Uji Kelayakan
A
A
A
LONDON - Tiket ke Piala Eropa 2016 sudah di tangan, kini Pelatih Inggris Roy Hodgson ingin armadanya menjaga konsistensi pada sisa laga kualifikasi untuk menguji kelayakan sebelum tampil di Prancis tahun depan.
Salah satunya saat menjamu Swiss di Wembley dini hari nanti. Setelah pesta gol 6-0 di San Marino, Jumat (4/9), kini The Three Lions kembali tampil di hadapan publik sendiri. Inggris bisa memastikan puncak klasemen Grup E jika bisa mengalahkan Swiss atau minimal bermain imbang. Saat ini Inggris duduk di singgasana sementara dengan nilai 21, diikuti Swiss di urutan 2 dengan poin 15. Estonia ada di posisi 3 dengan 10 angka, unggul satu dari Slovenia di tangga keempat.
Sementara Lithuania dan San Marino ada di dua terbawah dengan poin 6 dan 1. Dengan kondisi ini, tuan rumah bisa jadi mendapat perlawanan sengit dari Swiss yang berambisi menemani Inggris ke Prancis tahun depan. Situasi ini bakal menjadi ujian bagus buat Hodgson melihat sejauh mana kematangan timnya mendapat tekanan lawan. Ini penting buat Hodgson untuk meyakinkan dirinya bahwa skuadnya bisa bersaing di Prancis musim panas tahun depan.
Pasalnya, meski bagus di kualifikasi, The Three Lions kerap kedodoran saat tampil pada putaran final. Untuk itu, Hodgson perlu terus menyempurnakan performa timnya. Selain kontra Swiss, sang arsitek masih punya dua laga kualifikasi berikutnya saat menjamu Estonia dan sowan ke Lithuania, 9 dan 12 Oktober mendatang, serta serangkaian uji coba untuk meningkatkan daya saing asuhannya.
Tanpa beberapa nama pemain kunci yang cedera, seperti Jack Wilshere, Jordan Henderson, Daniel Sturridge, Danny Welbeck, Hodgson punya kesempatan mencari opsi lain yang dia butuhkan sebelum Juni tahun depan. ”Mereka selalu ada dalam pikiran saya karena mereka pemain yang sangat bagus dan bermain sangat bagus saat tampil untuk tim nasional yang saya latih.
Tapi, saya punya opsi dalam diri (Jamie) Vardy, (Harry) Kane, dan (Theo) Walcott karena kami tak bisa terus bicarakan orang-orang yang tak ada bersama kami,” ungkap Hodgson, dikutip thefa.com . Sementara Walcott senang mendapatkan kesempatan kembali ke timnas. Saat melawan San Marino, dia masuk menggantikan Alex Oxlade-Chamberlain pada sisa 23 menit terakhir.
Namun, durasi itu cukup untuknya menyumbang satu gol untuk negaranya. ”Kami senang bisa lolos dan cara kami bermain menunjukkan kami makin berkembang setelah Piala Dunia. Kami harus terus mengembangkan diri sebelum turnamen yang sesungguhnya dan Selasa (8/9) kami punya ujian besar (melawan Swiss),” ungkapnya.
Ya, Swiss bisa jadi tes yang tepat untuk menguji kesiapan Inggris tampil di Prancis nanti. Tim berjuluk La Nati itu menunjukkan mental juara saat membalikkan ketertinggalan 0-2 menjadi kemenangan 3-2 dalam 10 menit terakhir kala menjamu Slovenia, Jumat lalu. Swiss bisa lolos ke Prancis asal mampu membalas kekalahan 0-2 dari Inggris pada pertemuan terakhir September tahun lalu sambil berharap Estonia dan Slovenia bermain imbang di Maribor.
Kiper Swiss Yann Sommer percaya penampilan impresif mereka yang mampu membalikkan kekalahan menjadi kemenangan kontra Slovenia pada laga lalu memberi mereka momentum untuk melangkahkan kaki memasuki rumput Wembley. ”Faktanya, kami menunjukkan karakter kuat yang meninggikan motivasi dan percaya diri kami untuk menghadapi Inggris,” tuturnya.
Abdul haris
Salah satunya saat menjamu Swiss di Wembley dini hari nanti. Setelah pesta gol 6-0 di San Marino, Jumat (4/9), kini The Three Lions kembali tampil di hadapan publik sendiri. Inggris bisa memastikan puncak klasemen Grup E jika bisa mengalahkan Swiss atau minimal bermain imbang. Saat ini Inggris duduk di singgasana sementara dengan nilai 21, diikuti Swiss di urutan 2 dengan poin 15. Estonia ada di posisi 3 dengan 10 angka, unggul satu dari Slovenia di tangga keempat.
Sementara Lithuania dan San Marino ada di dua terbawah dengan poin 6 dan 1. Dengan kondisi ini, tuan rumah bisa jadi mendapat perlawanan sengit dari Swiss yang berambisi menemani Inggris ke Prancis tahun depan. Situasi ini bakal menjadi ujian bagus buat Hodgson melihat sejauh mana kematangan timnya mendapat tekanan lawan. Ini penting buat Hodgson untuk meyakinkan dirinya bahwa skuadnya bisa bersaing di Prancis musim panas tahun depan.
Pasalnya, meski bagus di kualifikasi, The Three Lions kerap kedodoran saat tampil pada putaran final. Untuk itu, Hodgson perlu terus menyempurnakan performa timnya. Selain kontra Swiss, sang arsitek masih punya dua laga kualifikasi berikutnya saat menjamu Estonia dan sowan ke Lithuania, 9 dan 12 Oktober mendatang, serta serangkaian uji coba untuk meningkatkan daya saing asuhannya.
Tanpa beberapa nama pemain kunci yang cedera, seperti Jack Wilshere, Jordan Henderson, Daniel Sturridge, Danny Welbeck, Hodgson punya kesempatan mencari opsi lain yang dia butuhkan sebelum Juni tahun depan. ”Mereka selalu ada dalam pikiran saya karena mereka pemain yang sangat bagus dan bermain sangat bagus saat tampil untuk tim nasional yang saya latih.
Tapi, saya punya opsi dalam diri (Jamie) Vardy, (Harry) Kane, dan (Theo) Walcott karena kami tak bisa terus bicarakan orang-orang yang tak ada bersama kami,” ungkap Hodgson, dikutip thefa.com . Sementara Walcott senang mendapatkan kesempatan kembali ke timnas. Saat melawan San Marino, dia masuk menggantikan Alex Oxlade-Chamberlain pada sisa 23 menit terakhir.
Namun, durasi itu cukup untuknya menyumbang satu gol untuk negaranya. ”Kami senang bisa lolos dan cara kami bermain menunjukkan kami makin berkembang setelah Piala Dunia. Kami harus terus mengembangkan diri sebelum turnamen yang sesungguhnya dan Selasa (8/9) kami punya ujian besar (melawan Swiss),” ungkapnya.
Ya, Swiss bisa jadi tes yang tepat untuk menguji kesiapan Inggris tampil di Prancis nanti. Tim berjuluk La Nati itu menunjukkan mental juara saat membalikkan ketertinggalan 0-2 menjadi kemenangan 3-2 dalam 10 menit terakhir kala menjamu Slovenia, Jumat lalu. Swiss bisa lolos ke Prancis asal mampu membalas kekalahan 0-2 dari Inggris pada pertemuan terakhir September tahun lalu sambil berharap Estonia dan Slovenia bermain imbang di Maribor.
Kiper Swiss Yann Sommer percaya penampilan impresif mereka yang mampu membalikkan kekalahan menjadi kemenangan kontra Slovenia pada laga lalu memberi mereka momentum untuk melangkahkan kaki memasuki rumput Wembley. ”Faktanya, kami menunjukkan karakter kuat yang meninggikan motivasi dan percaya diri kami untuk menghadapi Inggris,” tuturnya.
Abdul haris
(bbg)