Mourinho, The Only One yang Menjilat Ludah Sendiri
A
A
A
LONDON - 8 Agustus genderang perang Liga Inggris 2015/16 dimulai, Chelsea yang berstatus juara bertahan menjamu Swansea City di Stamford Bridge. Mourinho menurunkan komposisi skuat yang menjad winning team di musim lalu.
Dengan formasi 4-2-3-1 dari posisi kiper hingga penyerang, tidak ada perubahan dari kompsisi pemain inti di musim lalu. Thibaut Courtois berdiri kukuh di bawah mistar dijaga oleh empat bek: Cezar Azpilicueta, Garry Cahill, kapten tim John Terry, dan Branislav Ivanovic.
Di tengah, Cesc Fabregas bertandem dengan Nemanja Matic sebagai deep lying playmaker dan holding midfielder. Sementara, tiga gelandang serang: Oscar, Eden Hazard dan Willian membantu penyerang tunggal, Diego Costa untuk menggedor pertahanan lawan.
Hingga babak pertama, semua berjalan sesuai rencana. Chelsea menutup babak pertama dengan keunggulan 2-1.
Namun di babak kedua, yang terjadi justru sebaliknya. Pada menit 52, Thibaut Courtois dikartu merah wasit setelah membuat pelanggaran di kotak penalti. Swansea pun menyamakan kedudukan 2-2 lewat gol penalti Bafetimbi Gomis.
Chelsea akhirnya mengakhiri pertandingan dengan poin satu.
Hasil imbang itu sendiri tidaklah menjadi perhatian besar media. Yang menjadi perhatian kemudian adalah Mourinho yang murka kepada Jon Fearn dan terutama Eva Carneiro, dua dokter tim.
Alhasil, seperti diketahui, dua dokter tim itu pun harus lengser dari tim. Eva dan Jon tidak akan lagi mendampingi John Terry dan kawan-kawan, baik di hotel, latihan, dan saat pertandingan.
Tindakan Chelsea mengeluarkan Eva dan Jon itu membuat Mourinho banjir kritikan. Media-media Inggris menilai, pelatih asal Portugal itu hanya mengkambing hitamkan Eva dan Jon atas kegagalan Chelsea memetik poin penuh.
Padahal, statistik Whoscored mencatat, dalam pertandingan melawan Swansea, Chelsea menguasai 52 persen penguasaan bola dan melesakkan 11 tembakan namun hanya tiga yang menemui sasaran.
Satu pekan kemudian, Chelsea bertandang ke Etihad Stadium untuk menjajal Manchester City --dengan dua dokter tim yang berbeda. Mourinho pun menurunkan komposisi pemain yang hampir sama dengan laga melawan Swansea. Mourinho membuat sedikit perubahan dengan memasukan Ramires menggantikan Oscar dan Begovic menggantikan Courtois yang terkena hukuman.
Hasilnya seperti diketahui, Chelsea digebuk dengan skor telak 3-0. Kekalahan ini membuat mereka terdampar di peringkat 16 dengan hanya sebiji poin dari dua laga. Start terburuk dalam karir Mourinho sebagai pelatih Chelsea.
Lagi, Mourinho menjadi sorotan utama ketimbang hasil akhir yang didapat Chelsea. Kali ini dia disorot karena mengganti sang kapten tim, John Terry, satu-satunya pemain yang tidak pernah digantikan Mourinho di musim lalu. Mourinho berdalih, Terry diganti karena alasan taktik.
Namun, media-media Inggris lagi-lagi menganggap Terry hanya sedang dijadikan kambing hitam atas kekalahan tersebut. Padahal, Chelsea sendiri bermain tidak efektif karena hanya mampu mendominasi penguasaan bola tanpa ada penyelesaian akhir yang berarti.
Menjawab hasil buruk itu Chelsea kemudian memboyong dua pemain: Baba Rahman dari Augsburg dan terkini, Pedro Rodriguez dari Barcelona. Padahal, Mourinho pernah berujar dirinya tidak berminat membeli pemain lagi usai memboyong Begovic dan Radamel Falcao pada Juli lalu.
Ya, tiga hari sebelum Liga Inggris 2015/16 dimulai, Mourinho begitu yakin dengan komposisi timnya. Di saat tim-tim lain mulai berburu pemain di bursa transfer, Mourinho bahkan dengan tegas tidak akan membeli pemain lagi di lantai bursa.
"Bagi saya, bursa transfer sudah tutup. Saya tidak suka jendela transfer masih buka ketika kompetisi telah dimulai," ucap Mourinho di Goal.
"Saya bahkan tidak suka bursa transfer dibuka ketika kompetisi sudah dimulai," lanjut dia.
Mourinho, pelatih yang pernah memproklamirkan diri sebagai The Only One itu pun terpaksa menjilat ludahnya sendiri.
Dengan formasi 4-2-3-1 dari posisi kiper hingga penyerang, tidak ada perubahan dari kompsisi pemain inti di musim lalu. Thibaut Courtois berdiri kukuh di bawah mistar dijaga oleh empat bek: Cezar Azpilicueta, Garry Cahill, kapten tim John Terry, dan Branislav Ivanovic.
Di tengah, Cesc Fabregas bertandem dengan Nemanja Matic sebagai deep lying playmaker dan holding midfielder. Sementara, tiga gelandang serang: Oscar, Eden Hazard dan Willian membantu penyerang tunggal, Diego Costa untuk menggedor pertahanan lawan.
Hingga babak pertama, semua berjalan sesuai rencana. Chelsea menutup babak pertama dengan keunggulan 2-1.
Namun di babak kedua, yang terjadi justru sebaliknya. Pada menit 52, Thibaut Courtois dikartu merah wasit setelah membuat pelanggaran di kotak penalti. Swansea pun menyamakan kedudukan 2-2 lewat gol penalti Bafetimbi Gomis.
Chelsea akhirnya mengakhiri pertandingan dengan poin satu.
Hasil imbang itu sendiri tidaklah menjadi perhatian besar media. Yang menjadi perhatian kemudian adalah Mourinho yang murka kepada Jon Fearn dan terutama Eva Carneiro, dua dokter tim.
Alhasil, seperti diketahui, dua dokter tim itu pun harus lengser dari tim. Eva dan Jon tidak akan lagi mendampingi John Terry dan kawan-kawan, baik di hotel, latihan, dan saat pertandingan.
Tindakan Chelsea mengeluarkan Eva dan Jon itu membuat Mourinho banjir kritikan. Media-media Inggris menilai, pelatih asal Portugal itu hanya mengkambing hitamkan Eva dan Jon atas kegagalan Chelsea memetik poin penuh.
Padahal, statistik Whoscored mencatat, dalam pertandingan melawan Swansea, Chelsea menguasai 52 persen penguasaan bola dan melesakkan 11 tembakan namun hanya tiga yang menemui sasaran.
Satu pekan kemudian, Chelsea bertandang ke Etihad Stadium untuk menjajal Manchester City --dengan dua dokter tim yang berbeda. Mourinho pun menurunkan komposisi pemain yang hampir sama dengan laga melawan Swansea. Mourinho membuat sedikit perubahan dengan memasukan Ramires menggantikan Oscar dan Begovic menggantikan Courtois yang terkena hukuman.
Hasilnya seperti diketahui, Chelsea digebuk dengan skor telak 3-0. Kekalahan ini membuat mereka terdampar di peringkat 16 dengan hanya sebiji poin dari dua laga. Start terburuk dalam karir Mourinho sebagai pelatih Chelsea.
Lagi, Mourinho menjadi sorotan utama ketimbang hasil akhir yang didapat Chelsea. Kali ini dia disorot karena mengganti sang kapten tim, John Terry, satu-satunya pemain yang tidak pernah digantikan Mourinho di musim lalu. Mourinho berdalih, Terry diganti karena alasan taktik.
Namun, media-media Inggris lagi-lagi menganggap Terry hanya sedang dijadikan kambing hitam atas kekalahan tersebut. Padahal, Chelsea sendiri bermain tidak efektif karena hanya mampu mendominasi penguasaan bola tanpa ada penyelesaian akhir yang berarti.
Menjawab hasil buruk itu Chelsea kemudian memboyong dua pemain: Baba Rahman dari Augsburg dan terkini, Pedro Rodriguez dari Barcelona. Padahal, Mourinho pernah berujar dirinya tidak berminat membeli pemain lagi usai memboyong Begovic dan Radamel Falcao pada Juli lalu.
Ya, tiga hari sebelum Liga Inggris 2015/16 dimulai, Mourinho begitu yakin dengan komposisi timnya. Di saat tim-tim lain mulai berburu pemain di bursa transfer, Mourinho bahkan dengan tegas tidak akan membeli pemain lagi di lantai bursa.
"Bagi saya, bursa transfer sudah tutup. Saya tidak suka jendela transfer masih buka ketika kompetisi telah dimulai," ucap Mourinho di Goal.
"Saya bahkan tidak suka bursa transfer dibuka ketika kompetisi sudah dimulai," lanjut dia.
Mourinho, pelatih yang pernah memproklamirkan diri sebagai The Only One itu pun terpaksa menjilat ludahnya sendiri.
(bbk)