Cabang Sepak Bola Asian Games 2018 Terancam Dicoret
A
A
A
JAKARTA - Indonesia harus siap menghadapi situasi terburuk di Asian Games 2018. Cabang olah raga favorit, sepak bola, terancam tidak dipertandingkan jika Indonesia masih dalam kungkungan sanksi FIFA. Ketua Komite Ad Hoc Reformasi Sepak Bola Indonesia Agum Gumelar menyatakan hukuman FIFA bisa berlanjut jika pemerintah tidak mengindahkan upaya komite menyelesaikan kisruh sepak bola nasional.
Menurut Agum, pihaknya berusaha sekuat tenaga agar cabang sepak bola bisa dipertandingkan di Asian Games 2018. Namun, komite juga tidak dapat berbuat banyak apabila Kongres FIFA yang digelar 26 Februari 2016, memutuskan suspensi Indonesia tetap berlanjut karena wakil pemerintah tidak mengakui Komite Ad hoc yang direkomendasi FIFA.
“Saya bukan ingin menakut-nakuti dan jangan dinilai seperti itu. Kalau sudah masuk ke Kongres FIFA, ketuk palu, maka sanksi FIFA secara resmi dinyatakan terus berlanjut sampai Kongres FIFA berikutnya diputuskan kembali. Jadi, jika demikian, jangan harap sepak bola ada di Asian Games 2018,” ungkap Agum seusai rapat komite di Jakarta, Senin (18/1/2016) malam seperti dilansir laman resmi PSSI.
"Asian Games itu gawean negara ini, bukan segelintir pihak. Kesuksesan event tersebut ditentukan oleh seberapa kuat negara bisa menyanggupi untuk mengadakan gelaran itu dan semua cabang olah raga dipertandingkan disana. Jadi ini menjadi pekerjaan rumah kita semua."
Komite Ad Hoc Reformasi Sepak Bola Indonesia sudah lima kali menggelar rapat, sejak dikukuhkan 7 Desember 2015. Namun, perwakilan pemerintah belum sekali pun hadir karena tidak mengakui eksistensi tim tersebut. Wakil Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) Bambang Pamungkas sudah hadir setelah empat pertemuan sebelumnya absen. (Baca juga: Pemerintah Belum Hadir, Agum Takut Hukuman FIFA Berlanjut).
Agum dan salah seorang anggota Komite Ad-hoc akan ke Zurich, Swiss, pada 24 Februari 2016, untuk mengikuti rapat Komite Asosiasi di FIFA. Di Sidang Exco FIFA, 25 Februari, Agum akan menyampaikan laporan perkembangan sepak bola nasional dan kerja Komite Ad hoc. Nantinya laporan itu di bawa ke Kongres FIFA pada 26 Februari.
“Semua kegiatan sudah terjadwal, tinggal menunggu respons FIFA. Kami masih sangat menyesalkan sikap pemerintah yang belum juga tampil dalam rapat kami. Kalau ini terus berlanjut hingga bulan depan, Exco FIFA akan menilai kalau komite ini gagal. Hasilnya nanti akan dibawa ke Kongres, dan jika dinilai gagal maka hukuman akan diperpanjang,” ujar Agum.
Menurut Agum, pihaknya berusaha sekuat tenaga agar cabang sepak bola bisa dipertandingkan di Asian Games 2018. Namun, komite juga tidak dapat berbuat banyak apabila Kongres FIFA yang digelar 26 Februari 2016, memutuskan suspensi Indonesia tetap berlanjut karena wakil pemerintah tidak mengakui Komite Ad hoc yang direkomendasi FIFA.
“Saya bukan ingin menakut-nakuti dan jangan dinilai seperti itu. Kalau sudah masuk ke Kongres FIFA, ketuk palu, maka sanksi FIFA secara resmi dinyatakan terus berlanjut sampai Kongres FIFA berikutnya diputuskan kembali. Jadi, jika demikian, jangan harap sepak bola ada di Asian Games 2018,” ungkap Agum seusai rapat komite di Jakarta, Senin (18/1/2016) malam seperti dilansir laman resmi PSSI.
"Asian Games itu gawean negara ini, bukan segelintir pihak. Kesuksesan event tersebut ditentukan oleh seberapa kuat negara bisa menyanggupi untuk mengadakan gelaran itu dan semua cabang olah raga dipertandingkan disana. Jadi ini menjadi pekerjaan rumah kita semua."
Komite Ad Hoc Reformasi Sepak Bola Indonesia sudah lima kali menggelar rapat, sejak dikukuhkan 7 Desember 2015. Namun, perwakilan pemerintah belum sekali pun hadir karena tidak mengakui eksistensi tim tersebut. Wakil Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) Bambang Pamungkas sudah hadir setelah empat pertemuan sebelumnya absen. (Baca juga: Pemerintah Belum Hadir, Agum Takut Hukuman FIFA Berlanjut).
Agum dan salah seorang anggota Komite Ad-hoc akan ke Zurich, Swiss, pada 24 Februari 2016, untuk mengikuti rapat Komite Asosiasi di FIFA. Di Sidang Exco FIFA, 25 Februari, Agum akan menyampaikan laporan perkembangan sepak bola nasional dan kerja Komite Ad hoc. Nantinya laporan itu di bawa ke Kongres FIFA pada 26 Februari.
“Semua kegiatan sudah terjadwal, tinggal menunggu respons FIFA. Kami masih sangat menyesalkan sikap pemerintah yang belum juga tampil dalam rapat kami. Kalau ini terus berlanjut hingga bulan depan, Exco FIFA akan menilai kalau komite ini gagal. Hasilnya nanti akan dibawa ke Kongres, dan jika dinilai gagal maka hukuman akan diperpanjang,” ujar Agum.
(sha)