Ini Faktor Arema Dijagokan Juara Piala Jenderal Sudirman
A
A
A
MALANG - Ada beberapa faktor yang membuat Arema Cronus layak dijagokan menjuarai Piala Jenderal Sudirman 2015. Terdepaknya dua finalis Piala Presiden; Persib Bandung dan Sriwijaya FC, bisa saja menjadi jalan untuk Arema Cronus yang berambisi menembus partai puncak, bahkan mengangkat trofi Piala Jenderal Sudirman 2015.
Sebenarnya bukan hanya terdepaknya Persib dan Sriwijaya sebagai faktor pendukung langkah Singo Edan ke partai puncak. Melihat apa yang mereka torehkan sejauh ini, memang tidak bisa mengabaikan mereka dalam perburuan trofi di turnamen yang memasuki delapan besar.
Ada beberapa aspek penting yang membuat Arema layak diposisikan sebagai salah satu favorit juara, walau perjalanan ke sana masih sangat jauh. Tidak hanya faktor teknis, tapi juga atmosfer di luar lapangan bakal menjadi pendukung bagi Singo Edan untuk enteng melenggang.
Grafik Positif
Dibanding turnamen Piala Presiden, Arema mulai stabil menapaki PJS 2015. Grafik positif dicatat tim asuhan Joko Susilo, yakni catatan sempurna di fase grup. Tidak hanya itu, catatan gol cukup memuaskan walau belakangan menurun di laga terakhir fase grup kontra Persija Jakarta. Jangan lupa, Arema sudah dua kali mencatat clean sheet kontra Sriwijaya FC dan Persija Jakarta, ini hal yang tidak berhasil dilakukan di fase grup Piala Presiden silam. Dari aspek taktik, Singo Edan juga terlihat stabil dengan menerapkan pola ofensif di setiap laga. Joko Susilo memiliki aset yang cukup mumpuni untuk menjalankan strategi tersebut. Soal progres, Arema sementara telah berhasil menjadi yang terbaik di antara semifinalis Piala Presiden silam.
Rekrutmen Efektif
Arema tidak melakukan banyak rekrutmen di PJS 2015. Hanya lima pemain yang masuk, yakni tiga pemain asing dan dua pemain lokal. Dua pemain lokal yang direkrut sebelum turnamen pun hanya berstatus back-up, yakni bek Hermawan dan winger Muhammad Kamri. Efektivitas rekrutmen Arema jelas terlihat pada tiga pemain asingnya, Kiko Insa, Toni Espinosa dan Esteban Vizcarra. Ketiganya langsung mencuat sebagai kekuatan vital Singo Edan di fase grup. Kiko sangat solid menjadi menara yang sulit dirobohkan di lini pertahanan. Vizcarra menambah inspirasi dalam pola serangan Arema dengan mobilitas dan skill individunya. Espinosa juga memberi dimensi baru di lapangan tengah walau belakangan diganggu cedera hamstring. Performa rekrutmen anyar itu bisa dikatakan sudah melebihi ekspektasi.
Pemain Ke-12
Status Arema Cronus yang menjadi langganan tuan rumah turnamen juga sebagai salah satu pendukung performa mereka. Apalagi antusiasme Aremania, supporter fanatik Arema, jauh meningkat di PJS ini kalau mengomparasi dengan turnamen sebelumnya. Aremania ibaratnya menjadi pemain ke-12 yang memberikan dukungan moril sebagai penambah motivasi. Antusiasme Aremania menjadi 'doping' bagi Ahmad Bustomi dan itu tampaknya akan terus berlanjut di babak delapan besar nanti. Apalagi rencananya Arema bakal tetap menjadi tuan rumah delapan besar yang masih memakai sistem grup. Arema memang selalu mendapat dukungan Aremania secara langsung di mana pun bertanding. Tapi jika antusiasme di Stadion Kanjuruhan tetap bisa dipertahankan, maka sulit bagi lawan mendapat kemenangan di sana.
Faktor Gethuk
Pelatih Joko Susilo juga turut menjadi pendukung dalam progres positif Arema Cronus. Ini turnamen keduanya setelah kepergian pelatih Suharno Agustus silam. Memang belum bisa memberikan penilaian lebih mendalam karena PJS 2015 baru menuntaskan fase grup. Namun paling tidak pelatih bersapa Gethuk ini sudah menunjukkan perkembangan positif walau harus menghadapi kesulitan karena regulasi memasang pemain U-21. Gethuk juga sudah berhasil mengendalikan situasi, contohnya ketika pemain Arema harus bergantian cedera. Keseimbangan tim tetap bisa dipertahankan pelatih berusia 44 tahun ini. Satu hal positif lagi, penampilannya di pinggir lapangan juga mulai terlihat 'eksklusif' dan trendi walau tetap tampil santai. Kelihatannya Gethuk sudah mulai bersolek dan tidak hanya sekadar memakai jaket dan topi.
Sebenarnya bukan hanya terdepaknya Persib dan Sriwijaya sebagai faktor pendukung langkah Singo Edan ke partai puncak. Melihat apa yang mereka torehkan sejauh ini, memang tidak bisa mengabaikan mereka dalam perburuan trofi di turnamen yang memasuki delapan besar.
Ada beberapa aspek penting yang membuat Arema layak diposisikan sebagai salah satu favorit juara, walau perjalanan ke sana masih sangat jauh. Tidak hanya faktor teknis, tapi juga atmosfer di luar lapangan bakal menjadi pendukung bagi Singo Edan untuk enteng melenggang.
Grafik Positif
Dibanding turnamen Piala Presiden, Arema mulai stabil menapaki PJS 2015. Grafik positif dicatat tim asuhan Joko Susilo, yakni catatan sempurna di fase grup. Tidak hanya itu, catatan gol cukup memuaskan walau belakangan menurun di laga terakhir fase grup kontra Persija Jakarta. Jangan lupa, Arema sudah dua kali mencatat clean sheet kontra Sriwijaya FC dan Persija Jakarta, ini hal yang tidak berhasil dilakukan di fase grup Piala Presiden silam. Dari aspek taktik, Singo Edan juga terlihat stabil dengan menerapkan pola ofensif di setiap laga. Joko Susilo memiliki aset yang cukup mumpuni untuk menjalankan strategi tersebut. Soal progres, Arema sementara telah berhasil menjadi yang terbaik di antara semifinalis Piala Presiden silam.
Rekrutmen Efektif
Arema tidak melakukan banyak rekrutmen di PJS 2015. Hanya lima pemain yang masuk, yakni tiga pemain asing dan dua pemain lokal. Dua pemain lokal yang direkrut sebelum turnamen pun hanya berstatus back-up, yakni bek Hermawan dan winger Muhammad Kamri. Efektivitas rekrutmen Arema jelas terlihat pada tiga pemain asingnya, Kiko Insa, Toni Espinosa dan Esteban Vizcarra. Ketiganya langsung mencuat sebagai kekuatan vital Singo Edan di fase grup. Kiko sangat solid menjadi menara yang sulit dirobohkan di lini pertahanan. Vizcarra menambah inspirasi dalam pola serangan Arema dengan mobilitas dan skill individunya. Espinosa juga memberi dimensi baru di lapangan tengah walau belakangan diganggu cedera hamstring. Performa rekrutmen anyar itu bisa dikatakan sudah melebihi ekspektasi.
Pemain Ke-12
Status Arema Cronus yang menjadi langganan tuan rumah turnamen juga sebagai salah satu pendukung performa mereka. Apalagi antusiasme Aremania, supporter fanatik Arema, jauh meningkat di PJS ini kalau mengomparasi dengan turnamen sebelumnya. Aremania ibaratnya menjadi pemain ke-12 yang memberikan dukungan moril sebagai penambah motivasi. Antusiasme Aremania menjadi 'doping' bagi Ahmad Bustomi dan itu tampaknya akan terus berlanjut di babak delapan besar nanti. Apalagi rencananya Arema bakal tetap menjadi tuan rumah delapan besar yang masih memakai sistem grup. Arema memang selalu mendapat dukungan Aremania secara langsung di mana pun bertanding. Tapi jika antusiasme di Stadion Kanjuruhan tetap bisa dipertahankan, maka sulit bagi lawan mendapat kemenangan di sana.
Faktor Gethuk
Pelatih Joko Susilo juga turut menjadi pendukung dalam progres positif Arema Cronus. Ini turnamen keduanya setelah kepergian pelatih Suharno Agustus silam. Memang belum bisa memberikan penilaian lebih mendalam karena PJS 2015 baru menuntaskan fase grup. Namun paling tidak pelatih bersapa Gethuk ini sudah menunjukkan perkembangan positif walau harus menghadapi kesulitan karena regulasi memasang pemain U-21. Gethuk juga sudah berhasil mengendalikan situasi, contohnya ketika pemain Arema harus bergantian cedera. Keseimbangan tim tetap bisa dipertahankan pelatih berusia 44 tahun ini. Satu hal positif lagi, penampilannya di pinggir lapangan juga mulai terlihat 'eksklusif' dan trendi walau tetap tampil santai. Kelihatannya Gethuk sudah mulai bersolek dan tidak hanya sekadar memakai jaket dan topi.
(aww)