Menunggu Hasil Kerja Rafael Benitez

Senin, 20 Juli 2015 - 09:49 WIB
Menunggu Hasil Kerja Rafael Benitez
Menunggu Hasil Kerja Rafael Benitez
A A A
MADRID - Musim depan perhatian akan tertuju kepada Rafael Benitez. Pertanyaan yang mencuat apakah pelatih asal Spanyol itu bisa memenuhi harapan Real Madrid, atau justru terdepak di tengah jalan.

Rasa ingin tahu itu muncul karena menangani Madrid bukan perkerjaan mudah. Tugas sangat berat bakal menghadang setiap pelatih yang datang. Misi paling utama adalah meraih gelar. Jika gagal memenangi satu kompetisi saja, bisa dipastikan bakal berujung surat pemecatan. Itu tantangan yang dipikul Benitez. Dia dia wajib membantu Los Blancos memenangi Primera Liga 2015/2016. Atau, bisa juga menjuarai Copa del Rey serta Liga Champions.

Dia tidak akan diberikan waktu untuk adaptasi. Rafa harus menyuguhkan sesuatu bila ingin bertugas di Estadio Santiago Bernabeu hingga kontraknya habis. Cukup banyak yang meyakini kalau Benitez sanggup memenuhi tugas itu. Pengalaman melatih selama hampir 20 tahun menjadi acuannya. Dia tahu apa yang harus dilakukan. Terlebih, dia kerap mempersembahan trofi pada tim besutannya, seperti Valencia, Liverpool, Inter Milan, Chelsea, dan Napoli.

Sepanjang kariernya, Benitez hampir memenangi semua kompetisi, baik lokal maupun Eropa. Dua gelar Primera Liga dan satu Piala UEFA direbut bersama Valencia. Piala FA, Community Shield, Liga Champions, serta Piala Super Eropa diraihnya untuk The Reds. Lalu, Supercoppa Italia serta Piala Dunia Antarklub dengan Inter. Benitez kemudian mempersembahkan Coppa Italia dan Supercoppa Italia untuk Napoli. “Merupakan impian Benitez bisa melatih Madrid. Keberhasilannya bersama tim lain yang membuatnya berada di sana,” ucap legendaris Madrid, Raul Gonzalez, dilansir Marca.

Raul percaya Benitez akan membuat Madrid lebih kuat dan menjadi tim pemenang. Alasannya, Benitez merupakan pelatih bertipe methodical. Arsitek berusia 55 tahun itu sangat suka jika semua pemainnya tampil kompetitif dan siap tempur kapan saja dibutuhkan. Musim lalu, Madrid menutup kompetisi tanpa gelar. Hasil itu memicu pemecatan Carlo Ancelotti.

Padahal, kebijakan itu sempat diprotes. Pasalnya, Carlettomampu menyumbang empat gelar bergengsi pada tahun pertamanya, yaitu Copa del Rey, Liga Champions, Piala Super Eropa, serta Piala Dunia Antarklub. Sejarah mencatat hampir tidak ada pelatih Madrid yang bertahan setelah gagal merebut trofi. Manuel Pellegrini dan Juande Ramos termasuk diantaranya.

Sedangkan Jose Mourinho dan Ancelotti bisa bertugas cukup lama karena menyumbang sesuatu pada debut musimnya. Mourinho bisa memenangi Copa del Rey 2010/2011. Benitez sepertinya siap menaklukan rintangan tersebut. Itu terlihat dari niatnya untuk mengubah skema yang biasa dipakai Madrid.

Dia hendak menempatkan Cristiano Ronaldo, yang selama ini menjadi gelandang, sebagai penyerang utama. Langkah ini diyakini bisa membantu CR7mencetak lebih banyak gol. Benitez kabarnya akan menerapkan taktik 4-2-3-1, dengan Ronaldo sebagai penyerang tunggal. Toni Kroos dan Luca Modric berada di belakang CR7. Lalu, Gareth Bale beroperasi di sisi kiri dan James Rodriguez di sektor kanan.

M mirza
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7107 seconds (0.1#10.140)