Dicecar IOC Soal Stadion, Jepang Pasrah
A
A
A
TOKYO - Jepang tidak percaya diri bisa memenuhi batas waktu yang diberikan Komite Olimpiade Internasional (IOC). Tenggat waktu yang diberikan IOC itu terkait dengan pembangunan stadion pada Januari 2020.
John Coates, Ketua Komisi IOC yang selama ini memantau perkembangan persiapan Tokyo sudah beberapa kali meminta jaminan soal penyelesaian stadion. Otoritas olah raga dunia itu meminta agar stadion sudah siap digunakan pada pembukaan dan penutupan Olimpiade 2020 pada 24 Juli 2020.
"Stadion harus sudah siap untuk acara pembukaan dan saat latihan. Mereka sudah harus menyerahkan panitia olimpiade pada Januari 2020," papar Coates usai mengunjungi Tokyo seperti dilansir Insidethegames, Rabu (26/8/2015).
Sementara itu Ketua Olimpiade Jepang, Toshiaki Endo mengaku pesimistis permintaan IOC bisa terpenuhi. "Pada April nanti akan menjadi jadwal yang padat. Kami akan meminta pada kontraktor untuk bisa menyelesaikannya tapi kami tidak tahu apakah itu bisa dilakukan," ucapnya.
Perdana Menteri Jepang, Shinzō Abe sebelumnya dikritik terkait dengan pembangunan stadion nasional tersebut. Stadion yang diarsiteki Zaha Hadid itu dinilai terlalu mahal dan meningkat menjadi USD 2 Miliar (Rp 28 Triliun) atau dua kali lipat dari anggaran sebelumnya.
Awal bulan ini, pemerintah Jepang akhirnya merevisi anggaran tersebut menjadi USD1,7 Miliar (Rp23 Triliun). "Saya pikir kami akan mencari cara untuk pembangunan stadion dengan anggaran di bawah USD1,7 Miliar," pungkas Endo.
John Coates, Ketua Komisi IOC yang selama ini memantau perkembangan persiapan Tokyo sudah beberapa kali meminta jaminan soal penyelesaian stadion. Otoritas olah raga dunia itu meminta agar stadion sudah siap digunakan pada pembukaan dan penutupan Olimpiade 2020 pada 24 Juli 2020.
"Stadion harus sudah siap untuk acara pembukaan dan saat latihan. Mereka sudah harus menyerahkan panitia olimpiade pada Januari 2020," papar Coates usai mengunjungi Tokyo seperti dilansir Insidethegames, Rabu (26/8/2015).
Sementara itu Ketua Olimpiade Jepang, Toshiaki Endo mengaku pesimistis permintaan IOC bisa terpenuhi. "Pada April nanti akan menjadi jadwal yang padat. Kami akan meminta pada kontraktor untuk bisa menyelesaikannya tapi kami tidak tahu apakah itu bisa dilakukan," ucapnya.
Perdana Menteri Jepang, Shinzō Abe sebelumnya dikritik terkait dengan pembangunan stadion nasional tersebut. Stadion yang diarsiteki Zaha Hadid itu dinilai terlalu mahal dan meningkat menjadi USD 2 Miliar (Rp 28 Triliun) atau dua kali lipat dari anggaran sebelumnya.
Awal bulan ini, pemerintah Jepang akhirnya merevisi anggaran tersebut menjadi USD1,7 Miliar (Rp23 Triliun). "Saya pikir kami akan mencari cara untuk pembangunan stadion dengan anggaran di bawah USD1,7 Miliar," pungkas Endo.
(bbk)