Suporter, Pemain, Pelatih Demo
A
A
A
JAKARTA - Suporter, pemain, dan pelatih akhirnya bersatu turun ke jalan. Mereka mendesak agar Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) segera mencabut Surat Keputusan pembekuan PSSI. Suara itu dilakukan lewat aksi demo di depan Gedung Kemepora, kemarin.
Dari barisan suporter, ada ribuan The Jakmania yang ikut melakukan aksi. Sementara pemain yang turut hadir di antaranya bek Macan Kemayoran , julukan Persija, Gunawan Dwi Cahyo, pemain belakang Barito Putera Leonard Tumpamahu, dan pemain belakang Persita Tangerang Kerry Yudiono.
Sementara untuk pelatih hadir Arsitek Persija Rahmad Darmawan, Asisten Pelatih Persija Francis Wewengkang, dan dua penjaga gawang nasional seperti Benny van Breukelen dan Hermansyah. Satu nama lagi yang juga turut hadir adalah mantan pemain Persija dan tim nasional Indonesia Sudirman.
Aksi demo dimulai sekitar pukul 10.30 WIB, setelah ribuan The Jakmania terlebih dahulu berkumpul di area Hall Basket, Senayan, Jakarta. Berjalan kaki bersama perwakilan pemain dan pelatih, The Jakmania langsung menutup jalan di depan Kantor Kemenpora yang berjarak tidak jauh dari mereka berkumpul. Aksi diawali dengan berbagai orasi.
Orasi pertama dilakukan perwakilan The Jakmania dan secara bergantian turut dilakukan oleh para pemain dan pelatih. Seperti Leonard, Gunawan, dilanjutkan Sudirman, dan ditutup RD, sapaan akrab Rahmad, yang juga mantan pelatih timnas U-23 Indonesia di SEA Games 2011 dan 2013. “Keinginan kami cuma ingin Menpora segera mencabut SK pembekuan. Kami ingin sepak bola berjalan normal kembali,” ungkap Ketua I The Jakmania Duto Pamungkas.
Setelah berorasi, The Jakmania berharap ada perwakilan Kemenpora yang menemui mereka. Setelah ada komunikasi dengan pihak kepolisian, perwakilan The Jakmania , pelatih, dan pemain akhirnya dipersilakan masuk ke Kantor Kemenpora melakukan komunikasi dari maksud aksi yang dilakukan. Demonstran kemudian ditemui salah satu anggota Tim Transisi Zuhairi Misrawi dan Sekretaris Menteri (Sesmen) Menpora Alfitra Salam.
Di awal pertemuan, keduanya menuturkan mewakili Menpora Imam Nahrawi yang kebetulan sedang berada di luar daerah. Proses tanya jawab berlangsung. Perwakilan Menpora mempersilakan The Jakmania , pemain, dan pelatih mengutarakan apa yang ingin disampaikan pada aksi demo kali ini.
Yang menarik dari proses tanya jawab, yaitu adanya tiga pertanyaan yang diajukan RD. Duduk di barisan depan, mantan pelatih Persipura Jayapura, Sriwijaya FC (SFC), Arema Cronus, dan Persebaya Surabaya tersebut mempertanyakan keputusan yang diambil Menpora. Keputusan Menpora membekukan PSSI, menurut RD, adalah keputusan yang tidak seharusnya dilakukan.
“Katanya PSSI tidak transparan, di mana letak transparannya jika pengurus saja belum bekerja? Apakah masalah di pengurus lama harus dilimpahkan kepada pengurus baru? Soal PSSI yang dibekukan, saya kembalikan saat Kemenpora tersandung masalah kasus korupsi Hambalang, apakah Kemenpora dibekukan?” kata RD.
“Saya rasa Kantor Kemenpora tidak sampai dibekukan, tapi yang diproses adalah orang-orang yang bermasalah di dalamnya. Seharusnya aktivitasnya terus saja berjalan. Namun, yang dibenahi adalah sistem yang ada di dalamnya. Saya pikir hal itu yang seharusnya dilakukan Menpora dengan PSSI,” lanjut pelatih kelahiran Metro, Lampung, tersebut.
Melihat gelombang pertanyaan yang disampaikan masing-masing perwakilan dalam pertemuan itu, Alfitra mengaku akan menyampaikan semua masukan itu kepada Menpora. Namun, apakah pencabutan SK pembekuan PSSI akan segera dicabut, dia belum bisa menjawab hal tersebut.
Komentar berbeda disampaikan Zuhairi. Dia menyatakan pembekuan PSSI kemungkinan baru bisa dicabut setelah Tim Transisi menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) seusai bertemu FIFA. Menurut Zuhairi, KLB baru akan diputar pada Desember atau Januari mendatang.
“Target Tim Transisi menggelar KLB secepatnya pada Desember atau Januari tahun depan. Kami akan sampaikan dulu blue print yang kami buat kepada FIFA. Kami yakin setelah itu sanksi FIFA juga akan dicabut,” papar Zuhairi.
Decky irawan jasri
Dari barisan suporter, ada ribuan The Jakmania yang ikut melakukan aksi. Sementara pemain yang turut hadir di antaranya bek Macan Kemayoran , julukan Persija, Gunawan Dwi Cahyo, pemain belakang Barito Putera Leonard Tumpamahu, dan pemain belakang Persita Tangerang Kerry Yudiono.
Sementara untuk pelatih hadir Arsitek Persija Rahmad Darmawan, Asisten Pelatih Persija Francis Wewengkang, dan dua penjaga gawang nasional seperti Benny van Breukelen dan Hermansyah. Satu nama lagi yang juga turut hadir adalah mantan pemain Persija dan tim nasional Indonesia Sudirman.
Aksi demo dimulai sekitar pukul 10.30 WIB, setelah ribuan The Jakmania terlebih dahulu berkumpul di area Hall Basket, Senayan, Jakarta. Berjalan kaki bersama perwakilan pemain dan pelatih, The Jakmania langsung menutup jalan di depan Kantor Kemenpora yang berjarak tidak jauh dari mereka berkumpul. Aksi diawali dengan berbagai orasi.
Orasi pertama dilakukan perwakilan The Jakmania dan secara bergantian turut dilakukan oleh para pemain dan pelatih. Seperti Leonard, Gunawan, dilanjutkan Sudirman, dan ditutup RD, sapaan akrab Rahmad, yang juga mantan pelatih timnas U-23 Indonesia di SEA Games 2011 dan 2013. “Keinginan kami cuma ingin Menpora segera mencabut SK pembekuan. Kami ingin sepak bola berjalan normal kembali,” ungkap Ketua I The Jakmania Duto Pamungkas.
Setelah berorasi, The Jakmania berharap ada perwakilan Kemenpora yang menemui mereka. Setelah ada komunikasi dengan pihak kepolisian, perwakilan The Jakmania , pelatih, dan pemain akhirnya dipersilakan masuk ke Kantor Kemenpora melakukan komunikasi dari maksud aksi yang dilakukan. Demonstran kemudian ditemui salah satu anggota Tim Transisi Zuhairi Misrawi dan Sekretaris Menteri (Sesmen) Menpora Alfitra Salam.
Di awal pertemuan, keduanya menuturkan mewakili Menpora Imam Nahrawi yang kebetulan sedang berada di luar daerah. Proses tanya jawab berlangsung. Perwakilan Menpora mempersilakan The Jakmania , pemain, dan pelatih mengutarakan apa yang ingin disampaikan pada aksi demo kali ini.
Yang menarik dari proses tanya jawab, yaitu adanya tiga pertanyaan yang diajukan RD. Duduk di barisan depan, mantan pelatih Persipura Jayapura, Sriwijaya FC (SFC), Arema Cronus, dan Persebaya Surabaya tersebut mempertanyakan keputusan yang diambil Menpora. Keputusan Menpora membekukan PSSI, menurut RD, adalah keputusan yang tidak seharusnya dilakukan.
“Katanya PSSI tidak transparan, di mana letak transparannya jika pengurus saja belum bekerja? Apakah masalah di pengurus lama harus dilimpahkan kepada pengurus baru? Soal PSSI yang dibekukan, saya kembalikan saat Kemenpora tersandung masalah kasus korupsi Hambalang, apakah Kemenpora dibekukan?” kata RD.
“Saya rasa Kantor Kemenpora tidak sampai dibekukan, tapi yang diproses adalah orang-orang yang bermasalah di dalamnya. Seharusnya aktivitasnya terus saja berjalan. Namun, yang dibenahi adalah sistem yang ada di dalamnya. Saya pikir hal itu yang seharusnya dilakukan Menpora dengan PSSI,” lanjut pelatih kelahiran Metro, Lampung, tersebut.
Melihat gelombang pertanyaan yang disampaikan masing-masing perwakilan dalam pertemuan itu, Alfitra mengaku akan menyampaikan semua masukan itu kepada Menpora. Namun, apakah pencabutan SK pembekuan PSSI akan segera dicabut, dia belum bisa menjawab hal tersebut.
Komentar berbeda disampaikan Zuhairi. Dia menyatakan pembekuan PSSI kemungkinan baru bisa dicabut setelah Tim Transisi menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) seusai bertemu FIFA. Menurut Zuhairi, KLB baru akan diputar pada Desember atau Januari mendatang.
“Target Tim Transisi menggelar KLB secepatnya pada Desember atau Januari tahun depan. Kami akan sampaikan dulu blue print yang kami buat kepada FIFA. Kami yakin setelah itu sanksi FIFA juga akan dicabut,” papar Zuhairi.
Decky irawan jasri
(ftr)