Sanksi Tegas Ancam Atlet dan Kuda yang Gunakan Doping
A
A
A
BANDUNG - Jelang Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 di Jawa Barat, atlet berkuda dari sejumlah provinsi Indonesia bertarung di Kejuaraan Pacuan Kuda Pangdam Jaya Cup 2015 yang digelar di Lapangan Pacuan Kuda Pulomas, Jakarta Timur, Minggu (20/12/2015). Kejuaraan ini merupakan penutup dari seluruh rangkaian kalender Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Berkuda di tanah air selama tahun 2015 ini.
Ketua Umum Pordasi DKI Jakarta Alex Asmasoebrata mengatakan kejuaraan Pangdam Jaya Cup 2015 ini diikuti sekitar 100 kuda dari berbagai provinsi di Indonesia, diantaranya DKI Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Riau, dan Kalimantan Selatan.
"Mengingat PON tinggal beberapa bulan lagi, ajang ini bisa untuk melihat kualitas kuda dan para joki. Ini ajang uji coba untuk melihat dimana kekurangan setiap peserta, karena kebetulan berdekatan dengan PON," ucap Alex di Jalan Trunojoyo, Kota Bandung, Kamis (17/12/2105).
Guna menjunjung tinggi sportivitas olahraga, Alex mengatakan Kejuaraan Pangdam Jaya Cup 2015 ini menerapkan program anti doping, baik joki maupun kuda tunggangannya. Pihaknya sudah menyiapkan tim dokter dari Laboratorium University of Sains Malaysia, yang diklaim telah memiliki akreditasi oleh Asian Racing Federation.
"Kami coba aturan internasional. Jadi, kami membiasakan agar yang ikut jangan coba-coba nakal menyuntik kudanya, dokternya memang sudah punya klasifikasi dunia, mereka sampai mendatangkan lima dokter," tegasnya.
Jika kuda pacu peserta kedapatan menggunakan doping, Alex tidak akan segan mendiskualifikasi. Bahkan, apabila telah berhasil meraih juara pun akan dia tarik, dan diberi sanksi larangan mengikuti kejuaraan tahun berikutnya.
"Baik atlet atau pun kudanya kalau melanggar akan kena diskualifikasi, karena sama-sama bernyawa. Sanksinya piala diambil, hadiah diambil, semua pelatih, joki, kudanya juga tidak bisa bertanding nanti selama satu kali pertandingan," tegasnya.
Alex menyatakan pemberlakuan tes doping ini bukan sebatas uji sportivitas dari peserta saja, juga menghindari dampak buruk pemakaian doping terhadap kuda pacu, terutama yang akan disiapkan untuk berlaga di PON XIX 2016.
"Kalau lari-lari ga mau diperiksa saya coret, kalau ga datang ya diskualifikasi, kalau ga mau kita ga akan cari, karena ada kebiasaan nakal main suntik-suntikan, kuda bisa rusak, jantung bisa berhenti, kaki bisa patah, dan jatoh ini kan mencelakakan joki, untuk kuda betina juga sulit mendapat keturunan," tuturnya.
Alex berharap kejuaraan Pangdam Jaya Cup 2015 bisa berjalan dengan lancar dan tidak ada pihak-pihak yang dirugikan. "Kalau tidak dipikirkan dari sekarang nanti di PON tidak jujur tidak sportif," pungkasnya.
Kejuaraan yang diselenggarakan Kodam Jaya dalam rangkaian HUT Kodam Jaya ke-66, bersama Persatuan Olahraga Berkuda Indonesia (Pordasi) DKI Jakarta ini merupakan agenda tahunan yang sudah berjalan sekitar 10 tahun terakhir secara berturut-turut.
Selain Piala Pangdam Jaya, kejuaraan yang akan mempertandingkan 13 race ini juga memperebutkan Piala Gubernur DKI Jakarta, Piala DPRD DKI Jakarta, Piala Polda Metro Jaya, Piala Pangkostrad, Piala Kodiklat AD, Piala Danlanal, Piala Danlanud, Piala Kajati DKI Jakarta, Piala KONI DKI Jakarta dan Piala pejabat lainnya di lingkungan DKI Jakarta.
Ketua Umum Pordasi DKI Jakarta Alex Asmasoebrata mengatakan kejuaraan Pangdam Jaya Cup 2015 ini diikuti sekitar 100 kuda dari berbagai provinsi di Indonesia, diantaranya DKI Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Riau, dan Kalimantan Selatan.
"Mengingat PON tinggal beberapa bulan lagi, ajang ini bisa untuk melihat kualitas kuda dan para joki. Ini ajang uji coba untuk melihat dimana kekurangan setiap peserta, karena kebetulan berdekatan dengan PON," ucap Alex di Jalan Trunojoyo, Kota Bandung, Kamis (17/12/2105).
Guna menjunjung tinggi sportivitas olahraga, Alex mengatakan Kejuaraan Pangdam Jaya Cup 2015 ini menerapkan program anti doping, baik joki maupun kuda tunggangannya. Pihaknya sudah menyiapkan tim dokter dari Laboratorium University of Sains Malaysia, yang diklaim telah memiliki akreditasi oleh Asian Racing Federation.
"Kami coba aturan internasional. Jadi, kami membiasakan agar yang ikut jangan coba-coba nakal menyuntik kudanya, dokternya memang sudah punya klasifikasi dunia, mereka sampai mendatangkan lima dokter," tegasnya.
Jika kuda pacu peserta kedapatan menggunakan doping, Alex tidak akan segan mendiskualifikasi. Bahkan, apabila telah berhasil meraih juara pun akan dia tarik, dan diberi sanksi larangan mengikuti kejuaraan tahun berikutnya.
"Baik atlet atau pun kudanya kalau melanggar akan kena diskualifikasi, karena sama-sama bernyawa. Sanksinya piala diambil, hadiah diambil, semua pelatih, joki, kudanya juga tidak bisa bertanding nanti selama satu kali pertandingan," tegasnya.
Alex menyatakan pemberlakuan tes doping ini bukan sebatas uji sportivitas dari peserta saja, juga menghindari dampak buruk pemakaian doping terhadap kuda pacu, terutama yang akan disiapkan untuk berlaga di PON XIX 2016.
"Kalau lari-lari ga mau diperiksa saya coret, kalau ga datang ya diskualifikasi, kalau ga mau kita ga akan cari, karena ada kebiasaan nakal main suntik-suntikan, kuda bisa rusak, jantung bisa berhenti, kaki bisa patah, dan jatoh ini kan mencelakakan joki, untuk kuda betina juga sulit mendapat keturunan," tuturnya.
Alex berharap kejuaraan Pangdam Jaya Cup 2015 bisa berjalan dengan lancar dan tidak ada pihak-pihak yang dirugikan. "Kalau tidak dipikirkan dari sekarang nanti di PON tidak jujur tidak sportif," pungkasnya.
Kejuaraan yang diselenggarakan Kodam Jaya dalam rangkaian HUT Kodam Jaya ke-66, bersama Persatuan Olahraga Berkuda Indonesia (Pordasi) DKI Jakarta ini merupakan agenda tahunan yang sudah berjalan sekitar 10 tahun terakhir secara berturut-turut.
Selain Piala Pangdam Jaya, kejuaraan yang akan mempertandingkan 13 race ini juga memperebutkan Piala Gubernur DKI Jakarta, Piala DPRD DKI Jakarta, Piala Polda Metro Jaya, Piala Pangkostrad, Piala Kodiklat AD, Piala Danlanal, Piala Danlanud, Piala Kajati DKI Jakarta, Piala KONI DKI Jakarta dan Piala pejabat lainnya di lingkungan DKI Jakarta.
()