Taekwondo Indonesia Optimistis Lolos ke Olimpiade
A
A
A
JAKARTA - Tim taekwondo Indonesia optimistis bisa meraih tiket Olimpiade 2016. Atlet Indonesia baru saja berlaga di ajang internasional di Almaty, Kazakshtan yang berlangsung dari 25 – 28 Oktober 2015 lalu.
Walau pulang ke tanah air tanpa medali, Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) yang didukung oleh Bank Rakyat Indonesia (Bank BRI) tetap optimistis, Indonesia berlaga di Rio de Janeiro. Di Kazakstan, Indonesia menurunkan empat atlet. Sayangnya, Mariska Halinda (U 49 Kg), Reynaldi Atmanegara (U 54 Kg), Argya Virangga (U 63 Kg) dan Dinggo Prayogo (U 68 Kg), yang didampingi oleh team official Rahmi Kurnia sebagai Manager dan Sun Jay Lee sebagai pelatih belum bisa berbicara banyak.
Ketua Harian PBTI, Zulkifli Tanjung dalam rilis yang diterima Sindonews, Kamis (5/11/2015), menuturkan penampilan di Kazakstan memang sengaja dilakukan untuk persiapan babak kualifikasi olimpiade zona Asia yang akan berlangsung di Manila, Filipina pada April 2016 mendatang.
“Keempat atlet kita memang tidak berhasil meraih medali di ajang ini, namun kami tetap optimis karena sebenarnya performa atlet-atlet kita sudah semakin baik. Mental bertanding anak-anak juga makin baik. Apalagi yang kita hadapi rata-rata adalah atlet berperingkat nomor satu dunia. Ini pelajaran penting buat mereka. Dari keempat atlet yang bertanding, Ia berharap ada satu atlet yang bisa lolos ke olimpiade,” terang Zul.
Sementara itu, Kabid Binpres yang juga manajer timnas, Rahmi Kurnia mengatakan, kekalahan para atlet kita di ajang Kazakhstan Open ini memang menjadi acuan evaluasi. Namun pihaknya juga mencatat bahwa sebagian atlet kita telah berusaha tampil maksimal untuk mengimbangi lawan. Menurutnya pula, dengan melihat hasil di Kazakhstan itu, sebenarnya atlet kita tidak kalah secara teknik, namun lebih pada aspek lain, terutama pada segi konsistensi mengatur irama pertandingan dan faktor fisik yang menurun di ronde-ronde akhir.
Terbukti beberapa atlet kalah tipis bahkan kalah sudden death dari atlet berperingkat dunia. Misalnya Dinggo kalah dengan atlet nomor satu dunia asal Turki, dan Mariska yang kalah di perempat final oleh atlet nomor satu dunia asal Brazil dengan skor tipis 3-2. Sebelumnya Mariska menang telak 6 -1 atas atlet tuan rumah yang juga berperingkat dunia.
“Apapun hasilnya, kami sangat mengapresiasi upaya para atlet untuk tampil maksimal. Kalah atau menang adalah hal biasa dalam suatu pertandingan. Yang pasti, hasil dari kejuaraan ini menjadi bahan evaluasi PBTI untuk lebih meningkatkan kemamuan atlet kami. Target kami sejak awal sudah jelas, yaitu merebut tiket ke olimpiade,” ujarnya.
Selanjutnya tim nasional menurut Rahmi akan kembali mengikuti kejuaraan internasional di Perancis terbuka yang akan dilaksanakan pertengahan November ini. Seperti kejuaraan Kazakhstan Open, Perancis terbuka merupakan bagian dari upaya tim nasional taekwondo Indonesia untuk mengamankan point dan memaksimalkan persiapan sebelum nantinya timnas melakukan try out ke Korea untuk persiapan Olimpiade.
“Setelah event Kazakhstan dan Perancis Open, kita akan fokus menjalankan program evaluasi dan pengembangan strategi bagi atlet pelatnas untuk menghadapi olimpiade selama dua bulan di Korea. Di sana nanti tim nas akan melakukan uji tanding dengan tim elit dunia asal Korea dan diharapkan bisa melakukan sparing dengan tim nas Korea yang akan berlaga di olimpiade” Ujar Rahmi.
Walau pulang ke tanah air tanpa medali, Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) yang didukung oleh Bank Rakyat Indonesia (Bank BRI) tetap optimistis, Indonesia berlaga di Rio de Janeiro. Di Kazakstan, Indonesia menurunkan empat atlet. Sayangnya, Mariska Halinda (U 49 Kg), Reynaldi Atmanegara (U 54 Kg), Argya Virangga (U 63 Kg) dan Dinggo Prayogo (U 68 Kg), yang didampingi oleh team official Rahmi Kurnia sebagai Manager dan Sun Jay Lee sebagai pelatih belum bisa berbicara banyak.
Ketua Harian PBTI, Zulkifli Tanjung dalam rilis yang diterima Sindonews, Kamis (5/11/2015), menuturkan penampilan di Kazakstan memang sengaja dilakukan untuk persiapan babak kualifikasi olimpiade zona Asia yang akan berlangsung di Manila, Filipina pada April 2016 mendatang.
“Keempat atlet kita memang tidak berhasil meraih medali di ajang ini, namun kami tetap optimis karena sebenarnya performa atlet-atlet kita sudah semakin baik. Mental bertanding anak-anak juga makin baik. Apalagi yang kita hadapi rata-rata adalah atlet berperingkat nomor satu dunia. Ini pelajaran penting buat mereka. Dari keempat atlet yang bertanding, Ia berharap ada satu atlet yang bisa lolos ke olimpiade,” terang Zul.
Sementara itu, Kabid Binpres yang juga manajer timnas, Rahmi Kurnia mengatakan, kekalahan para atlet kita di ajang Kazakhstan Open ini memang menjadi acuan evaluasi. Namun pihaknya juga mencatat bahwa sebagian atlet kita telah berusaha tampil maksimal untuk mengimbangi lawan. Menurutnya pula, dengan melihat hasil di Kazakhstan itu, sebenarnya atlet kita tidak kalah secara teknik, namun lebih pada aspek lain, terutama pada segi konsistensi mengatur irama pertandingan dan faktor fisik yang menurun di ronde-ronde akhir.
Terbukti beberapa atlet kalah tipis bahkan kalah sudden death dari atlet berperingkat dunia. Misalnya Dinggo kalah dengan atlet nomor satu dunia asal Turki, dan Mariska yang kalah di perempat final oleh atlet nomor satu dunia asal Brazil dengan skor tipis 3-2. Sebelumnya Mariska menang telak 6 -1 atas atlet tuan rumah yang juga berperingkat dunia.
“Apapun hasilnya, kami sangat mengapresiasi upaya para atlet untuk tampil maksimal. Kalah atau menang adalah hal biasa dalam suatu pertandingan. Yang pasti, hasil dari kejuaraan ini menjadi bahan evaluasi PBTI untuk lebih meningkatkan kemamuan atlet kami. Target kami sejak awal sudah jelas, yaitu merebut tiket ke olimpiade,” ujarnya.
Selanjutnya tim nasional menurut Rahmi akan kembali mengikuti kejuaraan internasional di Perancis terbuka yang akan dilaksanakan pertengahan November ini. Seperti kejuaraan Kazakhstan Open, Perancis terbuka merupakan bagian dari upaya tim nasional taekwondo Indonesia untuk mengamankan point dan memaksimalkan persiapan sebelum nantinya timnas melakukan try out ke Korea untuk persiapan Olimpiade.
“Setelah event Kazakhstan dan Perancis Open, kita akan fokus menjalankan program evaluasi dan pengembangan strategi bagi atlet pelatnas untuk menghadapi olimpiade selama dua bulan di Korea. Di sana nanti tim nas akan melakukan uji tanding dengan tim elit dunia asal Korea dan diharapkan bisa melakukan sparing dengan tim nas Korea yang akan berlaga di olimpiade” Ujar Rahmi.
(bbk)