Tim Persib Bubar
A
A
A
BANDUNG - Manajemen PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) akhirnya memutuskan mengakhiri kontrak para punggawa Maung Bandung. Langkah tersebut sebagai imbas tidak adanya kompetisi atau turnamen di Tanah Air.
Pemutusan kontrak sebenarnya sudah dilakukan sejak 15 Mei 2015, tepatnya setelah Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menyatakan force majeurdan secara resmi menghentikan seluruh kegiatan, termasuk liga domestik. Ini artinya, tim Persib yang dibentuk untuk musim 2015 resmi bubar.
“Dengan surat yang diberikan PT Liga Indonesia, di mana Kompetisi ISL berakhir per 2 Mei. Setelah kami rapat internal, akhirnya untuk Kompetisi ISL 2015 kami putuskan kontrak tepat pada 15 Mei,” ujar Direktur Operasional PT PBB Risha Adhi Widjaya, kemarin. Keputusan tersebut, lanjut Risha, memang sudah tertuang dalam klausal kontrak. “Jadi, seandainya kompetisi berakhir, kedua belah pihak sepakat mengakhiri kontrak itu, meski di kontrak awal para pemain rata-rata habis kontrak akhir November nanti,” katanya.
Risha mengaku terpaksa melakukan pemutusan kontrak para pemainnya. Selain tidak adanya kepastian kompetisi, pada saat bersamaan ke-14 sponsor yang sudah melakukan kerja sama dengan Persib mulai melakukan tuntutan.
“Kami sangat berharap adanya turnamen, karena dengan tidak adanya turnamen ini cukup membuat kami kesulitan. Sponsor pasti akan menghitung ulang kerja sama ini. Saat ini kami sedang dalam proses pembahasan dan pembicaraan dengan pihak sponsor bagaimana menyikapi dengan berhentinya kompetisi ini sampai detik ini masih kami bicarakan,” paparnya.
Hanya, saat ini, kata Risha, Persib sudah kehilangan satu sponsornya. “Kalau sponsor yang lain masih menghitung apa yang sudah dan belum kami penuhi,” tuturnya. Meski sudah diputus kontrak, Risha berharap para punggawanya masih mau berseragam Persib jika kompetisi atau turnamen kembali diadakan.
“Jika ada kontrak baru yang akan ditawarkan, bisa per satu pertandingan atau tergantung turnamennya. Kalau berlangsung empat bulan, manajemen akan kontrak empat bulan, sampai adanya kejelasan kapan dimulainya ISL 2016,” katanya.
Namun, Risha tidak bisa berbuat banyak jika suatu saat para pemainnya lebih memilih klub lain ketimbang Persib. “Kondisi kami sangat sulit. Yang pasti, kalau ada turnamen, kami akan memberi kabar kepada mereka dengan harapan bisa bergabung lagi dan nanti pasti ada negosiasi kontrak, tergantung bagaimana turnamen yang dijalani,” pungkasnya.
Sementara Pelatih Persib Djadjang Nurdjaman mengaku tidak bisa menjamin Atep dkk tetap membela Maung Bandung, jika suatu saat kompetisi atau turnamen kembali digulirkan. Saat ini, kata Djanur, para pemain sudah bebas transfer setelah manajemen tim memutuskan mengakhiri kontrak. “Buat saya sebagai pelatih, tidak segampang itu memanggil pemain yang statusnya sudah bebas. Karena bisa saja mereka sudah ada yang pergi kemana (membela klub lain),” ujar Djanur, kemarin.
Lain halnya, lanjut Djanur saat para pemain berstatus sebagai anggota Persib yang terikat kontrak hingga November mendatang. Kondisi pemain Persib sama persis dengan apa yang dirasakan jajaran pelatih Maung Bandung. “Untuk pelatih dan pemain sama. Jadi saya tidak bisa membantu keputusan manajemen,” katanya.
Muhammad ginanjar
Pemutusan kontrak sebenarnya sudah dilakukan sejak 15 Mei 2015, tepatnya setelah Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menyatakan force majeurdan secara resmi menghentikan seluruh kegiatan, termasuk liga domestik. Ini artinya, tim Persib yang dibentuk untuk musim 2015 resmi bubar.
“Dengan surat yang diberikan PT Liga Indonesia, di mana Kompetisi ISL berakhir per 2 Mei. Setelah kami rapat internal, akhirnya untuk Kompetisi ISL 2015 kami putuskan kontrak tepat pada 15 Mei,” ujar Direktur Operasional PT PBB Risha Adhi Widjaya, kemarin. Keputusan tersebut, lanjut Risha, memang sudah tertuang dalam klausal kontrak. “Jadi, seandainya kompetisi berakhir, kedua belah pihak sepakat mengakhiri kontrak itu, meski di kontrak awal para pemain rata-rata habis kontrak akhir November nanti,” katanya.
Risha mengaku terpaksa melakukan pemutusan kontrak para pemainnya. Selain tidak adanya kepastian kompetisi, pada saat bersamaan ke-14 sponsor yang sudah melakukan kerja sama dengan Persib mulai melakukan tuntutan.
“Kami sangat berharap adanya turnamen, karena dengan tidak adanya turnamen ini cukup membuat kami kesulitan. Sponsor pasti akan menghitung ulang kerja sama ini. Saat ini kami sedang dalam proses pembahasan dan pembicaraan dengan pihak sponsor bagaimana menyikapi dengan berhentinya kompetisi ini sampai detik ini masih kami bicarakan,” paparnya.
Hanya, saat ini, kata Risha, Persib sudah kehilangan satu sponsornya. “Kalau sponsor yang lain masih menghitung apa yang sudah dan belum kami penuhi,” tuturnya. Meski sudah diputus kontrak, Risha berharap para punggawanya masih mau berseragam Persib jika kompetisi atau turnamen kembali diadakan.
“Jika ada kontrak baru yang akan ditawarkan, bisa per satu pertandingan atau tergantung turnamennya. Kalau berlangsung empat bulan, manajemen akan kontrak empat bulan, sampai adanya kejelasan kapan dimulainya ISL 2016,” katanya.
Namun, Risha tidak bisa berbuat banyak jika suatu saat para pemainnya lebih memilih klub lain ketimbang Persib. “Kondisi kami sangat sulit. Yang pasti, kalau ada turnamen, kami akan memberi kabar kepada mereka dengan harapan bisa bergabung lagi dan nanti pasti ada negosiasi kontrak, tergantung bagaimana turnamen yang dijalani,” pungkasnya.
Sementara Pelatih Persib Djadjang Nurdjaman mengaku tidak bisa menjamin Atep dkk tetap membela Maung Bandung, jika suatu saat kompetisi atau turnamen kembali digulirkan. Saat ini, kata Djanur, para pemain sudah bebas transfer setelah manajemen tim memutuskan mengakhiri kontrak. “Buat saya sebagai pelatih, tidak segampang itu memanggil pemain yang statusnya sudah bebas. Karena bisa saja mereka sudah ada yang pergi kemana (membela klub lain),” ujar Djanur, kemarin.
Lain halnya, lanjut Djanur saat para pemain berstatus sebagai anggota Persib yang terikat kontrak hingga November mendatang. Kondisi pemain Persib sama persis dengan apa yang dirasakan jajaran pelatih Maung Bandung. “Untuk pelatih dan pemain sama. Jadi saya tidak bisa membantu keputusan manajemen,” katanya.
Muhammad ginanjar
(ftr)