Dikritik Kenapa Mandul, Pedro Javier Bungkam
A
A
A
SLEMAN - Beban berat dipikul Pedro Javier yang mandul selama Turnamen Piala Jenderal Sudirman 2015. Mandulnya Pedro memang menjadi tanda tanya besar.
Maklum, di turnamen sebelumnya, Piala Presiden, mantan striker Persija Jakarta, Persegres Gresik United, dan Persela Lamongan itu dikenal tajam mengoyak jala gawang lawan. Tercatat, empat gol dibukukan dalam empat laga Piala Presiden.
Namun di Turnamen Jenderal Sudirman, di tiga laga babak penyisihan hingga satu pertandingan di babak 8 Besar, Pedro sama sekali belum mencetak gol. "Finishing menjadi masalah kami, tapi bukan hanya pemain depan,"ucap Pelatih Surabaya United, Ibnu Grahan.
Meski belum mencetak gol, Ibnu memang tidak terlalu menyoroti penampilan Pedro. Bahkan, selama empat laga, posisi pemain berusia 34 tahun tidak tergantikan sebagai striker utama Surabaya United.
Sebenarnya, jika melihat penampilan Pedro selama Turnamen Jenderal Sudirman memang tidak terlalu buruk. Pemain yang mengawali kariernya di Indonesia bersama Semen Padang itu masih mempunyai daya jelajah tinggi.
Yang berbeda, ketika tampil di Piala Presiden lalu, Pedro lebih sering berada di dalam area kotak penalti lawan. Namun di Piala Jenderal Sudirman, dia lebih sering terlihat bergerak ke sisi kanan maupun kiri untuk membuka ruang. Bahkan tak jarang turun sampai ke garis tengah menjemput bola.
Selain konsentrasi Pedro terpecah, rencana Surabaya United menduetkan dengan Thiago Furtuaso juga tak mulus. Striker asal Brasil itu lebih sering duduk dibangku cadangan. Skenario Thiago bakal menjadi pelayan Pedro terbalik. Justru Pedro yang lebih banyak mencari bola sendiri.
Ibnu Grahan sendiri tidak bicara banyak terkait perubahan pola bermain Pedro. Justru yang lebih disoroti adalah buruknya finishing pemain lini tengah.
Saat ditekuk Pusamania Borneo FC 1-2 di laga perdana babak 8 Besar Minggu (13/12), gelandang Evan Dimas mendapatkan dua peluang matang yang harus berbuah gol. "Banyak peluang namun selalu terburu-buru cetak gol. Seperti peluang Evan. Harusnya dikontrol kaki kiri. Tapi dia mengeksekusinya dengan kaki kanan,"keluhnya.
Sementara Pedro sendiri enggan berbicara banyak terkait kemandulan yang dihadapinya di Turnamen Piala Jenderal Sudirman."Kalau soal itu saya tidak mau berkomentar. Kalau soal yang lain oke," elaknya.
Yang pasti peluang Pedro untuk segera melepas kemandulan, bakal berat. Sebab, di laga berikutnya, Surabaya United akan menghadapi lawan tangguh sekaligus musuh bebuyuatan, Arema Malang, Sabtu, (19/12) mendatang,
"Kami harus berusaha lebih keras untuk bisa mengalahkan Arema, mereka tim kuat. Tapi peluang kami masih ada. Tidak ada yang tidak mungkin,"tandasnya.
Maklum, di turnamen sebelumnya, Piala Presiden, mantan striker Persija Jakarta, Persegres Gresik United, dan Persela Lamongan itu dikenal tajam mengoyak jala gawang lawan. Tercatat, empat gol dibukukan dalam empat laga Piala Presiden.
Namun di Turnamen Jenderal Sudirman, di tiga laga babak penyisihan hingga satu pertandingan di babak 8 Besar, Pedro sama sekali belum mencetak gol. "Finishing menjadi masalah kami, tapi bukan hanya pemain depan,"ucap Pelatih Surabaya United, Ibnu Grahan.
Meski belum mencetak gol, Ibnu memang tidak terlalu menyoroti penampilan Pedro. Bahkan, selama empat laga, posisi pemain berusia 34 tahun tidak tergantikan sebagai striker utama Surabaya United.
Sebenarnya, jika melihat penampilan Pedro selama Turnamen Jenderal Sudirman memang tidak terlalu buruk. Pemain yang mengawali kariernya di Indonesia bersama Semen Padang itu masih mempunyai daya jelajah tinggi.
Yang berbeda, ketika tampil di Piala Presiden lalu, Pedro lebih sering berada di dalam area kotak penalti lawan. Namun di Piala Jenderal Sudirman, dia lebih sering terlihat bergerak ke sisi kanan maupun kiri untuk membuka ruang. Bahkan tak jarang turun sampai ke garis tengah menjemput bola.
Selain konsentrasi Pedro terpecah, rencana Surabaya United menduetkan dengan Thiago Furtuaso juga tak mulus. Striker asal Brasil itu lebih sering duduk dibangku cadangan. Skenario Thiago bakal menjadi pelayan Pedro terbalik. Justru Pedro yang lebih banyak mencari bola sendiri.
Ibnu Grahan sendiri tidak bicara banyak terkait perubahan pola bermain Pedro. Justru yang lebih disoroti adalah buruknya finishing pemain lini tengah.
Saat ditekuk Pusamania Borneo FC 1-2 di laga perdana babak 8 Besar Minggu (13/12), gelandang Evan Dimas mendapatkan dua peluang matang yang harus berbuah gol. "Banyak peluang namun selalu terburu-buru cetak gol. Seperti peluang Evan. Harusnya dikontrol kaki kiri. Tapi dia mengeksekusinya dengan kaki kanan,"keluhnya.
Sementara Pedro sendiri enggan berbicara banyak terkait kemandulan yang dihadapinya di Turnamen Piala Jenderal Sudirman."Kalau soal itu saya tidak mau berkomentar. Kalau soal yang lain oke," elaknya.
Yang pasti peluang Pedro untuk segera melepas kemandulan, bakal berat. Sebab, di laga berikutnya, Surabaya United akan menghadapi lawan tangguh sekaligus musuh bebuyuatan, Arema Malang, Sabtu, (19/12) mendatang,
"Kami harus berusaha lebih keras untuk bisa mengalahkan Arema, mereka tim kuat. Tapi peluang kami masih ada. Tidak ada yang tidak mungkin,"tandasnya.
(aww)