Pertaruhan Nama Besar Sriwijaya FC
A
A
A
MALANG - Sriwijaya FC (SFC) harus mempertaruhkan gengsi saat menghadapi Persipasi Bandung Raya (PBR) di laga terakhir Piala Jenderal Sudirman 2015. Sebagai finalis Piala Presiden 2015, mereka tidak mau menuai hasil jeblok lagi dan gagal melangkah ke fase berikutnya.
Menghadapi Persipasi Bandung Raya (PBR), Sabtu (28/11) sore, salah satu syarat yang harus dipenuhi SFC adalah produktivitas. Grafik mencetak gol menurun drastis dibanding turnamen sebelumnya, padahal mereka memiliki striker-striker bagus.
Dari tiga laga di Piala Jenderal Sudirman, tim berjuluk Laskar Wong Kito hanya mampu menceploskan sebiji gol saat mengalahkan Persegres Gresik United 1-0. Setelah itu Titus Bonai dkk tidak pernah lagi menemukan gawang lawan, kalah 2-0 dari Arema Cronus dan dibungkam Persija Jakarta 1-0.
Ini tentu tidak boleh terulang saat lawan PBR jika masih menginginkan satu tiket melalui peringkat tiga terbaik. Tantangan semakin memberat karena Patrich Wanggai tidak bisa bermain setelah dihukum kartu merah ketika SFC dipecundangi Macan Kemayoran.
"Produktivitas memang menjadi faktor yang wajib kami benahi. Itu juga yang menyebabkan SFC gagal mendapat hasil maksimal. Waktunya sangat pendek untuk membenahi semua kelemahan, tapi kami mencoba yang terbaik dan harus yakin bisa mengalahkan PBR," kata Hartono Ruslan, Asisten Pelatih SFC.
Laskar Wong Kito, menurutnya, tidak boleh melemah dengan absennya Patrich Wanggai. Hartono menunjuk timnya masih memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas, karena masih memiliki Titus Bonai, Ferdinand Sinaga, serta TA Musafri, yang bisa dioperasikan sebagai trisula.
Lini tengah masih dikomando Asri Akbar yang bakal berkolaborasi dengan Ngurah Nanak dan Wildansyah. Kelemahan SFC di turnamen kali ini adalah tidak adanya gelandang perusak. Di Piala Presiden silam ada Yu Hyun Koo yang solid di lapangan tengah dan kini tak ada sosok pengganti dia.
"Kami harus cepat melupakan kekecewaan lawan Persija dan harus fokus lawan PBR. Pilihan kami satu-satunya adalah bangkit, terutama faktor mental. Semoga motivasi pemain kembali pulih dan mendapat kemenangan, itu target kami," tandas Hartono Ruslan.
Menghadapi Persipasi Bandung Raya (PBR), Sabtu (28/11) sore, salah satu syarat yang harus dipenuhi SFC adalah produktivitas. Grafik mencetak gol menurun drastis dibanding turnamen sebelumnya, padahal mereka memiliki striker-striker bagus.
Dari tiga laga di Piala Jenderal Sudirman, tim berjuluk Laskar Wong Kito hanya mampu menceploskan sebiji gol saat mengalahkan Persegres Gresik United 1-0. Setelah itu Titus Bonai dkk tidak pernah lagi menemukan gawang lawan, kalah 2-0 dari Arema Cronus dan dibungkam Persija Jakarta 1-0.
Ini tentu tidak boleh terulang saat lawan PBR jika masih menginginkan satu tiket melalui peringkat tiga terbaik. Tantangan semakin memberat karena Patrich Wanggai tidak bisa bermain setelah dihukum kartu merah ketika SFC dipecundangi Macan Kemayoran.
"Produktivitas memang menjadi faktor yang wajib kami benahi. Itu juga yang menyebabkan SFC gagal mendapat hasil maksimal. Waktunya sangat pendek untuk membenahi semua kelemahan, tapi kami mencoba yang terbaik dan harus yakin bisa mengalahkan PBR," kata Hartono Ruslan, Asisten Pelatih SFC.
Laskar Wong Kito, menurutnya, tidak boleh melemah dengan absennya Patrich Wanggai. Hartono menunjuk timnya masih memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas, karena masih memiliki Titus Bonai, Ferdinand Sinaga, serta TA Musafri, yang bisa dioperasikan sebagai trisula.
Lini tengah masih dikomando Asri Akbar yang bakal berkolaborasi dengan Ngurah Nanak dan Wildansyah. Kelemahan SFC di turnamen kali ini adalah tidak adanya gelandang perusak. Di Piala Presiden silam ada Yu Hyun Koo yang solid di lapangan tengah dan kini tak ada sosok pengganti dia.
"Kami harus cepat melupakan kekecewaan lawan Persija dan harus fokus lawan PBR. Pilihan kami satu-satunya adalah bangkit, terutama faktor mental. Semoga motivasi pemain kembali pulih dan mendapat kemenangan, itu target kami," tandas Hartono Ruslan.
(aww)