Gelar Tur Dunia Bola Voli Syaratnya Iran Harus Bebaskan Wanita
A
A
A
TEHRAN - Federasi Bola Voli Dunia (FIVB) akan memberikan kesempatan Iran menjadi tuan rumah Tur Bola Voli Dunia. Namun, semua itu dengan syarat Iran harus mencabut larangan terhadap kaum wanita untuk menyaksikan pertandingan tersebut.
Iran tercatat sudah 25 tahun melarang kaum wanita terlibat dalam pertandingan olah raga yang dimainkan kaum pria, khususnya sepak bola. Larangan wanita di lapangan voli diberlakukan pada 2012.
Negeri Para Mullah itu sempat mendapatkan sorotan dunia setelah menahan seorang warga Inggris keturunan Iran, Ghoncheh Ghavami. Wanita tersebut harus berurusan dengan pihak berwajib bahkan ditahan di bui karena ketahuan menyaksikan pertandingan voli.
Presiden FIVB Ary Graca, seperti dilaporkan Insidethegames, Selasa (6/10/2015), telah melayangkan surat pada Presiden Iran Hassan Raouhani yang intinya menginginkan pemerintah dapat bernegosiasi. Graca mengaku kalau pihaknya telah mendapatkan dukungan dari tokoh-tokoh di pemerintahan.
Sangat mungkin Iran akan diberikan kesempatan menjadi tuan rumah tur dunia mengingat animo dan prestasi Iran di cabang olah raga ini terbilang sangat bagus. Tapi, semuanya tetap diserahkan pada Iran sendiri mengingat selama ini pengambil dan pembuat keputusan terkait dengan norma hidup harus mendapatkan restu dari Pemimpin Tertingi Ali Khamenei.
Keputusan soal tuan rumah tur dunia ini akan diputuskan pada Oktober ini. Iran mendapatkan sanksi akibat penahanan Ghavami oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC). Mereka tidak boleh menggelar atau menjadi tuan rumah olah raga internasional sampai Ghavami dibebaskan.
Setelah Ghavami dibebaskan, kesempatan pada Iran untuk kembali berpartisipasi di olah raga internasional kembali terbuka. Namun, publik dunia ingin agar larangan terhadap wanita untuk menyaksikan bisa dicabut, setidaknya untuk kaum wanita yang merupakan warga asing.
Iran tercatat sudah 25 tahun melarang kaum wanita terlibat dalam pertandingan olah raga yang dimainkan kaum pria, khususnya sepak bola. Larangan wanita di lapangan voli diberlakukan pada 2012.
Negeri Para Mullah itu sempat mendapatkan sorotan dunia setelah menahan seorang warga Inggris keturunan Iran, Ghoncheh Ghavami. Wanita tersebut harus berurusan dengan pihak berwajib bahkan ditahan di bui karena ketahuan menyaksikan pertandingan voli.
Presiden FIVB Ary Graca, seperti dilaporkan Insidethegames, Selasa (6/10/2015), telah melayangkan surat pada Presiden Iran Hassan Raouhani yang intinya menginginkan pemerintah dapat bernegosiasi. Graca mengaku kalau pihaknya telah mendapatkan dukungan dari tokoh-tokoh di pemerintahan.
Sangat mungkin Iran akan diberikan kesempatan menjadi tuan rumah tur dunia mengingat animo dan prestasi Iran di cabang olah raga ini terbilang sangat bagus. Tapi, semuanya tetap diserahkan pada Iran sendiri mengingat selama ini pengambil dan pembuat keputusan terkait dengan norma hidup harus mendapatkan restu dari Pemimpin Tertingi Ali Khamenei.
Keputusan soal tuan rumah tur dunia ini akan diputuskan pada Oktober ini. Iran mendapatkan sanksi akibat penahanan Ghavami oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC). Mereka tidak boleh menggelar atau menjadi tuan rumah olah raga internasional sampai Ghavami dibebaskan.
Setelah Ghavami dibebaskan, kesempatan pada Iran untuk kembali berpartisipasi di olah raga internasional kembali terbuka. Namun, publik dunia ingin agar larangan terhadap wanita untuk menyaksikan bisa dicabut, setidaknya untuk kaum wanita yang merupakan warga asing.
(bbk)