Piala Jenderal Soedirman tanpa Restu PSSI, Ini Sikap Persib Bandung
A
A
A
BANDUNG - Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar memastikan tim besutannya akan tetap mengikuti Turnamen Piala Jenderal Soedirman. Persib tidak memedulikan fakta bahwa turnamen tersebut belum mendapatkan rekomendasi dari PSSI sebagai induk organisasi sepak bola di Indonesia.
Namun, Umuh masih menunggu perkembangan lebih lanjut terkait keseriusan pihak Mahaka Sports and Entertainment sebagai penyelenggara dalam menyelenggarakan turnamen tersebut. Sebab, sejauh ini turnamen yang rencananya akan mulai dihelat 14 November mendatang itu masih belum menemui kejelasan.
"Kita lihat perkembangan saja. Yang jelas kita juga butuh pertandingan. Bukannya kita tidak menghargai PSSI, tapi karena tidak ada kompetisi, sebagai pengisi waktu luang ya kita terlibat saja di turnamen," ujar Umuh, Jumat (30/10).
Akan tetapi Umuh menilai seharusnya, turnamen yang rencananya akan diikuti 14 tim Indonesia Super League (ISL) dan satu dari tim TNI itu memiliki jeda minimal dua bulan lantaran pasukannya baru saja menjalani turnamen Piala Presiden 2015.
Wajar saja, Persib Bandung sendiri baru saja menjuarai turnamen Piala Presiden 2015. Euforia kemenangan pun masih dirasakannya. "Kasihan pemain. Mereka juga butuh istirahat. Bertemu dulu dengan keluarganya. Ini (turnamen Piala Jenderal Soedirman) terlalu cepat menurut saya," tuturnya.
Terkait mengenai kontrak, Umuh mengaku masih bimbang. Sebab beberapa pemainnya menginginkan kontraknya dipermanenkan. "Yang jelas, kita tidak bisa mempermanenkan kontrak pemain seperti halnya kompetisi. Mungkin kontraknya akan disamakan dengan turnamen Piala Presiden. Seperti dibayar per pertandingan," jelasnya.
Wajar saja hal itu dilakukan. Sebab jika pemain dikontrak secara permanen atau hingga turnamen Piala Jenderal Soedirman berakhir, maka akan mengakibatkan kerugian bagi tim.
"Bagaimana kalau dibabak penyisihan kita kalah dan tidak melanjutkan lagi pertandingan. Jelas rugi. Makannya saya akan mengajukan kontrak pemain per pertandingan saja. Tapi kalau soal kontrak, kita akan bicarakan lagi dengan Pak Glen Sugita (Direktur Utama PT Persib Bandung Bermartabat) karena harus ada asuransi juga untuk pemain," tuturnya.
Baginya, turnamen Piala Jenderal Soedirman lebih dari sekadar laga hiburan saja untuk mengisi kekosongan lantaran tidak adanya kompetisi yang dijalani. Umuh tetap berharap kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015 yang sempat tertunda bisa kembali digelar. "Satu-satunya cara ya itu. Kompetisi harus segera dijalankan lagi," harapnya.
Harapan tersebut dilontarkan juga oleh Tony Sucipto. Wing bek Persib Bandung ini hanya berharap kompetisi bisa digelar. Bahkan dia pun tidak peduli, sekalipun kompetisi itu tidak diakui FIFA selaku federasi sepak bola dunia.
"Seharusnya jangan terfokus pada banyaknya turnamen. Menurut saya, turnamen bukan jalan keluarnya. Karena setelah turnamen, para pemain juga nganggur lagi. Mending fokus kompetisi sekalipun tidak diakui FIFA. Tapi kan dengan kompetisi hidup kita berjenjang dengan kontrak panjang juga," kata Tony.
Namun, Umuh masih menunggu perkembangan lebih lanjut terkait keseriusan pihak Mahaka Sports and Entertainment sebagai penyelenggara dalam menyelenggarakan turnamen tersebut. Sebab, sejauh ini turnamen yang rencananya akan mulai dihelat 14 November mendatang itu masih belum menemui kejelasan.
"Kita lihat perkembangan saja. Yang jelas kita juga butuh pertandingan. Bukannya kita tidak menghargai PSSI, tapi karena tidak ada kompetisi, sebagai pengisi waktu luang ya kita terlibat saja di turnamen," ujar Umuh, Jumat (30/10).
Akan tetapi Umuh menilai seharusnya, turnamen yang rencananya akan diikuti 14 tim Indonesia Super League (ISL) dan satu dari tim TNI itu memiliki jeda minimal dua bulan lantaran pasukannya baru saja menjalani turnamen Piala Presiden 2015.
Wajar saja, Persib Bandung sendiri baru saja menjuarai turnamen Piala Presiden 2015. Euforia kemenangan pun masih dirasakannya. "Kasihan pemain. Mereka juga butuh istirahat. Bertemu dulu dengan keluarganya. Ini (turnamen Piala Jenderal Soedirman) terlalu cepat menurut saya," tuturnya.
Terkait mengenai kontrak, Umuh mengaku masih bimbang. Sebab beberapa pemainnya menginginkan kontraknya dipermanenkan. "Yang jelas, kita tidak bisa mempermanenkan kontrak pemain seperti halnya kompetisi. Mungkin kontraknya akan disamakan dengan turnamen Piala Presiden. Seperti dibayar per pertandingan," jelasnya.
Wajar saja hal itu dilakukan. Sebab jika pemain dikontrak secara permanen atau hingga turnamen Piala Jenderal Soedirman berakhir, maka akan mengakibatkan kerugian bagi tim.
"Bagaimana kalau dibabak penyisihan kita kalah dan tidak melanjutkan lagi pertandingan. Jelas rugi. Makannya saya akan mengajukan kontrak pemain per pertandingan saja. Tapi kalau soal kontrak, kita akan bicarakan lagi dengan Pak Glen Sugita (Direktur Utama PT Persib Bandung Bermartabat) karena harus ada asuransi juga untuk pemain," tuturnya.
Baginya, turnamen Piala Jenderal Soedirman lebih dari sekadar laga hiburan saja untuk mengisi kekosongan lantaran tidak adanya kompetisi yang dijalani. Umuh tetap berharap kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015 yang sempat tertunda bisa kembali digelar. "Satu-satunya cara ya itu. Kompetisi harus segera dijalankan lagi," harapnya.
Harapan tersebut dilontarkan juga oleh Tony Sucipto. Wing bek Persib Bandung ini hanya berharap kompetisi bisa digelar. Bahkan dia pun tidak peduli, sekalipun kompetisi itu tidak diakui FIFA selaku federasi sepak bola dunia.
"Seharusnya jangan terfokus pada banyaknya turnamen. Menurut saya, turnamen bukan jalan keluarnya. Karena setelah turnamen, para pemain juga nganggur lagi. Mending fokus kompetisi sekalipun tidak diakui FIFA. Tapi kan dengan kompetisi hidup kita berjenjang dengan kontrak panjang juga," kata Tony.
(aww)