KLB PSSI Jalan Terakhir Demi Selamatkan Sepak Bola Indonesia

Selasa, 26 Januari 2016 - 17:27 WIB
KLB PSSI Jalan Terakhir...
KLB PSSI Jalan Terakhir Demi Selamatkan Sepak Bola Indonesia
A A A
SOLO - Persis Solo mendukung digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI sebagai jalan terakhir untuk menyelamatkan sepak bola nasional. Suara KLB PSSI mengemuka karena konflik antara PSSI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tidak kunjung mencair. Akibatnya, kompetisi tidak akan pernah digelar.
”Itu ending-nya, tetap KLB. Kecuali, Menpora (Imam Nahrawi) mencabut pembekuan terhadap PSSI,” kata Direktur Utama PT Persis Solo Saestu (PSS), perusahaan pengelola Persis, Paulus Haryoto, Selasa (26/1).

Menurut Paulus, Menpora ingin ada perbaikan sepak bola nasional secara menyeluruh. Jika hal tersebut belum bisa dilakukan, maka kompetisi juga tidak akan berjalan, dan hanya diramaikan dengan turnamen-turnamen saja.
”Yang berhak menggelar kompetisi kan PSSI,” ujar dia.

Sejauh ini, mayoritas klub-klub Indonesia Super League (ISL) dan Divisi Utama (DU), terlihat masih adem ayem. Baru beberapa saja, yang sudah berani menyuarakan KLB, di antaranya Persip Pekalongan, Persijap Jepara, dan PSIS Semarang.

Sebenarnya Mahesa Jenar ingin kongres tahunan digelar oleh PSSI, namun sejauh ini belum ada sinyal untuk menggelar agenda reguler tersebut. Pada momen tersebut, bisa menjadi ajang klub-klub untuk mengusulkan KLB, setelah satu musim tidak ada kompetisi.

Menurut pemerhati sepak bola Ferdinan Hindiarto, KLB adalah opsi kedua yang bisa dilakukan oleh anggota PSSI, jika LNM (La Nyala Matalitti) tidak mengundurkan diri. Opsi kedua bisa ditempuh jika pilihan pertama, yakni mundur dari jabatan, tidak dilakukan.



”Mundur dari jabatan, itu opsi yang sangat elegan, demi kepentingan banyak stakeholder sepak bola,” kata Ferdinan.

Mantan General Manager PSIS mengaku tidak habis pikir, kenapa banyak klub terlihat masih tenang-tenang saja, dalam kondisi seperti ini. Padahal sudah ada desakan dan usulan dari bawah, terkait wacana KLB untuk menyelamatkan sepak bola nasional.

”Apa mungkin harus menunggu peluang dulu, jika yang usul banyak nanti baru gabung? Karena memang harus memenuhi syarat 2/3 atau 50 % + 1dari jumlah voters,” tanya Ferdinan.

Dosen di Unika Soegijapranata Semarang ini menuturkan, Menteri Pemuda dan Olahraga berharap wajah-wajah lama yang ada di PSSI dihilangkan, dan diganti dengan orang-orang yang baru.


”Baik fakta dan isu-isu negatif memang banyak menerapa pengurus-pengurus lama. Memang kepengurusan saat ini baru, tapi diisi oleh wajah lama,” paparnya.

Karenanya, pihaknya sangat berharap, alangkah lebih bijak, LNM mengundurkan diri dari jabatannya. ”Karena kalau adu kekuatan terus-menerus, yang menang tetap Menpora, karena memiliki kewenangan yang kuat, untuk mengeluarkan rekomendasi atau tidak,” kata dia.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1039 seconds (0.1#10.140)