Start Terburuk Nyonya Tua

Selasa, 01 September 2015 - 10:53 WIB
Start Terburuk Nyonya Tua
Start Terburuk Nyonya Tua
A A A
ROMA - Untuk pertama kali dalam sejarah Seri A, Juventus mengalami dua kekalahan beruntun di dua giornata awal setelah dicabik Sang Serigala AS Roma 2-1 di Stadio Olimpico, dini hari kemarin.

Inilah awal kampanye terburuk sang juara bertahan. Ironis, setelah melewati periode hebat musim lalu dengan meraih double winners scudetto Seri A plus juara Coppa Italia dan menembus final Liga Champions, Juve mengawali musim ini dengan gairah yang jauh berbeda. Sukses mengepak trofi Piala Super Italia setelah menang 2-0 atas Lazio, 8 Agustus lalu, pun tak mampu mendongkrak performa La Vecchia Signora (Si Nyonya Tua) .

Ya, mengawali kompetisi dengan kekalahan 0-1 dari Udinese di kandang sendiri, pekan lalu, Juve kembali terluka di Stadio Olimpico kala dua gol Roma melalui Miralem Pjanic pada menit ke-61 dan Edin Dzeko (79) hanya bisa dibalas sekali oleh Paulo Dybala (87). Setelah kartu merah Patrice Evra pada menit-78, Juve nyaris menyamakan kedudukan melalui Leonardo Bonucci kalau saja tak digagalkan kiper Wojciech Szczesny.

Menurut Il Tecnico Juve Massimiliano Allegri, anak asuhannya terlalu tunduk dengan dominasi Roma. “Kami menghadapi skuad Roma yang sempurna dan kami terlalu banyak ditekan di babak pertama. Kami tak mampu keluar dari setengah lapangan dan menyerang mereka,” tuturnya kepadaMediaset Premium .

Parahnya, Juve hanya mampu melepaskan sekali tembakan ke gawang di babak pertama, sesuatu yang tak pernah terjadi pada Nyonya Tua di Seri A sejak 2004/2005. Dua kekalahan beruntun ini menjadi yang pertama kali buat Juve di Seri A sejak Maret 2011 kala mengalami tiga kekalahan berturut-turut.

Keterpurukan ini mengulangi masa kelam yang pernah dialami klub berkostum Zebra itu pada 1912/1913, jauh sebelum format kompetisi berubah menjadi Seri A pada musim 1929/1930. Juve juga menjadi juara bertahan kedua setelah Bologna pada 1941/1942 yang gagal mengepak angka di dua pekan awal.

Namun, Juve bisa mengambil inspirasi dari keberhasilan klub tetangga, Torino, yang sukses scudetto pada 1942/1943 setelah mengawali dua laga awal dengan kekalahan. “Tapi, saya tak khawatir. Hal seperti ini biasa terjadi dalam sepak bola. Kami harus berubah total, terutama dalam soal mental. Ini musim yang panjang. Kami harus tajam dalam menganalisis apa yang salah dan bermain lebih baik,” papar Allegri.

Buat Roma, ini kemenangan pertama atas Si Nyonya Tua di Seri A sejak terakhir kali gol semata wayang Francesco Totti membuat klub berjuluk I Lupi (Sang Serigala) itu menang 1-0 pada Februari 2013. Tiga poin ini jelas mendongkrak rasa percaya diri klub Ibu Kota Italia itu dalam pacuan scudetto musim ini. “Kami terlihat kendur dalam 10 menit akhir dan mendominasi dalam 80 menit.

Kami kebobolan sebuah gol bodoh, padahal kami punya kesempatan menang 3-0. Tapi, kami bermain luar biasa. Anda tak bisa melupakan, Juventus adalah penantang juara di final Liga Champions beberapa bulan lalu,” kata il capitano Roma Daniele de Rossi.

“Sungguh luar biasa kami punya keberanian memainkan sepak bola kami dengan kepala tegak. Kami harus punya mental yang sama saat melawan klub lebih kecil. Jika kami mampu melakukannya, kami akan menjadi lebih kuat dari siapa pun,”pungkasnya.

Abdul haris
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7500 seconds (0.1#10.140)