Klub Desak Liga Indonesia Diakui FIFA
A
A
A
JEPARA - Klub-klub sepak bola di Jawa Tengah berharap kompetisi Liga Indonesia musim depan harus diakui oleh FIFA. Pasalnya, jika hanya berstatus turnamen tidak akan bisa menyelesaikan persoalan yang dialami oleh para pemain dan jajaran tim pelatih setelah kompetisi dihentikan.
”Kalau bisa (diakui FIFA), kita bicara jenjang karir. Kita ingin pemain Indonesia punya prestasi yang berjenjang,”ungkap CEO Persijap Jepara Aris Isnandar, Jumat (28/8).
Menurut dia, gelaran turnamen seperti Piala Kemerdekaan, itu sifatnya kondisional dan juaranya juga sangat dibatasi. Jika kompetisi resmi sebelumnya seperti DU dan Liga Super, itu merupakan agenda PSSI yang telah diakui FIFA.
”Kami berharap segera dimulai lagi. Kondisi seperti ini akan sampai kapan? Hilangkan ego dari masing-masing, demi satu kepentingan yang lebih besar yakni sepak bola nasional,”kata dia.
Aris mengatakan, saat ini publik Jepara sudah tidak sabar untuk menyaksikan kembali hiburan sepak bola. Karena lama vakum, aset yang dimiliki pemerintah daerah berupa stadion yang cukup megah juga mangkrak, karena tidak digunakan oleh pemain profesional.
”Stadion hanya dipakai klub lokal. Kalau ada kompetisi, ya harus home and away, dikembalikan seperti format sebelumnya, karena ini tontonan favorit masyarakat Jepara,” tuturnya.
CEO Persip Budi Setiawan menegaskan, Persip Pekalongan tidak akan turun dalam kompetisi jika ke depan ternyata tidak diakui oleh FIFA. Segala persoalan yang saat ini masih melanda sepak bola nasional harus dibenahi, sebelum kompetisi resmi kembali bergulir.
”Kita sudah rugi sekali, setelah PSSI dibekukan yang berakibat tidak ada kompetisi. Kami tidak ingin rugi dua kali, jika ikut kompetisi,” kata Budi.
Budi menyatakan, segala aspek pertandingan harus dimatangkan sejak awal, termasuk izin dari kepolisian. Pasalnya klub sejak pembentukan tim juga sudah mengeluarkan biaya sehingga tidak mengalami kerugian di kemudian hari.
Pengalaman dari kompetisi musim ini yang batal, jangan kembali terulang pada kompetisi berikutnya. ”Kompetisi harus home and away agar bisa memberi hiburan masyarakat.Alasan utama Persip tidak ikut Piala Kemerdekaan karena home tournament,”ujarnya.
”Kalau bisa (diakui FIFA), kita bicara jenjang karir. Kita ingin pemain Indonesia punya prestasi yang berjenjang,”ungkap CEO Persijap Jepara Aris Isnandar, Jumat (28/8).
Menurut dia, gelaran turnamen seperti Piala Kemerdekaan, itu sifatnya kondisional dan juaranya juga sangat dibatasi. Jika kompetisi resmi sebelumnya seperti DU dan Liga Super, itu merupakan agenda PSSI yang telah diakui FIFA.
”Kami berharap segera dimulai lagi. Kondisi seperti ini akan sampai kapan? Hilangkan ego dari masing-masing, demi satu kepentingan yang lebih besar yakni sepak bola nasional,”kata dia.
Aris mengatakan, saat ini publik Jepara sudah tidak sabar untuk menyaksikan kembali hiburan sepak bola. Karena lama vakum, aset yang dimiliki pemerintah daerah berupa stadion yang cukup megah juga mangkrak, karena tidak digunakan oleh pemain profesional.
”Stadion hanya dipakai klub lokal. Kalau ada kompetisi, ya harus home and away, dikembalikan seperti format sebelumnya, karena ini tontonan favorit masyarakat Jepara,” tuturnya.
CEO Persip Budi Setiawan menegaskan, Persip Pekalongan tidak akan turun dalam kompetisi jika ke depan ternyata tidak diakui oleh FIFA. Segala persoalan yang saat ini masih melanda sepak bola nasional harus dibenahi, sebelum kompetisi resmi kembali bergulir.
”Kita sudah rugi sekali, setelah PSSI dibekukan yang berakibat tidak ada kompetisi. Kami tidak ingin rugi dua kali, jika ikut kompetisi,” kata Budi.
Budi menyatakan, segala aspek pertandingan harus dimatangkan sejak awal, termasuk izin dari kepolisian. Pasalnya klub sejak pembentukan tim juga sudah mengeluarkan biaya sehingga tidak mengalami kerugian di kemudian hari.
Pengalaman dari kompetisi musim ini yang batal, jangan kembali terulang pada kompetisi berikutnya. ”Kompetisi harus home and away agar bisa memberi hiburan masyarakat.Alasan utama Persip tidak ikut Piala Kemerdekaan karena home tournament,”ujarnya.
(aww)