Mundur Selepas Adu Jotos
A
A
A
SAN JOSE - Paulo Wanchope mungkin tak mengira masa tugasnya sebagai pelatih tim nasional Kosta Rika begitu sebentar.
Dia memutuskan mengundurkan diri setelah terlibat adu jotos dengan steward di Panama, Rabu (12/8) waktu setempat. Wanchope sebelumnya ditunjuk Federasi Sepak Bola Kosta Rika (FEDEFUTBOL) sebagai nakhoda Kosta Rika pada 31 Januari 2015.
Selang delapan bulan kemudian atau tepatnya pada 12 Agustus 2015, pelatih berusia 39 tahun ini memutuskan mengakhiri pengabdiannya melatih La Sele. Semua itu berawal ketika mantan striker Manchester City tersebut memimpin timnya (tim U-23) menghadapi Panama dalam babak kualifikasi Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil.
Belum juga pertandingan selesai, Wanchope membuat kehebohan. Dia menuding steward yang melarangnya masuk ke lapangan sebagai awal terjadinya insiden tersebut. “Dia (steward ) tak memperbolehkan saya, meski saya memiliki akreditasi. Karena itu, saya memutuskan membuka gerbang itu sendiri. Saya kemudian didorong oleh steward dan saya balik mendorongnya. Anda semua mungkin bisa melihat kejadiannya,” kata Wanchope, dilansir BBC .
Wanchope kemudian meminta maaf kepada semua orang di Panama, tak terkecuali masyarakat Kosta Rika atas insiden tersebut. “Saya akan selalu membela negara saya dan berusaha mengambil jalan terbaik. Kami semua adalah manusia dan saya meminta maaf karena kesalahan tersebut,” paparnya.
FEDEFUTBOL membenarkan bahwa Wanchope telah mengajukan pengunduran dirinya sebagai pelatih La Sele . Pihaknya kini tengah mencari pengganti Wanchope, karena Kosta Rika akan menghadapi dua pertandingan persahabatan sebelum berlaga di babak kualifikasi Piala Dunia 2018.
Kosta Rika akan menghadapi Brasil di Amerika Serikat, 5 September mendatang, kemudian menjamu Uruguay di San Jose, Kosta Rika, tiga hari kemudian. Mereka berharap mendapatkan hasil terbaik sebelum memulai kualifikasi Piala Dunia 2018.
Sementara Ramon Cardoze, Wakil Presiden Federasi Sepak Bola Panama, menyebutkan Wanchope terlihat beberapa kali ingin memasuki lapangan. Aksinya itu yang membuat steward melakukan pencegahan, meski pertandingan akhirnya dihentikan dengan kedudukan imbang tanpa gol. “Dia memang berusaha ingin masuk, meski tidak dengan cara yang agresif,” tandasnya.
Yang jelas, kejadian itu membuat sebagian besar media di Kosta Rika menyesali kejadian tersebut. La Nacion dan Prensa Libre sempat menulis perilaku Wanchope begitu memalukan. Padahal, Wanchope merupakan figur yang disegani di Kosta Rika.
Kejadian itu mengingatkan tragedi Miguel Herrera yang juga lengser dari posisinya sebagai pelatih tim nasional Meksiko, bulan lalu. Bedanya, Herrera dipecat oleh Federasi Sepak Bola Meksiko setelah terbukti melakukan pemukulan terhadap awak media, satu hari selepas perayaan El Tri menjuarai Piala Emas 2015.
Edi yuli
Dia memutuskan mengundurkan diri setelah terlibat adu jotos dengan steward di Panama, Rabu (12/8) waktu setempat. Wanchope sebelumnya ditunjuk Federasi Sepak Bola Kosta Rika (FEDEFUTBOL) sebagai nakhoda Kosta Rika pada 31 Januari 2015.
Selang delapan bulan kemudian atau tepatnya pada 12 Agustus 2015, pelatih berusia 39 tahun ini memutuskan mengakhiri pengabdiannya melatih La Sele. Semua itu berawal ketika mantan striker Manchester City tersebut memimpin timnya (tim U-23) menghadapi Panama dalam babak kualifikasi Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil.
Belum juga pertandingan selesai, Wanchope membuat kehebohan. Dia menuding steward yang melarangnya masuk ke lapangan sebagai awal terjadinya insiden tersebut. “Dia (steward ) tak memperbolehkan saya, meski saya memiliki akreditasi. Karena itu, saya memutuskan membuka gerbang itu sendiri. Saya kemudian didorong oleh steward dan saya balik mendorongnya. Anda semua mungkin bisa melihat kejadiannya,” kata Wanchope, dilansir BBC .
Wanchope kemudian meminta maaf kepada semua orang di Panama, tak terkecuali masyarakat Kosta Rika atas insiden tersebut. “Saya akan selalu membela negara saya dan berusaha mengambil jalan terbaik. Kami semua adalah manusia dan saya meminta maaf karena kesalahan tersebut,” paparnya.
FEDEFUTBOL membenarkan bahwa Wanchope telah mengajukan pengunduran dirinya sebagai pelatih La Sele . Pihaknya kini tengah mencari pengganti Wanchope, karena Kosta Rika akan menghadapi dua pertandingan persahabatan sebelum berlaga di babak kualifikasi Piala Dunia 2018.
Kosta Rika akan menghadapi Brasil di Amerika Serikat, 5 September mendatang, kemudian menjamu Uruguay di San Jose, Kosta Rika, tiga hari kemudian. Mereka berharap mendapatkan hasil terbaik sebelum memulai kualifikasi Piala Dunia 2018.
Sementara Ramon Cardoze, Wakil Presiden Federasi Sepak Bola Panama, menyebutkan Wanchope terlihat beberapa kali ingin memasuki lapangan. Aksinya itu yang membuat steward melakukan pencegahan, meski pertandingan akhirnya dihentikan dengan kedudukan imbang tanpa gol. “Dia memang berusaha ingin masuk, meski tidak dengan cara yang agresif,” tandasnya.
Yang jelas, kejadian itu membuat sebagian besar media di Kosta Rika menyesali kejadian tersebut. La Nacion dan Prensa Libre sempat menulis perilaku Wanchope begitu memalukan. Padahal, Wanchope merupakan figur yang disegani di Kosta Rika.
Kejadian itu mengingatkan tragedi Miguel Herrera yang juga lengser dari posisinya sebagai pelatih tim nasional Meksiko, bulan lalu. Bedanya, Herrera dipecat oleh Federasi Sepak Bola Meksiko setelah terbukti melakukan pemukulan terhadap awak media, satu hari selepas perayaan El Tri menjuarai Piala Emas 2015.
Edi yuli
(ftr)