Bukan Tim Neymar
A
A
A
TEMUCO - Menghadapi laga perdana kontra Brasil di Estadio Municipal German Becker Temuco, dini hari nanti, Peru tidak ingin mengistimewakan Neymar da Silva Santos Junior.
Menurut Jose Paolo Guerrero, Brasil bukan hanya Neymar. Mantan striker Bayern Muenchen dan Hamburg SV, yang kini membela Flamengo, itu menyebut semua pemain tim Samba berlabel bintang. “Kami tidak hanya akan fokus mengawal Neymar. Kami melawan Brasil, bukan Neymar.
Kami juga harus fokus pada pemain lain,” tutur Guerrero, dilansir goal.com. Fakta menunjukkan, selama bertahuntahun Brasil dianggap kekuatan yang menakutkan. Tim Samba dinilai sebagai tim tersukses karena meraih banyak gelar. Mereka 5 kali menjuarai Piala Dunia dan 8 kali Copa America. Kemudian, empat kali memenangi Piala Konfederasi. Bila ditotal, koleksi trofi Brasil berjumlah 17.
Sayang, reputasi Brasil dalam beberapa tahun terakhir mulai menurun. Sudah hampir 10 tahun mereka minim prestasi. Mereka gagal bersinar di Piala Dunia 2006, 2010, dan 2014. Terakhir kali mereka berpesta adalah saat memenangi Copa America 2007. Setelah berjaya di Venezuela pada 2007, Brasil hanya sampai perempat final di Piala Dunia 2010. Hasil serupa terulang di Argentina pada Copa America 2011.
Bukan cuma memulai langkah dengan tersendat, Brasil juga gagal ke semifinal karena disingkirkan Paraguay lewat adu penalti. Kulminasi keterpurukan Brasil tersaji kala menggelar Piala Dunia 2014. Bermaksud melakukan perayaan di depan publik, tim yang kini diasuh Carlos Dunga itu malah menerima malu.
Brasil dihancurkan Jerman 1-7 pada semifinal. Hasil itu berlanjut dengan kekalahan 0-3 dari Belanda pada perebutan juara ketiga. Catatan memalukan itu membuat Brasil sempat menjadi objek olok-olok. Pelatih Luiz Felipe Scolari sampai hengkang pada 22 Juli 2014 dan tugasnya dilanjutkan Dunga.
Menariknya, setelah mantan arsitek Internacional Porto Alegre itu merapat, torehan Brasil membaik dan mencatat hasil sempurna. Sejauh ini Brasil membukukan 10 kemenangan beruntun. Semuanya berstatus laga persahabatan. Korban terbaru adalah Honduras yang ditaklukkan 1-0. Peningkatan itu menumbuhkan asa seluruh pendukung kalau Brasil dapat menduduki singgasana di Cile.
“Apa yang terjadi saat Piala Dunia 2014 telah mengisolasi kami. Semua orang berbicara tentang kewajiban kami memulihkan reputasi. Sepak bola Brasil tetap dikagumi. Beban untuk menang selalu dirasakan pemain. Timnas harus tetap kompetitif dan terus menang, apa pun caranya,” ucap Dunga, dikutip Reuters.
Persiapan Brasil, yang mampu memaksimalkan semua partai persahabatan akan diuji di Temuco, dini hari nanti. Apakah mereka benar-benar telah keluar dari mimpi buruk dan meraih hasil bagus? Angka penuh wajib diraih demi merebut lagi simpati publik. “Jujur, kami masih belum berada di level yang seharusnya.
Fans kami sangat menuntut. Mereka itu sangat perfeksionis. Kami juga selalu ingin menjadi yang terbaik. Jadi, kami akan berusa terus berkembang semampunya,” tutur Dunga. Brasil punya kans besar memetik angka penuh bila mengacu statistik. Kapasitas Brasil bukan hanya diukur dari torehan sempurna di partai persahabatan, melainkan juga hamparan amunisi berkelas.
Sejumlah pemain sedang dalam kepercayaan diri tinggi lantaran meraih gelar di kompetisi domestik. Neymar dan Dani Alves membukukan treble winners bersama Barcelona. David Luiz, Thiago Silva, dan Marquinhos membantu Paris Saint-Germain (PSG) menguasai Prancis. Sedangkan Ramires, Filipe Luis, dan Willian menyumbang gelar Liga Primer untuk Chelsea.
“Kami berharap Neymar akan tampil bersama kami. Kami juga berharap dia dapat menunjukkan performa hebat seperti yang diperlihatkan bersama Barcelona (dengan memenangi Primera Liga, Copa del Rey, dan Liga Champions),” pungkas Dunga.
M mirza
Menurut Jose Paolo Guerrero, Brasil bukan hanya Neymar. Mantan striker Bayern Muenchen dan Hamburg SV, yang kini membela Flamengo, itu menyebut semua pemain tim Samba berlabel bintang. “Kami tidak hanya akan fokus mengawal Neymar. Kami melawan Brasil, bukan Neymar.
Kami juga harus fokus pada pemain lain,” tutur Guerrero, dilansir goal.com. Fakta menunjukkan, selama bertahuntahun Brasil dianggap kekuatan yang menakutkan. Tim Samba dinilai sebagai tim tersukses karena meraih banyak gelar. Mereka 5 kali menjuarai Piala Dunia dan 8 kali Copa America. Kemudian, empat kali memenangi Piala Konfederasi. Bila ditotal, koleksi trofi Brasil berjumlah 17.
Sayang, reputasi Brasil dalam beberapa tahun terakhir mulai menurun. Sudah hampir 10 tahun mereka minim prestasi. Mereka gagal bersinar di Piala Dunia 2006, 2010, dan 2014. Terakhir kali mereka berpesta adalah saat memenangi Copa America 2007. Setelah berjaya di Venezuela pada 2007, Brasil hanya sampai perempat final di Piala Dunia 2010. Hasil serupa terulang di Argentina pada Copa America 2011.
Bukan cuma memulai langkah dengan tersendat, Brasil juga gagal ke semifinal karena disingkirkan Paraguay lewat adu penalti. Kulminasi keterpurukan Brasil tersaji kala menggelar Piala Dunia 2014. Bermaksud melakukan perayaan di depan publik, tim yang kini diasuh Carlos Dunga itu malah menerima malu.
Brasil dihancurkan Jerman 1-7 pada semifinal. Hasil itu berlanjut dengan kekalahan 0-3 dari Belanda pada perebutan juara ketiga. Catatan memalukan itu membuat Brasil sempat menjadi objek olok-olok. Pelatih Luiz Felipe Scolari sampai hengkang pada 22 Juli 2014 dan tugasnya dilanjutkan Dunga.
Menariknya, setelah mantan arsitek Internacional Porto Alegre itu merapat, torehan Brasil membaik dan mencatat hasil sempurna. Sejauh ini Brasil membukukan 10 kemenangan beruntun. Semuanya berstatus laga persahabatan. Korban terbaru adalah Honduras yang ditaklukkan 1-0. Peningkatan itu menumbuhkan asa seluruh pendukung kalau Brasil dapat menduduki singgasana di Cile.
“Apa yang terjadi saat Piala Dunia 2014 telah mengisolasi kami. Semua orang berbicara tentang kewajiban kami memulihkan reputasi. Sepak bola Brasil tetap dikagumi. Beban untuk menang selalu dirasakan pemain. Timnas harus tetap kompetitif dan terus menang, apa pun caranya,” ucap Dunga, dikutip Reuters.
Persiapan Brasil, yang mampu memaksimalkan semua partai persahabatan akan diuji di Temuco, dini hari nanti. Apakah mereka benar-benar telah keluar dari mimpi buruk dan meraih hasil bagus? Angka penuh wajib diraih demi merebut lagi simpati publik. “Jujur, kami masih belum berada di level yang seharusnya.
Fans kami sangat menuntut. Mereka itu sangat perfeksionis. Kami juga selalu ingin menjadi yang terbaik. Jadi, kami akan berusa terus berkembang semampunya,” tutur Dunga. Brasil punya kans besar memetik angka penuh bila mengacu statistik. Kapasitas Brasil bukan hanya diukur dari torehan sempurna di partai persahabatan, melainkan juga hamparan amunisi berkelas.
Sejumlah pemain sedang dalam kepercayaan diri tinggi lantaran meraih gelar di kompetisi domestik. Neymar dan Dani Alves membukukan treble winners bersama Barcelona. David Luiz, Thiago Silva, dan Marquinhos membantu Paris Saint-Germain (PSG) menguasai Prancis. Sedangkan Ramires, Filipe Luis, dan Willian menyumbang gelar Liga Primer untuk Chelsea.
“Kami berharap Neymar akan tampil bersama kami. Kami juga berharap dia dapat menunjukkan performa hebat seperti yang diperlihatkan bersama Barcelona (dengan memenangi Primera Liga, Copa del Rey, dan Liga Champions),” pungkas Dunga.
M mirza
(bbg)