Aura Positif Sean Gelael Menuju Sirkuit Le Mans

Sabtu, 19 September 2015 - 20:17 WIB
Aura Positif Sean Gelael...
Aura Positif Sean Gelael Menuju Sirkuit Le Mans
A A A
JAKARTA - Pebalap masa depan Indonesia Sean Gelael melupakan kegagalan menambah poin di Sirkuit Nurburgring, Jerman. Pilot jet darat dari tim Jagonya Ayam with Carlin itu menyiapkan diri menghadapi lanjutan Formula Renault 3.5 World Series di Sirkuit Le Mans. Seri lanjutan Formula Renault 3.5 itu akan digeber 25-27 September mendatang.

Sean berharap dapat memperbaiki performanya seperti ketika mendapat tambahan poin di Sirkuit Silverstone, Inggris. Pebalap berusia 18 tahun itu belajar dari kegagalannya di Nurburgring. ''Hasil yang saya peroleh akhir-akhir ini memberikan dorongan positif bagi saya untuk menuju Le Mans,”kata Sean.

Sean dan para pebalap lain akan bertarung di Kejuaraan Formula Renault 3.5 untuk pertama kalinya di Le Mans sejak terakhir berlangsung pada tahun 2009, jadi Tim Jagonya Ayam with Carlin harus bekerja keras untuk menjadi salah satu tim pertama yang memperoleh setingan mobil ideal sejak sesi latihan bebas dimulai.

''Saya tahu bahwa saya memliki kecepatan, jadi apabila saya bisa melewati sesi latihan bebas dan kualifikasi tanpa masalah maka kemungkinan hasilnya akan baik. Le Mans sudah tidak masuk kalender Formula Renault 3.5 selama beberapa tahun jadi kita semua akan memulai akhir pekan nanti dalam kondisi yang kurang lebih sama yang berbeda dengan biasanya – Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan tambahan poin untuk Indonesia,”papar Sean.

Tim Carlin sebenarnya memiliki sejarah di Le Mans pada 2005. Saat pertama kali Kejuaraan Formula Renault 3.5 berlangsung, pebalap Carlin, Will Power berhasil menjadi juara. Kemudian Will Power menjadi bintang di Kejuaraan Indy Car di Amerika dan menjuarai kejuaraan tersebut di tahun 2014.

Le Mans adalah salah satu tempat penyelenggaraan balapan yang paling terkenal di dunia. Kota Le Mans menjadi terkenal karena menjadi tuan rumah bagi Grand Prix pertama – French Grand Prix di tahun 1906 – di mana para pebalap gagah berani di jaman itu bertarung di sebuah sirkuit berbentuk segitiga besar, di bagian timur kota, sepanjang lebih dari 100 kilometer. Dan seperti sudah diduga, pertarungan ini dimenangkan oleh sebuah Renault.

Tetapi kota ini paling dikenal karena balapan Le Mans 24 Jam, yang sudah diselenggarakan setiap tahun sejak 1923, dan dilaksanakan di sirkuit sepanjang 13 kilometer yang benar-benar menjadi ujian berat bagi para bintang terkemuka di dunia balap uji ketahanan. Pada 1960, penyelenggara balapan Le Mans membangun sebuah lintasan yang lebih pendek – Sirkuit Bugatti – sepanjang 4,2 kilometer, dan di sirkuit inilah Sean dan para pesaingnya akan bertarung.

Di Sirkuit Le Mans Bugatti terdapat pits, jalur lurus di start-finish dan chicane pertama dari lintasan yang juga digunakan untuk balapan 24 jam sebelum memasuki lintasan baru dengan berbelok ke kanan menuju serangkaian tikungan yang sangat teknikal. Yakni menghadirkan tantangan besar bagi para pebalap sebelum bergabung kembali dengan lintasan balap 24 jam di chicane yang terakhir. Lintasan ini bahkan sudah dipergunakan dalam ajang Formula 1 - GP Prancis tahun 1967, dan sampai sekarang masih menjadi tuan rumah bagi bagi Grand Prix Motor Prancis.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0977 seconds (0.1#10.140)