Jalan Berliku-liku, Bustomi: Yang Tidak Kuat Minum Obat Mual
A
A
A
TENGGARONG - Aksi kapten tim Arema Cronus Ahmad Bustomi jadi yang paling ditunggu saat leg pertama semifinal Piala Jenderal Sudiman, Sabtu (9/1/2016) di Stadion Madya Aji Imbut Tenggarong. Sebab, pertemuan antara Singo Edan melawan Mitra Kukar adalah nostalgia baginya.
Mengingat Mitra Kukar adalah mantan klubnya musim 2012 dan 2013. Nostalgia pun sudah dialami Cimot, sapaan akrabnya saat perjalanan menuju Tenggarong. Perjalanan ini merupakan yang pertama sejak dia meninggalkan Naga Mekes. Saat perjalanan dari mess hingga Bandara Juanda Sidoarjo dan Bandara Sepinggang Balikpapan dia lebih banyak beristirahat.
Tapi ketika dilanjutkan dengan jalur darat Balikpapan-Tenggarong, dia justru duduk di bangku paling depan bersama Purwaka Yudi. Jalan yang berliku-liku jadi salah satu alasan mengapa ia memilih berada di depan.
"Ini perjalanan jauh lo, yang tidak kuat minum obat anti mual," gurau gelandang 30 tahun ini seperti dikutip dari situs resmi Arema, Jumat (8/1/2016).
Selama perjalanan, Cimot banyak bercerita tentang perubahan yang terjadi di Balikpapan dan jalanan Tenggarong. "Bandaranya makin bagus sekarang. Jembatannya (Mahakam) juga sudah dibangun kembali," katanya.
Saat memperkuat Mitra Kukar, Bustomi sempat merasakan menyeberang sungai Mahakam dengan menggunakan kapan feri. Sebab dari mess menuju stadion Madya Aji Imbut harus melewati sungai Mahakam tersebut.
Sementara itu, soal kondisi Ahmad Bustomi yang sebelumnya berjuang melawan cedera engkel, Joko Susilo optimistis bisa dimainkan di leg pertama. Karena itulah dirinya tidak ragu untuk membawa Bustomi ke Kutai Kartanegara, apalagi pengalamannya sangat dibutuhkan untuk laga dengan tekanan besar. (Baca juga: Target Menang di Leg pertama, Ini Skuat Arema Ke Markas Mitra Kukar)
"Kami membawa pemain yang benar-benar siap untuk bermain. Bustomi tentu siap bermain karena itulah alasan dia dibawa ke Kutai Kartanegara," tambah pelatih bersapa Gethuk.
Mengingat Mitra Kukar adalah mantan klubnya musim 2012 dan 2013. Nostalgia pun sudah dialami Cimot, sapaan akrabnya saat perjalanan menuju Tenggarong. Perjalanan ini merupakan yang pertama sejak dia meninggalkan Naga Mekes. Saat perjalanan dari mess hingga Bandara Juanda Sidoarjo dan Bandara Sepinggang Balikpapan dia lebih banyak beristirahat.
Tapi ketika dilanjutkan dengan jalur darat Balikpapan-Tenggarong, dia justru duduk di bangku paling depan bersama Purwaka Yudi. Jalan yang berliku-liku jadi salah satu alasan mengapa ia memilih berada di depan.
"Ini perjalanan jauh lo, yang tidak kuat minum obat anti mual," gurau gelandang 30 tahun ini seperti dikutip dari situs resmi Arema, Jumat (8/1/2016).
Selama perjalanan, Cimot banyak bercerita tentang perubahan yang terjadi di Balikpapan dan jalanan Tenggarong. "Bandaranya makin bagus sekarang. Jembatannya (Mahakam) juga sudah dibangun kembali," katanya.
Saat memperkuat Mitra Kukar, Bustomi sempat merasakan menyeberang sungai Mahakam dengan menggunakan kapan feri. Sebab dari mess menuju stadion Madya Aji Imbut harus melewati sungai Mahakam tersebut.
Sementara itu, soal kondisi Ahmad Bustomi yang sebelumnya berjuang melawan cedera engkel, Joko Susilo optimistis bisa dimainkan di leg pertama. Karena itulah dirinya tidak ragu untuk membawa Bustomi ke Kutai Kartanegara, apalagi pengalamannya sangat dibutuhkan untuk laga dengan tekanan besar. (Baca juga: Target Menang di Leg pertama, Ini Skuat Arema Ke Markas Mitra Kukar)
"Kami membawa pemain yang benar-benar siap untuk bermain. Bustomi tentu siap bermain karena itulah alasan dia dibawa ke Kutai Kartanegara," tambah pelatih bersapa Gethuk.
(bbk)