih Liga Champions kelimanya musim ini sekaligus treblekedua sepanjang sejarah Barca.
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6692 seconds (0.1#10.140)