Sousa dan Miha Paling Disorot
A
A
A
FIRENZE - Ada beberapa pelatih yang akan memiliki tanggung jawab baru jelang bergulirnya Seri A musim 2015/2016. Dari beberapa pelatih itu, sepak terjang Paulo Sousa bersama Fiorentina dan pertaruhan Sinisa Mihajlovic menangani AC Milan yang paling banyak mendapat sorotan.
Selain Sousa dan Mihajlovic, setidaknya ada empat nama lain yang mendapat tugas baru pada musim mendatang. Sebut saja Maurizio Sarri yang memilih hengkang dari Empoli untuk menukangi Napoli. Selain itu, Stefano Colantuono (Udinese), Walter Zenga (Sampdoria), dan Marco Giampaolo (Empoli). Namun, pencinta sepak bola di Italia tetap menanti ramuan Sousa dan Mihajlovic.
Sousa, misalnya. Mengapa pelatih berkebangsaan Portugal itu cukup banyak mendapat sorotan? Selain menggantikan posisi Vincenzo Montella yang dinilai sukses berkarier bersama Fiorentina selama tiga tahun, Sousa juga baru kali ini mencoba peruntungan melatih di Negeri Piza.
Pelatih bernama lengkap Paulo Manuel Carvalho de Sousa itu hanya mengantongi pengalaman saat masih aktif bermain di Italia, yaitu ketika berseragam Juventus (1994/1996), Inter Milan (1998/2000), dan terakhir menjadi pemain pinjaman di Parma pada 2000. Namun, sebagai pelatih, Sousa boleh berbangga dengan daftar prestasi yang dia bawa dari beberapa klub sebelumnya.
Pelatih berusia 44 tahun itu berhasil membawa beberapa klub tampil sebagai juara di liga masing-masing sejak dirinya memutuskan berkarier sebagai pelatih pada 2005. Seperti Videoton menjadi juara Liga Hungaria (2011/2012) dan dua kali menyabet gelar Piala Super Hungaria pada 2011 dan 2012. Lalu, bersama Maccabi Tel Aviv, Sousa membawa klub itu sebagai juara Liga Israel (2013/2014).
Terakhir, dia sukses di FC Basel setelah meraih titel juara Liga Swiss (2014/2015). “Saya sangat paham bahwa beberapa fans akan mengingat masa lalu saya sebagai pemain Juventus. Namun, saya ingin Anda mulai berpikir soal pekerjaan saya saat ini di Florence. Saya bertekad mendapatkan hasil yang memuaskan.
Yang pasti, saya sangat senang atas kepercayaan yang diberikan Fiorentina,” ungkap Sousa, dilansir Football Italia . “Saya selalu berpikir jika saya adalah pelatih yang tepat untuk proyek ini dan saya akan melakukan apa pun untuk bisa membalas itu dengan hasil yang memuaskan. Dari awal saya punya hubungan yang sangat dekat dengan petinggi klub (Fiorentina).
Saya melihat karakteristik mereka mirip dengan saya, berambisi besar dan ingin selalu tampil lebih baik,” lanjutnya. Begitu juga dengan Miha, sapaan Mihajlovic. Beban besar ditujukan kepada pelatih kelahiran Vukovar, Yugoslavia, itu saat menerima tawaran dari Milan. Dia dituntut bisa mengangkat kembali prestasi I Rossoneri, julukan Milan, yang terus merosok dalam beberapa musim terakhir.
Miha memang bukan orang asing di Kompetisi Seri A. Namanya sudah kesohor saat aktif sebagai pemain. Miha mencetak beragam prestasi. Tapi, jika dibandingkan dengan prestasinya sebagai juru taktik, tak satu pun gelar bergengsi pernah diraihnya. Walau belum sekali pun mencatatkan prestasi, sepak terjang Miha tetap jadi perhatian banyak pihak.
Dia tetap dinilai pelatih berprestasi dengan keberhasilannya mengangkat klub-klub yang biasa bergelut di papan tengah bersaing dengan klub-klub yang biasa mendominasi kompetisi. “Saat bersama Milan, Anda tidak bisa terbang rendah. Anda akan dituntut berpikir hebat dan mewujudkan target-target besar. Kami akan melakukan apa pun untuk membawa Milan ke posisi yang seharusnya ditempati klub ini. Memang, tidak akan mudah. Namun, saya yakin kami bisa menggapai sukses itu,” tandas Miha.
Decky irawan jasri
Selain Sousa dan Mihajlovic, setidaknya ada empat nama lain yang mendapat tugas baru pada musim mendatang. Sebut saja Maurizio Sarri yang memilih hengkang dari Empoli untuk menukangi Napoli. Selain itu, Stefano Colantuono (Udinese), Walter Zenga (Sampdoria), dan Marco Giampaolo (Empoli). Namun, pencinta sepak bola di Italia tetap menanti ramuan Sousa dan Mihajlovic.
Sousa, misalnya. Mengapa pelatih berkebangsaan Portugal itu cukup banyak mendapat sorotan? Selain menggantikan posisi Vincenzo Montella yang dinilai sukses berkarier bersama Fiorentina selama tiga tahun, Sousa juga baru kali ini mencoba peruntungan melatih di Negeri Piza.
Pelatih bernama lengkap Paulo Manuel Carvalho de Sousa itu hanya mengantongi pengalaman saat masih aktif bermain di Italia, yaitu ketika berseragam Juventus (1994/1996), Inter Milan (1998/2000), dan terakhir menjadi pemain pinjaman di Parma pada 2000. Namun, sebagai pelatih, Sousa boleh berbangga dengan daftar prestasi yang dia bawa dari beberapa klub sebelumnya.
Pelatih berusia 44 tahun itu berhasil membawa beberapa klub tampil sebagai juara di liga masing-masing sejak dirinya memutuskan berkarier sebagai pelatih pada 2005. Seperti Videoton menjadi juara Liga Hungaria (2011/2012) dan dua kali menyabet gelar Piala Super Hungaria pada 2011 dan 2012. Lalu, bersama Maccabi Tel Aviv, Sousa membawa klub itu sebagai juara Liga Israel (2013/2014).
Terakhir, dia sukses di FC Basel setelah meraih titel juara Liga Swiss (2014/2015). “Saya sangat paham bahwa beberapa fans akan mengingat masa lalu saya sebagai pemain Juventus. Namun, saya ingin Anda mulai berpikir soal pekerjaan saya saat ini di Florence. Saya bertekad mendapatkan hasil yang memuaskan.
Yang pasti, saya sangat senang atas kepercayaan yang diberikan Fiorentina,” ungkap Sousa, dilansir Football Italia . “Saya selalu berpikir jika saya adalah pelatih yang tepat untuk proyek ini dan saya akan melakukan apa pun untuk bisa membalas itu dengan hasil yang memuaskan. Dari awal saya punya hubungan yang sangat dekat dengan petinggi klub (Fiorentina).
Saya melihat karakteristik mereka mirip dengan saya, berambisi besar dan ingin selalu tampil lebih baik,” lanjutnya. Begitu juga dengan Miha, sapaan Mihajlovic. Beban besar ditujukan kepada pelatih kelahiran Vukovar, Yugoslavia, itu saat menerima tawaran dari Milan. Dia dituntut bisa mengangkat kembali prestasi I Rossoneri, julukan Milan, yang terus merosok dalam beberapa musim terakhir.
Miha memang bukan orang asing di Kompetisi Seri A. Namanya sudah kesohor saat aktif sebagai pemain. Miha mencetak beragam prestasi. Tapi, jika dibandingkan dengan prestasinya sebagai juru taktik, tak satu pun gelar bergengsi pernah diraihnya. Walau belum sekali pun mencatatkan prestasi, sepak terjang Miha tetap jadi perhatian banyak pihak.
Dia tetap dinilai pelatih berprestasi dengan keberhasilannya mengangkat klub-klub yang biasa bergelut di papan tengah bersaing dengan klub-klub yang biasa mendominasi kompetisi. “Saat bersama Milan, Anda tidak bisa terbang rendah. Anda akan dituntut berpikir hebat dan mewujudkan target-target besar. Kami akan melakukan apa pun untuk membawa Milan ke posisi yang seharusnya ditempati klub ini. Memang, tidak akan mudah. Namun, saya yakin kami bisa menggapai sukses itu,” tandas Miha.
Decky irawan jasri
(bbg)