Rossi Abaikan Skenario Perhitungan Poin
A
A
A
MELBOURNE - Gelaran MotoGP 2015 tinggal menyisakan tiga balapan lagi dan beberapa media mulai ramai memberitakan mengenai skenario perhitungan juara dunia. Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo adalah duo Movistar Yamaha, yang berpotensi merebut gelar juara dunia musim ini.
Rossi berada di puncak klasemen sementara dengan raihan 283 poin, sementara rekan setimnya mengoleksi 265 poin. Melihat perolehan poin tersebut, The Doctor hanya perlu tampil konsisten di tiga seri berikutnya, minimal dengan berada di podium kedua.
Jika skenario itu berjalan sesuai rencana, maka pembalap berambut kriwil tersebut mengoleksi 343 poin dari 18 seri yang telah dilakoninya. Sedangkan bila Lorenzo menutup tiga seri berikutnya dengan berada di podium pertama, perolehan poin secara keseluruhan 340.
Artinya, Lorenzo hanya membutuhkan keajaiban agar rival utamanya tersebut tergelincir di podium ketiga pada salah satu balapan dari tiga seri tersisa. Singkat kata, ketika disinggung mengenai skenario perhitungan tersebut, Rossi menjawab ia tidak ingin dipusingkan dengan masalah tersebut.
Yang terpenting adalah tampil konsisten dan jangan pernah meremehkan ancaman yang ditimbulkan dari tim Repsol Honda yakni Marc Marquez dan Dani Pedrosa. "Ini sangat mustahil. Karena balapan semakin sulit sampai akhir. Mungkin dalam beberapa balapan terakhir kami (Lorenzo dan Rossi) selalu berdiri di posisi pertama dan kedua. Tapi jangan pernah mengabaikan ancaman Honda, karena mereka juga sangat kuat," ungkap Rossi, seperti dikutip Autosport, Rabu (14/10/2015).
Rossi menambahkan: "Dalam tiga balapan terakhir, pembalap akan memiliki kondisi yang sama sekali berbeda. Sehingga saya tidak pernah mempunyai skenario perhitungan poin."
Rivalitas Rossi dan Lorenzo bakal kembali diuji di GP Australia. Selisih 18 poin masih dianggap kekasih Linda Morselli sebagai ancaman serius, sehingga ia tak ingin konsentrasinya terganggu selama mengaspal di Sirkuit Phillip Island.
"Kami perlu berkonsentrasi pada Phillip Island dan mencoba tampil sebaik mungkin di depan Jorge. Ini adalah target saya daripada membuat skenario perhitungan untuk berada di belakangnya," tukas Rossi.
Melihat catatan Rossi di kelas utama selama mengaspal di Negeri Kanguru, ia tercatat sudah mengoleksi enam kemenangan. Terakhir, pembalap kelahiran Urbino, Italia, 16 Februari 1979 itu menang pada musim lalu. Sementara Lorenzo baru mengemas satu kali kemenangan pada 2013, berarti ini bukan tempat favorit bagi X-Fuera.
Kendati demikian, ini tidak bisa dijadikan sebagai patokan. Sebab, setiap kali balapan selalu ada banyak kejutan terjadi terutama masalah cuaca yang selalu menjadi pokok pembahasan sirkus MotoGP di akhir pekan.
Rossi berada di puncak klasemen sementara dengan raihan 283 poin, sementara rekan setimnya mengoleksi 265 poin. Melihat perolehan poin tersebut, The Doctor hanya perlu tampil konsisten di tiga seri berikutnya, minimal dengan berada di podium kedua.
Jika skenario itu berjalan sesuai rencana, maka pembalap berambut kriwil tersebut mengoleksi 343 poin dari 18 seri yang telah dilakoninya. Sedangkan bila Lorenzo menutup tiga seri berikutnya dengan berada di podium pertama, perolehan poin secara keseluruhan 340.
Artinya, Lorenzo hanya membutuhkan keajaiban agar rival utamanya tersebut tergelincir di podium ketiga pada salah satu balapan dari tiga seri tersisa. Singkat kata, ketika disinggung mengenai skenario perhitungan tersebut, Rossi menjawab ia tidak ingin dipusingkan dengan masalah tersebut.
Yang terpenting adalah tampil konsisten dan jangan pernah meremehkan ancaman yang ditimbulkan dari tim Repsol Honda yakni Marc Marquez dan Dani Pedrosa. "Ini sangat mustahil. Karena balapan semakin sulit sampai akhir. Mungkin dalam beberapa balapan terakhir kami (Lorenzo dan Rossi) selalu berdiri di posisi pertama dan kedua. Tapi jangan pernah mengabaikan ancaman Honda, karena mereka juga sangat kuat," ungkap Rossi, seperti dikutip Autosport, Rabu (14/10/2015).
Rossi menambahkan: "Dalam tiga balapan terakhir, pembalap akan memiliki kondisi yang sama sekali berbeda. Sehingga saya tidak pernah mempunyai skenario perhitungan poin."
Rivalitas Rossi dan Lorenzo bakal kembali diuji di GP Australia. Selisih 18 poin masih dianggap kekasih Linda Morselli sebagai ancaman serius, sehingga ia tak ingin konsentrasinya terganggu selama mengaspal di Sirkuit Phillip Island.
"Kami perlu berkonsentrasi pada Phillip Island dan mencoba tampil sebaik mungkin di depan Jorge. Ini adalah target saya daripada membuat skenario perhitungan untuk berada di belakangnya," tukas Rossi.
Melihat catatan Rossi di kelas utama selama mengaspal di Negeri Kanguru, ia tercatat sudah mengoleksi enam kemenangan. Terakhir, pembalap kelahiran Urbino, Italia, 16 Februari 1979 itu menang pada musim lalu. Sementara Lorenzo baru mengemas satu kali kemenangan pada 2013, berarti ini bukan tempat favorit bagi X-Fuera.
Kendati demikian, ini tidak bisa dijadikan sebagai patokan. Sebab, setiap kali balapan selalu ada banyak kejutan terjadi terutama masalah cuaca yang selalu menjadi pokok pembahasan sirkus MotoGP di akhir pekan.
(bbk)