Masih Tumpul
A
A
A
LA SERENA - Skorsing Luis Suarez akibat insiden gigitan di Piala Dunia 2014 berdampak negatif pada lini depan Uruguay. Dari dua gol pada tiga laga fase grup Copa America 2015, tidak ada yang dicetak striker.
Ketika El Pistolero sedang berlibur di Maladewa bersama sang istri, Sofia Balbi, serta kedua anaknya, Benjamin dan Delfina; Abel Hernandez, Diego Rolan, hingga Edinson Cavani justru mendapatkan kritik pedas. Sebab, sebagai striker yang diharapkan sanggup menggantikan tempat Suarez sebagai produsen gol, ketiganya justru tumpul.
Fakta di Cile menunjukkan, Uruguay mencetak kemenangan 1-0 atas Jamaika, dikalahkan Argentina 0-1, dan bermain 1-1 dengan Paraguay. Dua pemain yang memberi Los Charruas gol adalah Cristian Rodriguez (gelandang) dan Jose Maria Gimenez (bek). Akibatnya, sang juara bertahan harus bersusah payah lolos ke perempat final sebagai satu dari dua tim peringkat tiga terbaik.
Meski Uruguay gagal mendapatkan kemenangan, Oscar Washington Tabarez mengatakan tetap puas dengan performa timnya dan bersyukur dapat melaju ke perempat final. ”Itu (melawan Paraguay) pertandingan yang sulit. Seperti prediksi kami sebelumnya, sangat sulit mendominasi penguasaan bola. Laga ini juga banyak melakukan duel-duel udara,” ujar Tabarez, dilansir goal.com.
”Kami seharusnya bisa sedikit lebih tenang dalam menghadapi situasi tertentu. Kami melakukan segala sesuatunya dengan baik dan mendapatkan kesempatan untuk terus berada di Copa America. Meski sebenarnya saya ingin tim ini mendapatkan sesuatu yang lebih dari laga tadi (versus Paraguay), saya tetap senang karena tim ini lolos ke fase knock-out,” tutur nakhoda berjuluk El Maestro itu.
Selanjutnya Uruguay akan bertemu Cile pada babak delapan besar, Rabu (24/6). ”Cile telah menampilkan permainan sepak bola yang baik. Mereka bermain di level tinggi. Sama seperti tim lain, Cile memiliki peluang bagus untuk juara. Jadi, kami hanya perlu mengikuti jalur yang sudah ada. Tidak ada formula khusus. Kami telah mengalami beberapa momen buruk dan beberapa momen bagus,” ujar Tabarez.
Jika Uruguay harus bersusah payah mendapatkan tiket perempat final, situasi berbeda dirasakan Paraguay. Mereka lolos sebagai runner-upGrup B atau tepat di bawah Argentina. Hasil itu merupakan keempat kalinya secara beruntun Paraguay melaju dari babak penyisihan grup Copa America setelah 2004, 2007, dan 2011. Pada perempat final Los Guaraniesakan menghadapi tim dari Grup C (Brasil, Kolombia, Peru, Venezuela).
”Kami melaju ke perempat final berkat usaha dan kerja keras dari para pemain. Mereka bintangnya. Saya sangat senang dengan apa yang telah kita lakukan di turnamen tahun ini. Semoga tim bisa melangkah lebih jauh. Bila perlu melampaui catatan 2011,” ungkap Ramon Diaz. Empat tahun lalu di Argentina, Paraguay mampu menginjakkan kali di pertandingan puncak.
Sayang, pada duel yang berlangsung di Estadio Monumental Antonio Vespucio Liberti, Buenos Aires, mereka dikalahkan Uruguay tiga gol tanpa balas. Saat itu tiga gol Los Charruas dilesakkan Suarez dan Diego Forlan (dua gol).
Alimansyah
Ketika El Pistolero sedang berlibur di Maladewa bersama sang istri, Sofia Balbi, serta kedua anaknya, Benjamin dan Delfina; Abel Hernandez, Diego Rolan, hingga Edinson Cavani justru mendapatkan kritik pedas. Sebab, sebagai striker yang diharapkan sanggup menggantikan tempat Suarez sebagai produsen gol, ketiganya justru tumpul.
Fakta di Cile menunjukkan, Uruguay mencetak kemenangan 1-0 atas Jamaika, dikalahkan Argentina 0-1, dan bermain 1-1 dengan Paraguay. Dua pemain yang memberi Los Charruas gol adalah Cristian Rodriguez (gelandang) dan Jose Maria Gimenez (bek). Akibatnya, sang juara bertahan harus bersusah payah lolos ke perempat final sebagai satu dari dua tim peringkat tiga terbaik.
Meski Uruguay gagal mendapatkan kemenangan, Oscar Washington Tabarez mengatakan tetap puas dengan performa timnya dan bersyukur dapat melaju ke perempat final. ”Itu (melawan Paraguay) pertandingan yang sulit. Seperti prediksi kami sebelumnya, sangat sulit mendominasi penguasaan bola. Laga ini juga banyak melakukan duel-duel udara,” ujar Tabarez, dilansir goal.com.
”Kami seharusnya bisa sedikit lebih tenang dalam menghadapi situasi tertentu. Kami melakukan segala sesuatunya dengan baik dan mendapatkan kesempatan untuk terus berada di Copa America. Meski sebenarnya saya ingin tim ini mendapatkan sesuatu yang lebih dari laga tadi (versus Paraguay), saya tetap senang karena tim ini lolos ke fase knock-out,” tutur nakhoda berjuluk El Maestro itu.
Selanjutnya Uruguay akan bertemu Cile pada babak delapan besar, Rabu (24/6). ”Cile telah menampilkan permainan sepak bola yang baik. Mereka bermain di level tinggi. Sama seperti tim lain, Cile memiliki peluang bagus untuk juara. Jadi, kami hanya perlu mengikuti jalur yang sudah ada. Tidak ada formula khusus. Kami telah mengalami beberapa momen buruk dan beberapa momen bagus,” ujar Tabarez.
Jika Uruguay harus bersusah payah mendapatkan tiket perempat final, situasi berbeda dirasakan Paraguay. Mereka lolos sebagai runner-upGrup B atau tepat di bawah Argentina. Hasil itu merupakan keempat kalinya secara beruntun Paraguay melaju dari babak penyisihan grup Copa America setelah 2004, 2007, dan 2011. Pada perempat final Los Guaraniesakan menghadapi tim dari Grup C (Brasil, Kolombia, Peru, Venezuela).
”Kami melaju ke perempat final berkat usaha dan kerja keras dari para pemain. Mereka bintangnya. Saya sangat senang dengan apa yang telah kita lakukan di turnamen tahun ini. Semoga tim bisa melangkah lebih jauh. Bila perlu melampaui catatan 2011,” ungkap Ramon Diaz. Empat tahun lalu di Argentina, Paraguay mampu menginjakkan kali di pertandingan puncak.
Sayang, pada duel yang berlangsung di Estadio Monumental Antonio Vespucio Liberti, Buenos Aires, mereka dikalahkan Uruguay tiga gol tanpa balas. Saat itu tiga gol Los Charruas dilesakkan Suarez dan Diego Forlan (dua gol).
Alimansyah
(ftr)