Klub Repot Kalkulasi Piala Indonesia Satu
A
A
A
MALANG - Klub-klub masih berhitung kebutuhan yang harus dipersiapkan sebelum mengikuti Piala Indonesia Satu. Lama vakum dari sepak bola membuat sejumlah klub agak repot dalam mempersiapkan diri.
Persela Lamongan misalnya, sejauh ini masih santai. Manajemen Laskar Jaka Tingkir juga belum menggelar pertemuan untuk merumuskan segala keperluan untuk mengikuti turnamen yang digagas Mahaka Sports.
Aspek bujet, komposisi tim, program latihan, hingga target di turnamen, hingga saat ini masih gelap. Belum diketahui kapan Persela mulai menggeliat. "Kami tentu menunggu arahan manajemen soal aktivitas tim. Sampai saat ini manajemen belum menggelar pertemuan," ujar Didik Ludiyanto, asisten pelatih Persela.
Pernyataan Didik juga dibenarkan Sekretaris Persela Muji Santoso yang memperkirakan usai lebaran baru ada pembahasan. "Belum ada langkah apa-apa. Mungkin pertemuan di tingkat manajemen baru digelar setelah lebaran nanti," kata Muji.
Dia membenarkan bahwa Persela harus sangat kalkulatif sebelum menentukan program untuk tim alias memulai aktivitas lagi. "Kami harus menentukan berapa bujet yang dibutuhkan, dari mana saja dana diperoleh, serta bagaimana komposisi tim nanti jika disesuaikan dengan bujet yang ada. Memang ada subsidi dari panitia, tapi mungkin butuh lebih," demikian penjelasan Muji Santoso.
Jika Persela masib blank, Persegres Gresik United sudah menemukan rancangan awal untuk Piala Indonesia Satu. Karena statusnya bukan kompetisi reguler, Persegres memutuskan untuk berhemat yang salah satunya mengurangi jumlah skuad yang ada.
Sama halnya dengan Persela, tim berjuluk Laskar Jaka Samudra juga sangat kalkulatif. Dari 28 pemain yang dipunyai pada QNB League 2015, hanya 22 yang bakal dipakai untuk menyesuaikan bujet yang 'hanya' sekira Rp1 miliar. Sebagian dana itu adalah subsidi dari Mahaka Sports sebagai penyelenggara.
"Berdasar kalkulasi bujet dan kemampuan klub, maka Persegres hanya akan memakai 22 pemain di Piala Indonesia Satu. Itu sudah cukup karena bukan kompetisi penuh dan sudah dikonsultasikan ke pelatih. Jujur saja kemampuan finansial sangat terbatas untuk event tersebut,"ujar Sekretaris Persegres Hendri Febri.
Tidak adanya kompetisi dan vakumnya tim membuat Persegres kesulitan mendapatkan sponsor besar untuk turnamen Agustus mendatang. Konsekuensinya adalah menekan komposisi pemain, agar nilai kontrak yang ditawarkan sesuai dengan bujet klub.
Persela Lamongan misalnya, sejauh ini masih santai. Manajemen Laskar Jaka Tingkir juga belum menggelar pertemuan untuk merumuskan segala keperluan untuk mengikuti turnamen yang digagas Mahaka Sports.
Aspek bujet, komposisi tim, program latihan, hingga target di turnamen, hingga saat ini masih gelap. Belum diketahui kapan Persela mulai menggeliat. "Kami tentu menunggu arahan manajemen soal aktivitas tim. Sampai saat ini manajemen belum menggelar pertemuan," ujar Didik Ludiyanto, asisten pelatih Persela.
Pernyataan Didik juga dibenarkan Sekretaris Persela Muji Santoso yang memperkirakan usai lebaran baru ada pembahasan. "Belum ada langkah apa-apa. Mungkin pertemuan di tingkat manajemen baru digelar setelah lebaran nanti," kata Muji.
Dia membenarkan bahwa Persela harus sangat kalkulatif sebelum menentukan program untuk tim alias memulai aktivitas lagi. "Kami harus menentukan berapa bujet yang dibutuhkan, dari mana saja dana diperoleh, serta bagaimana komposisi tim nanti jika disesuaikan dengan bujet yang ada. Memang ada subsidi dari panitia, tapi mungkin butuh lebih," demikian penjelasan Muji Santoso.
Jika Persela masib blank, Persegres Gresik United sudah menemukan rancangan awal untuk Piala Indonesia Satu. Karena statusnya bukan kompetisi reguler, Persegres memutuskan untuk berhemat yang salah satunya mengurangi jumlah skuad yang ada.
Sama halnya dengan Persela, tim berjuluk Laskar Jaka Samudra juga sangat kalkulatif. Dari 28 pemain yang dipunyai pada QNB League 2015, hanya 22 yang bakal dipakai untuk menyesuaikan bujet yang 'hanya' sekira Rp1 miliar. Sebagian dana itu adalah subsidi dari Mahaka Sports sebagai penyelenggara.
"Berdasar kalkulasi bujet dan kemampuan klub, maka Persegres hanya akan memakai 22 pemain di Piala Indonesia Satu. Itu sudah cukup karena bukan kompetisi penuh dan sudah dikonsultasikan ke pelatih. Jujur saja kemampuan finansial sangat terbatas untuk event tersebut,"ujar Sekretaris Persegres Hendri Febri.
Tidak adanya kompetisi dan vakumnya tim membuat Persegres kesulitan mendapatkan sponsor besar untuk turnamen Agustus mendatang. Konsekuensinya adalah menekan komposisi pemain, agar nilai kontrak yang ditawarkan sesuai dengan bujet klub.
(aww)