Pembalasan Sempurna

Selasa, 07 Juli 2015 - 09:32 WIB
Pembalasan Sempurna
Pembalasan Sempurna
A A A
VANCOUVER - Carli Lloyd membayar lunas kegagalan adu penalti final Piala Dunia Wanita 2011 dengan hattrick ke gawang Jepang untuk membawa Amerika Serikat (AS) menjadi yang terbaik di Piala Dunia Wanita 2015.

Sejarah mencatat, empat tahun lalu di Commerzbank-Arena, Frankfurt, Lloyd merupakan satu dari tiga eksekutor AS yang gagal menjebol jala Ayumi Kaihori. Jepang menang adu penalti 3-1 (2-2). Kini, empat tahun kemudian, Lloyd tiga kali membobol gawang Kaihori untuk membawa AS menang 5-2. Itu hattrick pertama yang terjadi di final kompetisi sepak bola wanita paling bergengsi di kolong langit tersebut.

Hebatnya, satu dari tiga gol Lloyd di BC Place, Vancouver, dini hari kemarin dihasilkan dengan cara luar biasa. Dari tengah lapangan, pemilik nomor punggung 10 itu berhasil mengelabui Kaihori yang mati langkah. ”Saya memimpikan mencetak gol seperti itu. Saya pernah melakukannya satu kali saat latihan, saat saya masih muda,” ujar Lloyd seusai pertandingan, dilansir USA Today.

Penampilan gemilang Lloyd melawan Jepang berujung award. Tambahan tiga gol membuat pemain kelahiran 16 Juli 1982 itu mengumpulkan enam gol di turnamen tahun ini. Jumlah tersebut sama dengan Celia Sasic (Jerman). Meski golden boot(top skor) menjadi milik Sasic karena memainkan jumlah menit yang lebih sedikit, Lloyd diputuskan FIFA menjadi pemain terbaik alias peraih golden ball.

Lloyd menjadi pemain AS kedua setelah Carin Jennings (1991) yang meraih ”bola emas”. ”Kami mendapatkan banyak kritik pada awal turnamen. Namun, kami berhasil berkembang sebagai tim. Dari hari ke hari kami semakin baik. Saat memasuki fase knock-out, kami menunjukkan level kami yang sebenarnya. Dengan bantuan Carli (Llyod), tim ini berhasil menyelesaikan misi dengan sempurna,” ungkap Christie Rampone.

Dengan keberhasilan membalas dendam kekalahan Piala Dunia Wanita 2011, AS kini mencatat sejarah baru. Mereka menjadi tim pertama yang berhasil mengumpulkan tiga trofi. Jumlah itu lebih baik dari koleksi tiga trofi milik Jerman. Sebelum 2015 AS juara pada 1991 dan 1999. Bahkan, sejak kompetisi ini digelar pertama kali di China pada 1991, AS selalu berhasil mencapai fase minimal semifinal.

”Pemain-pemain ini dilahirkan untuk momen-momen besar. Saat tekanan datang dan pertandingan besar berlangsung, tim ini justru tampil sangat bagus. Apakah sayap membayangkan kemenangan? Tentu saja. Setelah tiga gelar, kami bisa mendapatkan gelar keempat dan kelima,” kata Jillian Ellis, nakhoda AS kelahiran Portsmouth dan berpaspor Britania Raya.

Yang pasti, keberhasilan menjadi juara tahun ini makin menancapkan dominasi AS di sepak bola wanita. Pasalnya, tiga tahun lalu di London, mereka juga meraih medali emas Olimpiade 2012. Yang menarik adalah AS juga mengalahkan Jepang di final dengan Lloyd mencetak dua gol kemenangan 2-1.

Sejarah mencatat, selain menjadi juara Piala Dunia Wanita tiga kali, AS juga pernah meraih empat emas Olimpiade. Mereka juga berhasil mengumpulkan tujuh gelar Piala Emas CONCACAF Wanita. Pada sejumlah turnamen tidak resmi seperti Algarve Cup, US Cup, atau Four Nations Tournament, AS sering juara.

Andri ananto
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5325 seconds (0.1#10.140)