Panggung Gazelec Ajaccio
A
A
A
CORSICA - Musim 2015/2016 bakal menjawab apakah Gazelec Ajaccio mampu bertahan dari panasnya persaingan Ligue 1.
Ataukah Le Gaz , julukan Gazelec, hanya menjadi tim pesakitan dan terdegradasi lagi pada periode berikutnya? Ligue 1 musim depan bakal menyajikan cerita yang berbeda. Di antara 20 kontestan, ada satu peserta yang baru terlihat kiprahnya. Mereka adalah Gazelec, tim yang akan melakukan debutnya di panggung tertinggi sepak bola Prancis.
Tim asuhan Thierry Laurey itu mendapat promosi setelah menempati posisi runner-up Ligue 2 musim 2014/2015. Gazelec meraup 18 menang, 11 imbang, dan 9 kalah. Berkat raihan 65 angka, mereka mengunci posisi kedua dan otomatis hijrah ke Ligue 1. Gazelec berhak menemani Troyes dan Angers.
Troyes cuma menghabiskan semusim di pengasingan setelah menjuarai Ligue 2, sedangkan Angers muncul lagi di kompetisi utama setelah 21 tahun. Gazelec akhirnya meramaikan Ligue 1 untuk pertama kali sejak berdiri pada 1910 atau selama 105 tahun. Tentu saja kiprah tim yang bermarkas di Stade Ange Casanova Ajaccio itu akan menarik perhatian.
Apakah mereka mampu berbicara banyak atau cuma jadi pemain figuran? Pertanyaan itu mengemuka karena Gazelec mulai menggeliat dan dianggap punya potensi menjanjikan. Itu lantaran prestasi mereka melonjak dalam enam musim terakhir. Mereka jadi runner-up CFA (Championnat de France amateur) pada 2009/2010.
Lalu, memenangkan CFA dan mendapat promosi ke Championnat National, kompetisi tier 3. Meramaikan Championnat National pada 2011/2012, Gazelec hanya memerlukan satu musim untuk naik kelas. Mereka berhak tampil ke Ligue 2 setelah masuk 3 besar. Namun, pada 2012/2013, Gazelec terdampar di peringkat 20 klasemen akhir Ligue 2 dan harus turun lagi ke Championnat National.
Gazelec tidak perlu waktu lama untuk bangkit. Mereka mendapat promosi ke Ligue 2 untuk periode 2014/2015, dengan masuk tiga besar Championnat National. Ternyata, kampanye Gazelec Ajaccio di Ligue 2 musim lalu lebih baik dibandingkan saat 2012/2013. Itu sebabnya, Louis Poggi dkk cukup diperhitungkan. Biasanya dari tiga tim yang mendapat promosi, dua di antaranya kerap terdegradasi lagi. Itu dialami Metz dan Lens.
Keduanya sekadar numpang lewat dan cuma Caen yang berhasil bertahan dengan merebut peringkat 13. Padahal, Metz menyandang predikat juara Ligue 2 musim 2013/2014. Tapi, Gazelec diprediksi bakal bernasib lebih baik ketimbang Troyes dan Angers. Analisis ini bukan tanpa dasar. Itu semua karena loyalitas para pemainnya.
Selain itu, Laurey cukup jeli dalam membeli amunisi baru selama dibukanya bursa musim panas. Salah satu perekrutannya adalah Jerome Lemoigne. Laurey dapat meyakinkan mantan kapten RC Lens itu untuk bergabung hingga dua musim ke depan. Pengalaman gelandang berusia 32 tahun itu bisa memperkuat lini tengah Gazelec.
“Perjuangan tim ini menyentuh hati saya. Saya yakin dalam tiga tahun Gazelec akan menjadi tim elite,” ucap Lemoigne, dilansir france3-regions.
M mirza
Ataukah Le Gaz , julukan Gazelec, hanya menjadi tim pesakitan dan terdegradasi lagi pada periode berikutnya? Ligue 1 musim depan bakal menyajikan cerita yang berbeda. Di antara 20 kontestan, ada satu peserta yang baru terlihat kiprahnya. Mereka adalah Gazelec, tim yang akan melakukan debutnya di panggung tertinggi sepak bola Prancis.
Tim asuhan Thierry Laurey itu mendapat promosi setelah menempati posisi runner-up Ligue 2 musim 2014/2015. Gazelec meraup 18 menang, 11 imbang, dan 9 kalah. Berkat raihan 65 angka, mereka mengunci posisi kedua dan otomatis hijrah ke Ligue 1. Gazelec berhak menemani Troyes dan Angers.
Troyes cuma menghabiskan semusim di pengasingan setelah menjuarai Ligue 2, sedangkan Angers muncul lagi di kompetisi utama setelah 21 tahun. Gazelec akhirnya meramaikan Ligue 1 untuk pertama kali sejak berdiri pada 1910 atau selama 105 tahun. Tentu saja kiprah tim yang bermarkas di Stade Ange Casanova Ajaccio itu akan menarik perhatian.
Apakah mereka mampu berbicara banyak atau cuma jadi pemain figuran? Pertanyaan itu mengemuka karena Gazelec mulai menggeliat dan dianggap punya potensi menjanjikan. Itu lantaran prestasi mereka melonjak dalam enam musim terakhir. Mereka jadi runner-up CFA (Championnat de France amateur) pada 2009/2010.
Lalu, memenangkan CFA dan mendapat promosi ke Championnat National, kompetisi tier 3. Meramaikan Championnat National pada 2011/2012, Gazelec hanya memerlukan satu musim untuk naik kelas. Mereka berhak tampil ke Ligue 2 setelah masuk 3 besar. Namun, pada 2012/2013, Gazelec terdampar di peringkat 20 klasemen akhir Ligue 2 dan harus turun lagi ke Championnat National.
Gazelec tidak perlu waktu lama untuk bangkit. Mereka mendapat promosi ke Ligue 2 untuk periode 2014/2015, dengan masuk tiga besar Championnat National. Ternyata, kampanye Gazelec Ajaccio di Ligue 2 musim lalu lebih baik dibandingkan saat 2012/2013. Itu sebabnya, Louis Poggi dkk cukup diperhitungkan. Biasanya dari tiga tim yang mendapat promosi, dua di antaranya kerap terdegradasi lagi. Itu dialami Metz dan Lens.
Keduanya sekadar numpang lewat dan cuma Caen yang berhasil bertahan dengan merebut peringkat 13. Padahal, Metz menyandang predikat juara Ligue 2 musim 2013/2014. Tapi, Gazelec diprediksi bakal bernasib lebih baik ketimbang Troyes dan Angers. Analisis ini bukan tanpa dasar. Itu semua karena loyalitas para pemainnya.
Selain itu, Laurey cukup jeli dalam membeli amunisi baru selama dibukanya bursa musim panas. Salah satu perekrutannya adalah Jerome Lemoigne. Laurey dapat meyakinkan mantan kapten RC Lens itu untuk bergabung hingga dua musim ke depan. Pengalaman gelandang berusia 32 tahun itu bisa memperkuat lini tengah Gazelec.
“Perjuangan tim ini menyentuh hati saya. Saya yakin dalam tiga tahun Gazelec akan menjadi tim elite,” ucap Lemoigne, dilansir france3-regions.
M mirza
(ftr)