Saling Waspada
A
A
A
BANYUWANGI - Pertemuan Arema Cronus dan Bali United di Sunrise of Java Cup (SoJC) 2015 ibarat laga ulangan. Beberapa waktu lalu keduanya sempat bertemu di Stadion Kanjuruhan, Malang, dan Bali United memenangkan duel dengan skor 1-0.
Hasil mengejutkan di Malang itu menjadi referensi kedua tim jelang duel di Stadion Diponegoro, Banyuwangi, Kamis (30/7). Arema jelas tidak ingin dipermalukan kedua kalinya di tempat berbeda, sedangkan Bali United mewaspadai pembalasan sang lawan. Tak heran jika kedua tim sama-sama waspada dan bakal bermain hati-hati sebagai langkah antisipasi.
Arema yang datang dengan kondisi superminimalis, karena tidak diperkuat banyak pemain inti, pantas waswas dengan ancaman Bali United yang terbukti mematikan. Setelah tak diperkuat Yao Ruddy, Sengbah Kennedy, Victor Igbonefo, Kurnia Meiga, dan Purwaka Yudhi, skuad kembali berkurang setelah Fabiano Beltrame, Gede Sukadana, dan Kadek Wardana juga absen.
Kedua pemain Bali tersebut beralasan sedang merayakan Kuningan, sedangkan Fabiano mengantar keluarganya pulang ke Brasil. “Kami kurang beruntung kalau bicara komposisi pemain. Semua serbaminim. Namun, semua sepakat akan memberikan yang terbaik selama di Banyuwangi. Saya masih tetap optimistis Arema bisa meraih hasil bagus walau sebelumnya pernah dikalahkan Bali United,” tutur Suharno, pelatih Arema Cronus, Rabu (29/7).
Satu yang membuat timnya harus hatihati adalah serangan cepat anak asuh Indra Sjafri. Suharno menyatakan sudah paham dengan strategi tim asal Bali itu dan terus mempertajam langkah antisipasi. “Arema adalah tim ofensif. Kami perlu antisipasi agar tidak longgar di lini pertahanan,” sebutnya.
Rencana memakai pola 4-3-3, trio Cristian Gonzalez, Samsul Arif, dan Arif Suyono menjadi aset terbaik di depan. Lini tengah, tanpa kehadiran Kennedy dan Sukadana, hampir pasti ditempati Ahmad Bustomi, Hendro Siswanto, dan Juan Revi. Barisan belakang masih ada Hasim Kipuw, Johan Alfarizie, Suroso, serta Hermawan.
Posisi centre back layak menjadi perhatian karena hanya ada Suroso dan Hermawan. Selain itu tidak ada lagi pemain berposisi natural bek tengah. Posisi kiper juga krisis, karena hanya ada Ahmad Kurniawan dan Utam Rusdiana.
Bagaimana Bali United? Tim arahan Indra itu pun bakal bermain hati-hati. Tapi, bukan pada konteks kualitas lawan, lebih pada kondisi lapangan yang bergelombang. Bali United khawatir kondisi lapangan akan menghambat mutu performa mereka.
“Lapangan kurang rata walau rumput cukup bagus. Kami harus hati-hati karena bisa berpengaruh pada kualitas permainan. Soal teknis, Bali United dan Arema sama-sama mengetahui kualitas lawan. Sejauh ini tidak ada masalah yang kami khawatirkan,” ujar Indra, seusai mencoba lapangan, Rabu (29/7).
Eks pelatih timnas U-19 ini meminta timnya tidak menepuk dada dengan kondisi krisis yang dialami Arema Cronus. “Kami harus tetap rendah hati dan respek terhadap kekuatan lawan. Arema tim bagus dan saya yakin sudah mempersiapkan diri dengan baik,” tandas Indra.
Kukuh setyawan
Hasil mengejutkan di Malang itu menjadi referensi kedua tim jelang duel di Stadion Diponegoro, Banyuwangi, Kamis (30/7). Arema jelas tidak ingin dipermalukan kedua kalinya di tempat berbeda, sedangkan Bali United mewaspadai pembalasan sang lawan. Tak heran jika kedua tim sama-sama waspada dan bakal bermain hati-hati sebagai langkah antisipasi.
Arema yang datang dengan kondisi superminimalis, karena tidak diperkuat banyak pemain inti, pantas waswas dengan ancaman Bali United yang terbukti mematikan. Setelah tak diperkuat Yao Ruddy, Sengbah Kennedy, Victor Igbonefo, Kurnia Meiga, dan Purwaka Yudhi, skuad kembali berkurang setelah Fabiano Beltrame, Gede Sukadana, dan Kadek Wardana juga absen.
Kedua pemain Bali tersebut beralasan sedang merayakan Kuningan, sedangkan Fabiano mengantar keluarganya pulang ke Brasil. “Kami kurang beruntung kalau bicara komposisi pemain. Semua serbaminim. Namun, semua sepakat akan memberikan yang terbaik selama di Banyuwangi. Saya masih tetap optimistis Arema bisa meraih hasil bagus walau sebelumnya pernah dikalahkan Bali United,” tutur Suharno, pelatih Arema Cronus, Rabu (29/7).
Satu yang membuat timnya harus hatihati adalah serangan cepat anak asuh Indra Sjafri. Suharno menyatakan sudah paham dengan strategi tim asal Bali itu dan terus mempertajam langkah antisipasi. “Arema adalah tim ofensif. Kami perlu antisipasi agar tidak longgar di lini pertahanan,” sebutnya.
Rencana memakai pola 4-3-3, trio Cristian Gonzalez, Samsul Arif, dan Arif Suyono menjadi aset terbaik di depan. Lini tengah, tanpa kehadiran Kennedy dan Sukadana, hampir pasti ditempati Ahmad Bustomi, Hendro Siswanto, dan Juan Revi. Barisan belakang masih ada Hasim Kipuw, Johan Alfarizie, Suroso, serta Hermawan.
Posisi centre back layak menjadi perhatian karena hanya ada Suroso dan Hermawan. Selain itu tidak ada lagi pemain berposisi natural bek tengah. Posisi kiper juga krisis, karena hanya ada Ahmad Kurniawan dan Utam Rusdiana.
Bagaimana Bali United? Tim arahan Indra itu pun bakal bermain hati-hati. Tapi, bukan pada konteks kualitas lawan, lebih pada kondisi lapangan yang bergelombang. Bali United khawatir kondisi lapangan akan menghambat mutu performa mereka.
“Lapangan kurang rata walau rumput cukup bagus. Kami harus hati-hati karena bisa berpengaruh pada kualitas permainan. Soal teknis, Bali United dan Arema sama-sama mengetahui kualitas lawan. Sejauh ini tidak ada masalah yang kami khawatirkan,” ujar Indra, seusai mencoba lapangan, Rabu (29/7).
Eks pelatih timnas U-19 ini meminta timnya tidak menepuk dada dengan kondisi krisis yang dialami Arema Cronus. “Kami harus tetap rendah hati dan respek terhadap kekuatan lawan. Arema tim bagus dan saya yakin sudah mempersiapkan diri dengan baik,” tandas Indra.
Kukuh setyawan
(ftr)