Demi Gelar Dan Top Skor
A
A
A
SANTIAGO - Rebutlah penghargaan sepatu emas, maka peluang membantu tanah kelahiran menjuarai Copa America makin terbuka.
Ambisi itulah yang diusung Eduardo Vargas dan Sergio Aguero pada final edisi 2015 di Estadio Nacional, Minggu (5/7). Keduanya akan adu tajam demi memperbesar kesempatan mengangkat trofi. Vargas saat ini berada di atas angin lewat torehan empat gol. Dia menjadi pemain Cile tersubur di Copa America sejak Ivan Zamorano merobek gawang lawan lima kali 1991.
Dengan tekad menyamai bahkan melampaui catatan striker legendaris itu, Vargas berharap dapat membantu La Roja memenangkan gelar internasional pertama sepanjang sejarah. Aguero dipastikan tidak tinggal diam mendengar tekad Vargas. Bomber Manchester City itu boleh tertinggal satu angka di belakang rival.
Namun, Aguero yakin bisa menyalip Vargas di daftar top skor berkat dukungan Lionel Messi dkk. ”Aguero, Messi, atau (Carlos) Tevez bakal merepotkan kami. Cile mesti waspada penuh menghadapi mereka,” tandas Zamorano, dikutip El Grafico.
Catatan Gabriel Batistuta turut meningkatkan semangat Aguero. Batistuta mengantongi trofi juara dan penghargaan sepatu emas Copa America 1991. Kini Aguero berambisi menyamai rekor tersebut. ”Angan utama adalah membawa pulang gelar dan top skor. Tapi yang terpenting Argentina berjaya pada final,” ungkap Aguero.
Namun, calon pemain paling produktif Copa America bukan Vargas dan Aguero saja. Paolo Guerrero dan Lucas Barrios mengintip kesempatan dan siap mencuri. Sama-sama mengoleksi tiga gol, mereka berpotensi menambah tabungan saat Peru dan Paraguay memperebutkan peringkat 3 di Estadio Municipal besok pagi.
Vargas dan Aguero juga perlu mewaspadai Alexis Vidal. Kompatriot Vargas tersebut membuktikan produktivitasnya meski beroperasi di lini tengah melalui catatan tiga gol. Sejarah Copa America menunjukkan kesuksesan tim berbanding lurus dengan pemenang sepatu emas.
Tercatat pemain tersubur empat turnamen terakhir berasal dari tim pemenang, yakni Rivaldo dan Ronaldo (1997), Victor Aristizabal (1999), Adriano (2001), dan Robinho (2007). Satu-satunya pengecualian terjadi pada 2011, ketika Guerrero ”mencuri” gelar dari Uruguay.
Harley ikhsan
Ambisi itulah yang diusung Eduardo Vargas dan Sergio Aguero pada final edisi 2015 di Estadio Nacional, Minggu (5/7). Keduanya akan adu tajam demi memperbesar kesempatan mengangkat trofi. Vargas saat ini berada di atas angin lewat torehan empat gol. Dia menjadi pemain Cile tersubur di Copa America sejak Ivan Zamorano merobek gawang lawan lima kali 1991.
Dengan tekad menyamai bahkan melampaui catatan striker legendaris itu, Vargas berharap dapat membantu La Roja memenangkan gelar internasional pertama sepanjang sejarah. Aguero dipastikan tidak tinggal diam mendengar tekad Vargas. Bomber Manchester City itu boleh tertinggal satu angka di belakang rival.
Namun, Aguero yakin bisa menyalip Vargas di daftar top skor berkat dukungan Lionel Messi dkk. ”Aguero, Messi, atau (Carlos) Tevez bakal merepotkan kami. Cile mesti waspada penuh menghadapi mereka,” tandas Zamorano, dikutip El Grafico.
Catatan Gabriel Batistuta turut meningkatkan semangat Aguero. Batistuta mengantongi trofi juara dan penghargaan sepatu emas Copa America 1991. Kini Aguero berambisi menyamai rekor tersebut. ”Angan utama adalah membawa pulang gelar dan top skor. Tapi yang terpenting Argentina berjaya pada final,” ungkap Aguero.
Namun, calon pemain paling produktif Copa America bukan Vargas dan Aguero saja. Paolo Guerrero dan Lucas Barrios mengintip kesempatan dan siap mencuri. Sama-sama mengoleksi tiga gol, mereka berpotensi menambah tabungan saat Peru dan Paraguay memperebutkan peringkat 3 di Estadio Municipal besok pagi.
Vargas dan Aguero juga perlu mewaspadai Alexis Vidal. Kompatriot Vargas tersebut membuktikan produktivitasnya meski beroperasi di lini tengah melalui catatan tiga gol. Sejarah Copa America menunjukkan kesuksesan tim berbanding lurus dengan pemenang sepatu emas.
Tercatat pemain tersubur empat turnamen terakhir berasal dari tim pemenang, yakni Rivaldo dan Ronaldo (1997), Victor Aristizabal (1999), Adriano (2001), dan Robinho (2007). Satu-satunya pengecualian terjadi pada 2011, ketika Guerrero ”mencuri” gelar dari Uruguay.
Harley ikhsan
(ftr)