Marquez Ngaku Sulit Mengontrol Emosi
A
A
A
ARAGON - Kecerdasan menjaga emosional terkadang memainkan peranan penting dalam kehidupan, tapi tidak bagi Marc Marquez. Joki Repsol Honda itu justru bersiap merelakan mahkota juara dunia MotoGP selama dua tahun berturut-turut berpindah ke pangkuan pembalap lain di musim ini.
Hal itu terjadi karena Marquez tidak mampu mengontrol emosinya selama mengaspal di balapan yang sudah berjalan 14 seri tersebut. Pemilik nomor 93 itu pun tercatat sudah lima kali gagal mencetak poin maksimal akibat kesalahan yang dilakukannya sendiri. (Baca juga: Lima Kesalahan Marquez di Musim 2015)
Terakhir Marquez begitu kesal ketika ia gagal mempertahankan posisi terdepan di Sirkuit Motorland Aragon, Minggu (27/9/2015) malam WIB. Semestinya jika kakak kandung Alex Marquez mampu menjaga momentum, kemungkinan podium di seri 14 bisa direbutnya.
Namun takdir berkata lain, Marquez malah kehilangan poin dan dia berharap catatan minor ini tak terulang di musim lalu. "Saya terlalu banyak jatuh, tidak hanya gagal mempertahankan gelar juara dunia. Tapi saya juga gagal menjadi pembalap yang baik di lintasan. Karena tidak memiliki poin di lima balapan musim ini sama saja saya tak menghasilkan apapun. Mari kita berharap kegagalan tahun ini tak terulang di tahun berikutnya," ungkap Marquez seperti dikutip Motorsport, Selasa (29/9/2015).
Kecelakaan Marquez di Sirkuit Motorland Aragon adalah yang pertama ketika ia menjalani balapan dalam kondisi aspal yang kering. Namun demikian, tak banyak yang mengetahui penyebab insiden tersebut.
Marquez mengatakan bahwa dirinya terlalu cepat menginjak rem saat akan melakukan tikungan di turn 12 pada lap kedua. Hal itu diperburuk dengan kondisi ban yang kurang sempurna ketika mengaspal dalam kondisi aspal yang hangat.
"Saya menginjak rem lebih awal dari pada lap sebelumnya, tapi mungkin fakta bahwa ban tidak sempurna dalam kondisi hangat dan tangki penuh, sehingga saya membuat kesalahan itu. Rasanya sakit sedikit karena saya tahu bahwa saya memiliki kesempatan besar untuk memenangkan balapan dan mungkin saya tidak memiliki kesabaran," sesal Marquez.
Akibat kejadian itu, Marquez selisih 79 poin di belakang pemimpin klasemen Valentino Rossi. Sekarang balapan tinggal menyisakan empat seri lagi dan pembalap kelahiran Cervera, Spanyol, 17 Februari 1993 merasa tim Honda cenderung lebih lambat ketimbang kecepatan motor tim Garpu Tala.
Ketika ditanya apakah Marquez akan menempel Jorge Lorenzo jika kecepatannya mampu mengimbangi motor YZR M1, dia berkata mungkin. Tapi sekali lagi dia berkata bahwa kesabarannya menjaga emosi benar-benar memainkan peranan penting.
"Saya memulai balapan dengan baik, sehingga saya berpikir bakal menyelesaikannya dengan mudah, tapi hasilnya berbeda. Yang perlu diingat adalah saya tidak mempunyai alasan untuk menabrak Lorenzo, karena saya berpikir bahwa dengan kesabaran saya akan menutup kesenjangan pada Lorenzo. Namun itu benar jika saya kurang gagal mengontrol emosi dan itu adalah salah satu kelemahan. Terutama melihat bagaimana Jorge memulai balapan dan mempertontonkan balapan sejak awal yang kuat," tukas Marquez.
Hal itu terjadi karena Marquez tidak mampu mengontrol emosinya selama mengaspal di balapan yang sudah berjalan 14 seri tersebut. Pemilik nomor 93 itu pun tercatat sudah lima kali gagal mencetak poin maksimal akibat kesalahan yang dilakukannya sendiri. (Baca juga: Lima Kesalahan Marquez di Musim 2015)
Terakhir Marquez begitu kesal ketika ia gagal mempertahankan posisi terdepan di Sirkuit Motorland Aragon, Minggu (27/9/2015) malam WIB. Semestinya jika kakak kandung Alex Marquez mampu menjaga momentum, kemungkinan podium di seri 14 bisa direbutnya.
Namun takdir berkata lain, Marquez malah kehilangan poin dan dia berharap catatan minor ini tak terulang di musim lalu. "Saya terlalu banyak jatuh, tidak hanya gagal mempertahankan gelar juara dunia. Tapi saya juga gagal menjadi pembalap yang baik di lintasan. Karena tidak memiliki poin di lima balapan musim ini sama saja saya tak menghasilkan apapun. Mari kita berharap kegagalan tahun ini tak terulang di tahun berikutnya," ungkap Marquez seperti dikutip Motorsport, Selasa (29/9/2015).
Kecelakaan Marquez di Sirkuit Motorland Aragon adalah yang pertama ketika ia menjalani balapan dalam kondisi aspal yang kering. Namun demikian, tak banyak yang mengetahui penyebab insiden tersebut.
Marquez mengatakan bahwa dirinya terlalu cepat menginjak rem saat akan melakukan tikungan di turn 12 pada lap kedua. Hal itu diperburuk dengan kondisi ban yang kurang sempurna ketika mengaspal dalam kondisi aspal yang hangat.
"Saya menginjak rem lebih awal dari pada lap sebelumnya, tapi mungkin fakta bahwa ban tidak sempurna dalam kondisi hangat dan tangki penuh, sehingga saya membuat kesalahan itu. Rasanya sakit sedikit karena saya tahu bahwa saya memiliki kesempatan besar untuk memenangkan balapan dan mungkin saya tidak memiliki kesabaran," sesal Marquez.
Akibat kejadian itu, Marquez selisih 79 poin di belakang pemimpin klasemen Valentino Rossi. Sekarang balapan tinggal menyisakan empat seri lagi dan pembalap kelahiran Cervera, Spanyol, 17 Februari 1993 merasa tim Honda cenderung lebih lambat ketimbang kecepatan motor tim Garpu Tala.
Ketika ditanya apakah Marquez akan menempel Jorge Lorenzo jika kecepatannya mampu mengimbangi motor YZR M1, dia berkata mungkin. Tapi sekali lagi dia berkata bahwa kesabarannya menjaga emosi benar-benar memainkan peranan penting.
"Saya memulai balapan dengan baik, sehingga saya berpikir bakal menyelesaikannya dengan mudah, tapi hasilnya berbeda. Yang perlu diingat adalah saya tidak mempunyai alasan untuk menabrak Lorenzo, karena saya berpikir bahwa dengan kesabaran saya akan menutup kesenjangan pada Lorenzo. Namun itu benar jika saya kurang gagal mengontrol emosi dan itu adalah salah satu kelemahan. Terutama melihat bagaimana Jorge memulai balapan dan mempertontonkan balapan sejak awal yang kuat," tukas Marquez.
(bbk)