Ujian Lini Depan
A
A
A
BORDEAUX - Didier Deschamps ingin membuktikan bahwa Prancis benar-benar kembali ke jalur kemenangan. Dia berharap Les Bleus mengalahkan Serbia pada laga uji coba di Stade Bordeaux-Atlantique, dini hari nanti.
Prancis mulai menggeliat setelah memukul Portugal 1-0 di Estadio Jose Alvalade, Lisabon, pada laga persahabatan, Jumat (4/9). Walau gol tercipta menjelang akhir pertandingan, hasil itu menyudahi catatan dua kekalahan beruntun atas Belgia (3-4) dan Albania (0-1).
“Kemenangan selalu menjadi pil mujarab mengobati luka akibat kekalahan. Namun, saya tidak terlalu cemas (soal semua kekalahan selama Juni). Saya hanya kurang puas. Di luar itu, ada pola pikir dan kami harus mengembalikan soliditas pertahanan,” ucap Deschamps, dilansir Soccerway.
Deschamps membidik kemenangan beruntun karena belum pernah dilakukan Prancis sejak pergantian tahun. Terakhir kali tim Ayam Jantan menggebuk lawannya dua kali tanpa henti ketika menggilas Portugal (2-1) dan Armenia (3-0) pada partai persahabatan Oktober 2014.
Misi lain yang diusung Deschamps adalah mempertahankan clean sheets dan menambah daya ledak. Kemenangan 1-0 atas Portugal mengindikasikan masalah lini belakang mulai teratasi setelah sempat kebobolan lima gol dalam dua laga. Dia ingin gawang Prancis tetap suci dari terjangan Serbia. Sektor serangan juga hendak diperbaiki Deschamps.
Pelatih berusia 46 tahun itu mengakui produktivitas armadanya sedang menurun. Menurut dia, hal itu karena buruknya penyelesaian akhir. Saat bentrok dengan Portugal misalnya, Prancis melakukan tujuh upaya menuju sasaran dengan hanya satu yang berbuah gol.
“Agar bisa menyerang dengan leluasa dan terus-menerus, kami harus bertahan dengan baik dan menemukan keseimbangan yang tepat. Anda tidak bisa mendapatkan semuanya. Namun, kami memperlihatkan apa yang dapat dilakukan sewaktu menghadapi Portugal. Kami harus melakukan hal serupa di setiap pertandingan,” tutur Deschamps.
Kemenangan atas Serbia sangat diperlukan Prancis demi menghadirkan momentum positif jelang Piala Eropa 2016. Sebagai tuan rumah, Antoine Griezmann dkk tentunya enggan disindir karena tidak punya modal bagus saat turnamen berlangsung di kandang.
Sepintas peluang Prancis menjinakkan Serbia cukup terbuka. Mereka tidak pernah kalah dari empat pertemuan sebelumnya, yaitu dua kali menang (2-0, 2-1) serta dua skor imbang (1-1, 1-1). Uniknya, dua kemenangan itu direngkuh Prancis ketika menjadi tuan rumah.
Satu-satunya kendala Prancis hanyalah cedera Nabil Fekir. Pemain Olympique Lyon itu mengalami cedera lutut kanan kala bentrok Portugal dan harus istirahat hingga enam bulan. Karim Benzema juga diragukan bisa hadir karena masalah kebugaran.
Artinya, melawan Serbia, Prancis punya sejumlah pemain berkarakter menyerang, seperti Griezmann, Olivier Giroud, Anthony Martial, Paul Pogba. Sepertinya Griezmann akan bertandem dengan Giroud atau Martial, sedangkan Pogba menyokong dari second line .
“Kami melihat hal bagus dari Pogba. Dia terkadang menyia-nyiakan peluang. Namun, dia sudah tampil bagus. Dia bisa berkolaborasi dengan Yohan Cabaye dan Blaise Matuidi. Pogba seorang kreator, tapi sayang kami tidak bisa menyaksikan Nabil (Fekir) dan Karim (Benzema) berduet,” pungkas Deschamps.
M mirza
Prancis mulai menggeliat setelah memukul Portugal 1-0 di Estadio Jose Alvalade, Lisabon, pada laga persahabatan, Jumat (4/9). Walau gol tercipta menjelang akhir pertandingan, hasil itu menyudahi catatan dua kekalahan beruntun atas Belgia (3-4) dan Albania (0-1).
“Kemenangan selalu menjadi pil mujarab mengobati luka akibat kekalahan. Namun, saya tidak terlalu cemas (soal semua kekalahan selama Juni). Saya hanya kurang puas. Di luar itu, ada pola pikir dan kami harus mengembalikan soliditas pertahanan,” ucap Deschamps, dilansir Soccerway.
Deschamps membidik kemenangan beruntun karena belum pernah dilakukan Prancis sejak pergantian tahun. Terakhir kali tim Ayam Jantan menggebuk lawannya dua kali tanpa henti ketika menggilas Portugal (2-1) dan Armenia (3-0) pada partai persahabatan Oktober 2014.
Misi lain yang diusung Deschamps adalah mempertahankan clean sheets dan menambah daya ledak. Kemenangan 1-0 atas Portugal mengindikasikan masalah lini belakang mulai teratasi setelah sempat kebobolan lima gol dalam dua laga. Dia ingin gawang Prancis tetap suci dari terjangan Serbia. Sektor serangan juga hendak diperbaiki Deschamps.
Pelatih berusia 46 tahun itu mengakui produktivitas armadanya sedang menurun. Menurut dia, hal itu karena buruknya penyelesaian akhir. Saat bentrok dengan Portugal misalnya, Prancis melakukan tujuh upaya menuju sasaran dengan hanya satu yang berbuah gol.
“Agar bisa menyerang dengan leluasa dan terus-menerus, kami harus bertahan dengan baik dan menemukan keseimbangan yang tepat. Anda tidak bisa mendapatkan semuanya. Namun, kami memperlihatkan apa yang dapat dilakukan sewaktu menghadapi Portugal. Kami harus melakukan hal serupa di setiap pertandingan,” tutur Deschamps.
Kemenangan atas Serbia sangat diperlukan Prancis demi menghadirkan momentum positif jelang Piala Eropa 2016. Sebagai tuan rumah, Antoine Griezmann dkk tentunya enggan disindir karena tidak punya modal bagus saat turnamen berlangsung di kandang.
Sepintas peluang Prancis menjinakkan Serbia cukup terbuka. Mereka tidak pernah kalah dari empat pertemuan sebelumnya, yaitu dua kali menang (2-0, 2-1) serta dua skor imbang (1-1, 1-1). Uniknya, dua kemenangan itu direngkuh Prancis ketika menjadi tuan rumah.
Satu-satunya kendala Prancis hanyalah cedera Nabil Fekir. Pemain Olympique Lyon itu mengalami cedera lutut kanan kala bentrok Portugal dan harus istirahat hingga enam bulan. Karim Benzema juga diragukan bisa hadir karena masalah kebugaran.
Artinya, melawan Serbia, Prancis punya sejumlah pemain berkarakter menyerang, seperti Griezmann, Olivier Giroud, Anthony Martial, Paul Pogba. Sepertinya Griezmann akan bertandem dengan Giroud atau Martial, sedangkan Pogba menyokong dari second line .
“Kami melihat hal bagus dari Pogba. Dia terkadang menyia-nyiakan peluang. Namun, dia sudah tampil bagus. Dia bisa berkolaborasi dengan Yohan Cabaye dan Blaise Matuidi. Pogba seorang kreator, tapi sayang kami tidak bisa menyaksikan Nabil (Fekir) dan Karim (Benzema) berduet,” pungkas Deschamps.
M mirza
(ftr)