Pencairan Hadiah Tim Juara Telat? Itu Sudah Biasa

Selasa, 06 Oktober 2015 - 14:06 WIB
Pencairan Hadiah Tim...
Pencairan Hadiah Tim Juara Telat? Itu Sudah Biasa
A A A
SURABAYA - Keterlambatan pencairan hadiah bagi tim sepak bola yang menjadi juara di turnamen atau kompetisi di Indonesia menjadi hal yang biasa. Pun demikian Piala Kemerdekaan 2015 yang digagas transisi menyisakan kasak-kusuk.

Apalagi kalau bukan soal terlambatnya pencairan hadiah uang untuk juara dan peringkat di bawahnya. Sudah hampir sebulan turnamen usai, klub yang berhak menerima hadiah masih menunggu dengan gelisah.

Banyak pihak yang langsung bereaksi keras dengan keterlambatan tersebut, karena dinilai tak sejalan dengan koar Tim Transisi dalam memperbaiki sepak bola Indonesia. Tapi, jika membuka lembaran sejarah, molornya pencairan hadiah sebenarnya sudah menjadi tradisi di sepak bola Indonesia.

Bahkan, semua operator yang pernah menjalankan sepak bola di negeri ini pernah mengalami masalah yang sama. Mulai PSSI atau PT Liga Indonesia, PT LPIS, hingga Tim Transisi, semuanya pernah cacat dalam hal mengurus uang hadiah.

Di Jawa Timur saja, kejadian seperti ini sudah terjadi beberapa kali. Persibo Bojonegoro adalah klub yang dua kali mengalami keterlambatan menerima uang hadiah. Ironisnya, dua keterlambatan tersebut dialami dalam kompetisi di bawah naungan operator yang berbeda.

Pada 2010, Persibo harus menunggu hampir empat bulan untuk mendapatkan hadiah juara Divisi Utama atau ketika mereka promosi ke ISL. Manajer Persibo kala itu, Taufik Riesnendar harus mencari dana talangan untuk tim. Peristiwa yang sama terulang pada 2012.

Ketika LPI menggelar Piala Indonesia pada 2012, Persibo muncul sebagai juara setelah mengalahkan Semen Padang 1-0 di final. Lagi-lagi, walau operator Piala Indonesia sudah berbeda, Laskar Angling Dharma juga harus menunggu lima bulan sebelum pencairan.

"Ya, waktu itu hadiah Piala Indonesia sempat terlambat. Seingat saya sekitar lima bulan. Hadiahnya Rp500 juta," kata eks Manajer Persibo Nur Yahya. Tidak hanya Persibo, tim sekelas Arema Cronus juga pernah mengalami keterlambatan pembayaran hadiah, paling dekat adalah Menpora Cup 2015.

Walau penantian tidak selama Persibo, namun Singo Edan juga sempat gelisah karena lebih dari sebulan kemudian hadiah baru cair. Keterlambatan pemberian hadiah dalam waktu cukup lama juga dialami Persib Bandung sebagai juara ISL 2014 dan berhak atas hadiah uang Rp2,5 miliar.

Demi mendapatkan uang Rp2,5 miliar, Persib harus berulang kali menagih dan menunggu hingga lima bulan lebih. Bukan itu saja, pemain terbaik Ferdinand Sinaga kala itu juga belum menerima uang hadiah Rp100 juta hingga awal 2015, jauh setelah ISL 2014 berakhir.

Fenomena di atas menjadi bukti bahwa siapa pun penggagas kompetisi atau turnamen, problem keterlambatan pencairan hadiah bukan lagi hal baru. Dan dari sekian peristiwa, alasan yang dipakai nyaris sama yakni persoalan pencairan dana oleh sponsor kompetisi atau turnamen.

Tim Transisi idealnya melihat itu sebagai hal krusial yang harus diperhatikan untuk pembenahan sepak bola Indonesia. Pada kenyataannya, Piala Kemerdekaan 2015 kembali mengulang tradisi yang sudah bertahan selama bertahun-tahun.(kukuh setyawan)

Keterlambatan Pencairan Hadiah di Berbagai Versi Kompetisi:

PT Liga Indonesia:
Persib Bandung sebagai juara ISL 2014 menunggu lima bulan sebelum hadiah Rp2,5 miliar dicairkan, termasuk hadiah untuk pemain terbaik Ferdinand Sinaga sebesar Rp100 juta. Sebelumnya Sriwijaya FC juga menunggu pencairan hadiah juara ISL 2011-2012 hampir dua bulan.

PT LPIS:
Hadiah uang Rp500 juta sebagai jawara Piala Indonesia 2012 baru diterima Persibo Bojonegoro setelah lima bulan. PT LPIS juga terlambat membayar uang juara IPL 2011-2012 untuk Semen Padang dengan rentang waktu yang hampir sama.

Tim Transisi:
Hadiah Piala Kemerdekaan sudah hampir sebulan belum diterima tim juara dan peringkat di bawahnya. PSMS Medan, Persinga Ngawi, Persiba Bantul dan Persepam Madura Utama berhak atas uang dengan nominal beragam setelah menuntaskan turnamen pertengahan September 2015 lalu.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1613 seconds (0.1#10.140)