Mengulang Sejarah Juara untuk Persib Bandung
A
A
A
JAKARTA - Para pemain Persib Bandung membulatkan tekad mengalahkan Sriwijaya FC demi memboyong Piala Presiden 2015. Bukan hanya kemenangan, tekad itu dibarengi keinginan kuat untuk mengulang sejarah juara di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) yang pernah dilakukan Persib di Liga Indonesia musim 1995.
Artinya, selama 20 tahun Persib tak mampu mengulang kesuksesannya di stadion yang bertaraf internasional tersebut. Bisa saja, pada musim 2014 lalu, stadion berkapasitas 80 ribu penonton itu dipenuhi lautan biru.
Hanya saja saat itu, laga final kompetisi Indonesia Super League (ISL) digelar di Stadion Jakabaring, Palembang. Sehingga momen keberhasilan Persib sebagai jawara ISL dirayakan di pulau Sumatera Selatan.
Beruntung bagi Persib, saat ini final turnamen Piala Presiden 2015 digelar di SUGBK. Ini artinya, bisa menjadi kesempatan Persib untuk mengulang sejarah yang pernah dicatatkan pada 1995 silam.
"Mudah-mudahan kita bisa memberikan yang terbaik buat Persib. Karena dengan kemenangan, sejarah nanti bukan hanya untuk Persib saja, tapi untuk saya juga,"ujar Supardi, pemain belakang Persib.
Pemilik nomor punggung 22 di Persib Bandung ini sempat mencicipi kenangan manis kala bermain di SUGBK. Kala itu, Supardi berhasil meraih kemenangan bersama Sriwijaya FC saat semifinal Copa Indonesia 2010 lalu.
Momen itu menjadi salah satu kenangan manis Supardi saat tampil di SUGBK. Pada akhirnya Sriwijaya FC jadi kampiun Copa Indonesia. Berbeda dengan semifinal, laga final digelar di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung.
"Kalau bicara sejarah, aku terakhir main di situ (SUGBK) pas momennya semifinal Copa Indonesia. Itu jadi momen manis, kita menang adu penalti dari Persipura," ungkapnya.
Untuk itu, pemain yang berposisi sebagai bek sayap ini berharap tuah di SUGBK kembali berpihak padanya, terutama Persib. Akan tetapi, di laga final nanti, Supardi dipastikan tidak akan lagi berduet dengan M Ridwan yang merupakan sahabat karibnya di Persib Bandung.
Itu karena M Ridwan masih dirundung cedera berkepanjangan setelah telapak kaki kanannya mengalami kendala. Jelas, selama di Piala Presiden, nyaris tak ada sentuhan ajaib di sektor kanan Persib. Padahal biasanya Supardi dan Ridwan kerap membuat repot barisan pertahanan lawan.
Keduanya sudah saling mengerti posisi masing-masing, saling melengkapi, serta saling menutup kekurangan saat bermain. Bahkan keduanya sering saling mengoper bola tanpa harus berteriak atau melihat lebih dulu. "Kalau sama Ridwan, aku (berkedip) begini saja dia sudah tahu artinya. Aku juga sudah ngerti apa yang dia mau saat main," tuturnya.
Supardi pun mengakui memang ada perbedaan saat tidak ada M Ridwan di sisi sayap kanan. Tanpa mengesampingkan kemampuan pemain lain, ia merasa ada sesuatu yang berbeda. Hal itu sedikit berpengaruh pada permainan Supardi.
Artinya, selama 20 tahun Persib tak mampu mengulang kesuksesannya di stadion yang bertaraf internasional tersebut. Bisa saja, pada musim 2014 lalu, stadion berkapasitas 80 ribu penonton itu dipenuhi lautan biru.
Hanya saja saat itu, laga final kompetisi Indonesia Super League (ISL) digelar di Stadion Jakabaring, Palembang. Sehingga momen keberhasilan Persib sebagai jawara ISL dirayakan di pulau Sumatera Selatan.
Beruntung bagi Persib, saat ini final turnamen Piala Presiden 2015 digelar di SUGBK. Ini artinya, bisa menjadi kesempatan Persib untuk mengulang sejarah yang pernah dicatatkan pada 1995 silam.
"Mudah-mudahan kita bisa memberikan yang terbaik buat Persib. Karena dengan kemenangan, sejarah nanti bukan hanya untuk Persib saja, tapi untuk saya juga,"ujar Supardi, pemain belakang Persib.
Pemilik nomor punggung 22 di Persib Bandung ini sempat mencicipi kenangan manis kala bermain di SUGBK. Kala itu, Supardi berhasil meraih kemenangan bersama Sriwijaya FC saat semifinal Copa Indonesia 2010 lalu.
Momen itu menjadi salah satu kenangan manis Supardi saat tampil di SUGBK. Pada akhirnya Sriwijaya FC jadi kampiun Copa Indonesia. Berbeda dengan semifinal, laga final digelar di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung.
"Kalau bicara sejarah, aku terakhir main di situ (SUGBK) pas momennya semifinal Copa Indonesia. Itu jadi momen manis, kita menang adu penalti dari Persipura," ungkapnya.
Untuk itu, pemain yang berposisi sebagai bek sayap ini berharap tuah di SUGBK kembali berpihak padanya, terutama Persib. Akan tetapi, di laga final nanti, Supardi dipastikan tidak akan lagi berduet dengan M Ridwan yang merupakan sahabat karibnya di Persib Bandung.
Itu karena M Ridwan masih dirundung cedera berkepanjangan setelah telapak kaki kanannya mengalami kendala. Jelas, selama di Piala Presiden, nyaris tak ada sentuhan ajaib di sektor kanan Persib. Padahal biasanya Supardi dan Ridwan kerap membuat repot barisan pertahanan lawan.
Keduanya sudah saling mengerti posisi masing-masing, saling melengkapi, serta saling menutup kekurangan saat bermain. Bahkan keduanya sering saling mengoper bola tanpa harus berteriak atau melihat lebih dulu. "Kalau sama Ridwan, aku (berkedip) begini saja dia sudah tahu artinya. Aku juga sudah ngerti apa yang dia mau saat main," tuturnya.
Supardi pun mengakui memang ada perbedaan saat tidak ada M Ridwan di sisi sayap kanan. Tanpa mengesampingkan kemampuan pemain lain, ia merasa ada sesuatu yang berbeda. Hal itu sedikit berpengaruh pada permainan Supardi.
(aww)