Jadwal Pra-PON Sepak Bola Gelap, Skuat Yogya Jalani Uji Coba
A
A
A
YOGYAKARTA - Tim sepak bola Daerah Istimewa Yogyakarta mengandalkan uji coba untuk mengisi waktu di tengah ketidakpastian jadwal Pra-PON 2016. Uji coba menjadi pilihan karena saat ini skuat besutan Seto Nurdiyantara hanya tersisa 14 pemain.
Selain tidak berkekuatan penuh, tidak adanya kepastian menjadikan sang arsitek memilih untuk menjadikan uji coba sebagai ajang membangun komunikasi antar pemain dibandingkan dengan menggelar latihan rutin.
Itu juga dipengaruhi oleh persoalan keuangan jika harus menggelar latihan secara rutin disaat babak kualifikasi tidak memiliki kepastian seperti saat ini. "Ya, terima ajakan sparring dengan tim-tim lain. Terutama tim-tim amatir yang ada di DIY,"tandas Seto Nurdiyantara.
Agenda uji coba meski dilakukan secara mendadak, disebutkan eks pemain Timnas era 2000-an tersebut sudah disepakati bersama dengan anak asuhnya. Kesepakatan dicapai saat melakukan uji coba melawan Persipura Jayapura beberapa waktu lalu d Stadion Sultan Agung Bantul di sela-sela babak delapan besar Piala Jenderal Sudirman.
Menurut Seto, 14 pemainnya dicoba oleh sebuah tim amatir dari Bantul pada Minggu (3/1) petang di lapangan Ringinharjo, Bantul. Uji coba tersebut diklaimnya, juga berlangsung secara mendadak seperti yang dilakukan saat mencoba tim Mutiara Hitam.
"Untungnya pemain tidak berkeberatan kalau ada ajakan uji coba meski mendadak. Lagipula kalau ada bayaran juga bisa buat jajan mereka daripada menunggu ketidakpastian,"tambahnya.
Saat ini selain Suni Hizbullah yang pergi ke Jambi bersama dengan sejumlah pemain untuk mengikui Tarkam. Seto menyebut, beberapa anak asuhnya juga ada yang berangkat ke Bali juga untuk mengikuti tarkam.
Mengenai kegiatan tersebut Seto mengaku tidak mempersoalkan, sepanjang pemain masih bisa beraktivitas dengan sepak bola. Meski hanya tarkam, hal tersebut menjadi kesempatan bagi pemain untuk tetap bisa menjaga stamina dan fisik.
"Tidak masalah selama mereka yang tidak dalam satu tim saat ini masih tetap beratiktivitas tidak jauh dari sepak bola agar fisik, stamina dan ball feeling selalu terjaga," tambahnya.
Selain tidak berkekuatan penuh, tidak adanya kepastian menjadikan sang arsitek memilih untuk menjadikan uji coba sebagai ajang membangun komunikasi antar pemain dibandingkan dengan menggelar latihan rutin.
Itu juga dipengaruhi oleh persoalan keuangan jika harus menggelar latihan secara rutin disaat babak kualifikasi tidak memiliki kepastian seperti saat ini. "Ya, terima ajakan sparring dengan tim-tim lain. Terutama tim-tim amatir yang ada di DIY,"tandas Seto Nurdiyantara.
Agenda uji coba meski dilakukan secara mendadak, disebutkan eks pemain Timnas era 2000-an tersebut sudah disepakati bersama dengan anak asuhnya. Kesepakatan dicapai saat melakukan uji coba melawan Persipura Jayapura beberapa waktu lalu d Stadion Sultan Agung Bantul di sela-sela babak delapan besar Piala Jenderal Sudirman.
Menurut Seto, 14 pemainnya dicoba oleh sebuah tim amatir dari Bantul pada Minggu (3/1) petang di lapangan Ringinharjo, Bantul. Uji coba tersebut diklaimnya, juga berlangsung secara mendadak seperti yang dilakukan saat mencoba tim Mutiara Hitam.
"Untungnya pemain tidak berkeberatan kalau ada ajakan uji coba meski mendadak. Lagipula kalau ada bayaran juga bisa buat jajan mereka daripada menunggu ketidakpastian,"tambahnya.
Saat ini selain Suni Hizbullah yang pergi ke Jambi bersama dengan sejumlah pemain untuk mengikui Tarkam. Seto menyebut, beberapa anak asuhnya juga ada yang berangkat ke Bali juga untuk mengikuti tarkam.
Mengenai kegiatan tersebut Seto mengaku tidak mempersoalkan, sepanjang pemain masih bisa beraktivitas dengan sepak bola. Meski hanya tarkam, hal tersebut menjadi kesempatan bagi pemain untuk tetap bisa menjaga stamina dan fisik.
"Tidak masalah selama mereka yang tidak dalam satu tim saat ini masih tetap beratiktivitas tidak jauh dari sepak bola agar fisik, stamina dan ball feeling selalu terjaga," tambahnya.
(aww)