Kendala Teknis Hadang Ambisi Sean Gelael
A
A
A
NURBURGRING - Kendala teknis menghadang ambisi Sean Gelael untuk kembali meraih poin pada Formula Renault 3.5 World Series di Sirkuit Nurburgring, Jerman, Sabtu (12/9). Sejumlah persoalan mobil yang terjadi sejak sesi latihan sehari sebelumnya membuat pebalap tim Jagonya Ayam with Carlin itu harus puas finis di posisi ke-15.
Namun, hasil tersebut cukup bagus mengingat pebalap Indonesia berusia 18 tahun itu harus memulai lomba dari posisi buncit. Start dari urutan paling belakang tidak lepas dari masalah indikator alarm kebakaran di mobil Sean saat sesi kualifikasi. Percikan api dari katup mesin mengaktifkan alarm yang membuat mesin mobil mati seketika.
Putra mantan pereli nasional Ricardo Gelael itu pun tak bisa berjuang maksimal untuk merebut posisi start terbaik. “Kondisi mental saya cukup terpukul dengan kejadian itu karena saya sangat ingin melanjutkan tren positif di Sirkuit Silverstone pada seri sebelumnya,” ungkap Sean.
Masalah indikator alarm kebakaran itu sudah terjadi di sesi latihan bebas pertama, Jumat (11/9) pagi. Kala itu, saat belum genap mengitari satu putaran, mesin mobil Sean mati dan mengeluarkan kepulan asap yang cukup tebal. Perbaikan mobil memakan waktu cukup lama sehingga Sean baru bisa kembali ke lintasan ketika sesi latihan tersisa tiga menit.
Di sesi latihan kedua pada petang hari, Sean menabrak dinding pembatas saat baru mengitari sirkuit sepanjang 5,145 kilometer itu sebanyak tiga lap. Mobilnya rusak cukup parah sehingga ia tak bisa melanjutkan latihan.
Meski didera serangkaian masalah, Sean masih mampu berjuang untuk memperbaiki posisi saat balapan. Berkat reaksi start yang bagus, posisi pebalap yang menggemari musik hip-hop itu langsung melejit ke urutan 18. Posisi itu bertahan hingga pertengahan lomba sebelum ia mampu melewati pebalap tim Arden Motorsport Nicholas Latifi dan Bruno Bonifacio (International Draco Racing).
Sean lalu memenangi duel satu lawan satu melawan Beitske Visser dari tim Adrian Valles Formula (AVF) untuk mengakhiri balapan lima tingkat lebih baik dari posisinya saat start. “Ini hasil maksimal yang bisa saya raih. Mobil saya under steer sehingga roda depan tak bisa dibelokkan dengan sempurna. Itu menyulitkan di tikungan dengan kecepatan menengah dan lambat yang cukup banyak di Nurburgring,” katanya.
Ia berharap tim teknisi dan mekanik dapat membenahi sejumlah masalah yang terjadi agar dapat tampil lebih baik pada balapan kedua, Minggu (13/9).
Sementara itu, Tom Dillmann finis di peringkat kelima. Pebalap asal Prancis itu gagal memanfaatkan momentum untuk naik podium meskipun memulai lomba dari posisi ketiga. Reaksi yang buruk saat start membuat posisinya diambil alih pebalap Fortec Motorsports Jazeman Jaafar dan Matthieu Vaxiviere dari tim Lotus usai tikungan pertama.
Tambahan 10 poin tak mengubah posisi Dillmann di peringkat keenam klasemen pebalap dengan 89 angka. Posisi itu sama dengan tim Jagonya Ayam with Carlin pada klasemen tim dengan koleksi nilai 110 dari tujuh seri yang telah berlangsung.
Namun, hasil tersebut cukup bagus mengingat pebalap Indonesia berusia 18 tahun itu harus memulai lomba dari posisi buncit. Start dari urutan paling belakang tidak lepas dari masalah indikator alarm kebakaran di mobil Sean saat sesi kualifikasi. Percikan api dari katup mesin mengaktifkan alarm yang membuat mesin mobil mati seketika.
Putra mantan pereli nasional Ricardo Gelael itu pun tak bisa berjuang maksimal untuk merebut posisi start terbaik. “Kondisi mental saya cukup terpukul dengan kejadian itu karena saya sangat ingin melanjutkan tren positif di Sirkuit Silverstone pada seri sebelumnya,” ungkap Sean.
Masalah indikator alarm kebakaran itu sudah terjadi di sesi latihan bebas pertama, Jumat (11/9) pagi. Kala itu, saat belum genap mengitari satu putaran, mesin mobil Sean mati dan mengeluarkan kepulan asap yang cukup tebal. Perbaikan mobil memakan waktu cukup lama sehingga Sean baru bisa kembali ke lintasan ketika sesi latihan tersisa tiga menit.
Di sesi latihan kedua pada petang hari, Sean menabrak dinding pembatas saat baru mengitari sirkuit sepanjang 5,145 kilometer itu sebanyak tiga lap. Mobilnya rusak cukup parah sehingga ia tak bisa melanjutkan latihan.
Meski didera serangkaian masalah, Sean masih mampu berjuang untuk memperbaiki posisi saat balapan. Berkat reaksi start yang bagus, posisi pebalap yang menggemari musik hip-hop itu langsung melejit ke urutan 18. Posisi itu bertahan hingga pertengahan lomba sebelum ia mampu melewati pebalap tim Arden Motorsport Nicholas Latifi dan Bruno Bonifacio (International Draco Racing).
Sean lalu memenangi duel satu lawan satu melawan Beitske Visser dari tim Adrian Valles Formula (AVF) untuk mengakhiri balapan lima tingkat lebih baik dari posisinya saat start. “Ini hasil maksimal yang bisa saya raih. Mobil saya under steer sehingga roda depan tak bisa dibelokkan dengan sempurna. Itu menyulitkan di tikungan dengan kecepatan menengah dan lambat yang cukup banyak di Nurburgring,” katanya.
Ia berharap tim teknisi dan mekanik dapat membenahi sejumlah masalah yang terjadi agar dapat tampil lebih baik pada balapan kedua, Minggu (13/9).
Sementara itu, Tom Dillmann finis di peringkat kelima. Pebalap asal Prancis itu gagal memanfaatkan momentum untuk naik podium meskipun memulai lomba dari posisi ketiga. Reaksi yang buruk saat start membuat posisinya diambil alih pebalap Fortec Motorsports Jazeman Jaafar dan Matthieu Vaxiviere dari tim Lotus usai tikungan pertama.
Tambahan 10 poin tak mengubah posisi Dillmann di peringkat keenam klasemen pebalap dengan 89 angka. Posisi itu sama dengan tim Jagonya Ayam with Carlin pada klasemen tim dengan koleksi nilai 110 dari tujuh seri yang telah berlangsung.
(aww)