Arema Serbasalah
A
A
A
MALANG - Setelah pulang dari Banyuwangi dengan tangan hampa kini Arema Cronus serbasalah menentukan langkah berikutnya.
Dalam hati ingin memberikan pemasukan finansial untuk tim, tapi realitanya tak segampang yang dibayangkan. Sebenarnya manajemen masih memiliki niat menggelar pertandingan sebelum Hari Raya Idul Fitri. Tujuannya gamblang, ingin memberikan THR untuk pemain setelah batal berlaga di Sunrise of Java Cup 2015. Namun, angan tersebut juga tidak mudah direalisasikan. Bukan persoalan lawan tanding, melainkan lebih pada prospek pertandingan itu sendiri.
Manajemen khawatir laga di Stadion Kanjuruhan kembali mendatangkan kerugian. Itu sudah dialami Singo Edan ketika menjamu Bali United beberapa pekan silam. ”Jujur saja kami masih dihantui ancaman kerugian seperti lawan Bali United. Kami butuh pemasukan, bukannya kerugian,” tutur General Manager Arema Ruddy Widodo.
Ruddy mengakui manajemen masih bersemangat memberikan sedikit tambahan finansial kepada pemain sebelum merayakan Lebaran. Namun, dia mengakui situasi dan kondisi yang dihadapi Singo Edantidaklah sederhana. Dengan situasi demikian, kemungkinan paling logis adalah baru menggelar laga setelah hari raya.
Apalagi, Arema harus berhitung dengan izin pertandingan jika mendatangkan lawan berbobot atau dengan rivalitas kental, seperti Persebaya Surabaya dan Persib Bandung. Persib dan Persebaya adalah opsi logis untuk menarik minat Aremania datang ke Kanjuruhan karena rivalitas yang sangat kental. Ide itu tercetus setelah laga lawan Bali United hanya dihadiri 7.500 penonton dan tak memberikan pemasukan berarti.
Pelatih Arema Suharno tampaknya juga masih ”malas” memikirkan program timnya sepulang dari Banyuwangi. Dia mengatakan, sejauh ini tidak ada agenda latihan untuk tim dan kemungkinan baru kembali berlatih seusai Lebaran.
Kukuh setyawan
Dalam hati ingin memberikan pemasukan finansial untuk tim, tapi realitanya tak segampang yang dibayangkan. Sebenarnya manajemen masih memiliki niat menggelar pertandingan sebelum Hari Raya Idul Fitri. Tujuannya gamblang, ingin memberikan THR untuk pemain setelah batal berlaga di Sunrise of Java Cup 2015. Namun, angan tersebut juga tidak mudah direalisasikan. Bukan persoalan lawan tanding, melainkan lebih pada prospek pertandingan itu sendiri.
Manajemen khawatir laga di Stadion Kanjuruhan kembali mendatangkan kerugian. Itu sudah dialami Singo Edan ketika menjamu Bali United beberapa pekan silam. ”Jujur saja kami masih dihantui ancaman kerugian seperti lawan Bali United. Kami butuh pemasukan, bukannya kerugian,” tutur General Manager Arema Ruddy Widodo.
Ruddy mengakui manajemen masih bersemangat memberikan sedikit tambahan finansial kepada pemain sebelum merayakan Lebaran. Namun, dia mengakui situasi dan kondisi yang dihadapi Singo Edantidaklah sederhana. Dengan situasi demikian, kemungkinan paling logis adalah baru menggelar laga setelah hari raya.
Apalagi, Arema harus berhitung dengan izin pertandingan jika mendatangkan lawan berbobot atau dengan rivalitas kental, seperti Persebaya Surabaya dan Persib Bandung. Persib dan Persebaya adalah opsi logis untuk menarik minat Aremania datang ke Kanjuruhan karena rivalitas yang sangat kental. Ide itu tercetus setelah laga lawan Bali United hanya dihadiri 7.500 penonton dan tak memberikan pemasukan berarti.
Pelatih Arema Suharno tampaknya juga masih ”malas” memikirkan program timnya sepulang dari Banyuwangi. Dia mengatakan, sejauh ini tidak ada agenda latihan untuk tim dan kemungkinan baru kembali berlatih seusai Lebaran.
Kukuh setyawan
(ftr)