Jangan Cuma Urusi PSSI, Menpora!
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina), Reza Ali mendesak Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) di bawah pimpinan Imam Nahrawi tidak hanya berkonflik dengan PSSI. Pasalnya, menurut Reza, hal itu menyebabkan cabang olahraga lain menjadi terbengkalai.
"Kami tidak mendapat respon dari Kemenpora terutama soal anggaran," kata Reza ketika dihubungi Sindonews lewat sambungan telepon, Kamis (9/7) malam WIB.
Reza menambahkan, Kemenpora saat ini sangat lamban dalam merespon permintaan dari cabang olahraga lain akibat berkonflik dengan PSSI. Dia mencontohkan, lambatnya Kemenpora dalam merespon permintaan Pertina terkait anggaran untuk Pelatnas Olimpiade.
Dia mengungkapkan, Pertina saat ini sedang melakukan Pelatnas untuk turun di ajang Pra Olimpiade 2016 di Thailand Agustus nanti. Namun, pelatnas menjadi terganggu lantaran ketiadaan dana untuk membiayainya.
"Sekarang kami sedang Pelatnas tetapi kami tidak dibiayai. Negara lain sudah melakukan persiapan ke luar negeri sedangkan Indonesia masih di kandang sendiri," pungkasnya.
Lebih lanjut, Reza mengkhawatirkan, anggaran yang semula untuk cabang olahraga lain akan dialihkan untuk menyelenggarakan Piala Kemerdekaan yang akan diselenggarakan Kemenpora pada 1-15 Agustus nanti.
"Kami mengkhawatirkan anggaran akhirnya hanya tersedot ke cabang sepak bola sehingga mematikan cabang olahraga lain," ujarnya.
Reza pun berharap, Kemenpora tidak hanya berkonflik dengan PSSI dan meninggalkan cabang olahraga lainnya. Padahal, kata dia, cabang olahraga lain salah satunya tinju justru bisa menjadi peluang memberikan prestasi bagi Indonesia.
"Saya sudah dihubungi oleh cabang olahraga lain terkait keluhan mereka kepada Kemenpora," ujarnya.
"Saya terus terang mengkhawatirkan kami jadi terbengkalai karena konflik Kemenpora dengan PSSI. Jangan yang harusnya kita jaga jadi sirna karena tidak ada perhatian," tutupnya.
Seperti diketahui, Kemenpora saat ini masih berkonflik dengan PSSI soal penyelenggaraan sepak bola nasional. Konflik yang berawal dari kisruh legalitas Persebaya Surabaya dan Arema Cronus ini meluas hingga membuahkan sanksi dari FIFA kepada Indonesia.
Terkini, Kemenpora memutuskan untuk mengambil alih tanggung jawab PSSI, yang telah dibekukan Kemenpora, untuk menyelenggarakan kompetisi sepak bola nasional. Untuk mengisi kekosongan kompetisi, Kemenpora pun memutuskan menyelenggarakan Piala Kemerdekaan.
"Kami tidak mendapat respon dari Kemenpora terutama soal anggaran," kata Reza ketika dihubungi Sindonews lewat sambungan telepon, Kamis (9/7) malam WIB.
Reza menambahkan, Kemenpora saat ini sangat lamban dalam merespon permintaan dari cabang olahraga lain akibat berkonflik dengan PSSI. Dia mencontohkan, lambatnya Kemenpora dalam merespon permintaan Pertina terkait anggaran untuk Pelatnas Olimpiade.
Dia mengungkapkan, Pertina saat ini sedang melakukan Pelatnas untuk turun di ajang Pra Olimpiade 2016 di Thailand Agustus nanti. Namun, pelatnas menjadi terganggu lantaran ketiadaan dana untuk membiayainya.
"Sekarang kami sedang Pelatnas tetapi kami tidak dibiayai. Negara lain sudah melakukan persiapan ke luar negeri sedangkan Indonesia masih di kandang sendiri," pungkasnya.
Lebih lanjut, Reza mengkhawatirkan, anggaran yang semula untuk cabang olahraga lain akan dialihkan untuk menyelenggarakan Piala Kemerdekaan yang akan diselenggarakan Kemenpora pada 1-15 Agustus nanti.
"Kami mengkhawatirkan anggaran akhirnya hanya tersedot ke cabang sepak bola sehingga mematikan cabang olahraga lain," ujarnya.
Reza pun berharap, Kemenpora tidak hanya berkonflik dengan PSSI dan meninggalkan cabang olahraga lainnya. Padahal, kata dia, cabang olahraga lain salah satunya tinju justru bisa menjadi peluang memberikan prestasi bagi Indonesia.
"Saya sudah dihubungi oleh cabang olahraga lain terkait keluhan mereka kepada Kemenpora," ujarnya.
"Saya terus terang mengkhawatirkan kami jadi terbengkalai karena konflik Kemenpora dengan PSSI. Jangan yang harusnya kita jaga jadi sirna karena tidak ada perhatian," tutupnya.
Seperti diketahui, Kemenpora saat ini masih berkonflik dengan PSSI soal penyelenggaraan sepak bola nasional. Konflik yang berawal dari kisruh legalitas Persebaya Surabaya dan Arema Cronus ini meluas hingga membuahkan sanksi dari FIFA kepada Indonesia.
Terkini, Kemenpora memutuskan untuk mengambil alih tanggung jawab PSSI, yang telah dibekukan Kemenpora, untuk menyelenggarakan kompetisi sepak bola nasional. Untuk mengisi kekosongan kompetisi, Kemenpora pun memutuskan menyelenggarakan Piala Kemerdekaan.
(sha)