Cerita Mourinho Soal Murray, Wimbledon, dan Tenis
A
A
A
LONDON - Sosok Andy Murray ternyata sukses membuat Jose Mourinho yang terkenal angkuh menitikkan air mata. Hal itu diketahui ketika pelatih klub sepak bola Chelsea diwawancara seusai menyaksikan pertandingan petenis Inggris di babak semifinal Queens Club 2015.
Dilansir Telegraph, Senin (22/6/2015), Mourinho yang menyaksikan pertandingan Murray vs Viktor Troicki di semifinal Queens Club, sedikit bercerita soal kemenangan Murray di Wimbledon 2013 lalu. Ketika petenis berusia 28 tahun itu merengkuh juara dengan mengalahkan Novak Djokovic di final, pelatih sepak bola Portugal itu yang datang langsung ke SW19, langsung terenyuh sampai menitikkan air mata.
"Saya harus mengungkapkan, saya menitikkan beberapa air mata untuk Andy ketika ia memenangkan Wimbledon. Itu sesuatu yang jelas sangat berarti dalam karier seseorang. Saya bisa membayangkan hal itu dari sudut pandang yang lain," tuturnya.
"Saya tidak berpikir ia mengganti kemenangan di Wimbledon dengan 10 kemenangan Grand Slam lainnya. Itu lebih dari sekedar permainan dan turnamen. Dia telah meruntuhkan dinding psikologis untuk setiap warga Inggris yang mencintai tenis. Saya berpikir itu adalah hari terbaik sepanjang kariernya dan saya mendapat kebahagiaan di mana saya berada saat itu," ungkapnya.
Soal tenis, tambah Mourinho, dia menyebut olah raga raket itu justru lebih menegangkan ketimbang sepak bola. Pasalnya, pemain yang berlaga di lapangan langsung dihadapkan pada situasi ketertinggalan.
"Dalam tenis, mereka selalu mengambil adu penalti. Setiap poin adalah keputusan yang sulit sehingga mereka mesti selalu kuat. Saya selalu mengatakan, dalam olahraga terkadang kami bersembunyi satu sama lain. Kami selalu menemukan alasan keberhasilan dan kegagalan. Dengan cara ini, tenis sangat fenomenal sebab anda harus sangat kuat," pungkasnya.
Murray sendiri baru saja mendapat trofi juara Queens Club yang jadi ajang pemanasan Wimbledon 2015 dengan mengalahkan Kevin Anderson di final. Grand Slam ketiga tahun ini sendiri akan digelar pada 29 Juni mendatang. (Baca Juga: Andy Murray Juara Turnamen Pemanasan Wimbledon 2015)
Dilansir Telegraph, Senin (22/6/2015), Mourinho yang menyaksikan pertandingan Murray vs Viktor Troicki di semifinal Queens Club, sedikit bercerita soal kemenangan Murray di Wimbledon 2013 lalu. Ketika petenis berusia 28 tahun itu merengkuh juara dengan mengalahkan Novak Djokovic di final, pelatih sepak bola Portugal itu yang datang langsung ke SW19, langsung terenyuh sampai menitikkan air mata.
"Saya harus mengungkapkan, saya menitikkan beberapa air mata untuk Andy ketika ia memenangkan Wimbledon. Itu sesuatu yang jelas sangat berarti dalam karier seseorang. Saya bisa membayangkan hal itu dari sudut pandang yang lain," tuturnya.
"Saya tidak berpikir ia mengganti kemenangan di Wimbledon dengan 10 kemenangan Grand Slam lainnya. Itu lebih dari sekedar permainan dan turnamen. Dia telah meruntuhkan dinding psikologis untuk setiap warga Inggris yang mencintai tenis. Saya berpikir itu adalah hari terbaik sepanjang kariernya dan saya mendapat kebahagiaan di mana saya berada saat itu," ungkapnya.
Soal tenis, tambah Mourinho, dia menyebut olah raga raket itu justru lebih menegangkan ketimbang sepak bola. Pasalnya, pemain yang berlaga di lapangan langsung dihadapkan pada situasi ketertinggalan.
"Dalam tenis, mereka selalu mengambil adu penalti. Setiap poin adalah keputusan yang sulit sehingga mereka mesti selalu kuat. Saya selalu mengatakan, dalam olahraga terkadang kami bersembunyi satu sama lain. Kami selalu menemukan alasan keberhasilan dan kegagalan. Dengan cara ini, tenis sangat fenomenal sebab anda harus sangat kuat," pungkasnya.
Murray sendiri baru saja mendapat trofi juara Queens Club yang jadi ajang pemanasan Wimbledon 2015 dengan mengalahkan Kevin Anderson di final. Grand Slam ketiga tahun ini sendiri akan digelar pada 29 Juni mendatang. (Baca Juga: Andy Murray Juara Turnamen Pemanasan Wimbledon 2015)
(akr)