Tinton : Satu Tahun Tidak Cukup untuk Bangun Sirkuit
A
A
A
JAKARTA - Keputusan pemerintah untuk membatalkan Sirkuit Sentul sebagai tuan rumah MotoGP 2017 membuat pengelola sirkuit, Tinton Soeprapto, megerutkan dahi. Lebih-lebih, pemerintah berencana membangun sirkuit baru untuk menggelar balapan.
Balapan roda dua paling bergengsi itu sedianya digelar di Sirkuit Sentul yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat. Namun, sirkuit tersebut belum memenuhi kriteria yang ditetapkan Federasi Balap Internasional (FIM) dan Dorna Sport selaku operator.
Untuk memenuhi kriteria FIM dan Dorna, Sentul membutuhkan peremajaan yang diperkirakan menelan biaya Rp200 miliar. Atas kondisi tersebut, pemerintah batal menunjuk Sentul sebagai lintasan balap di 2017. (Baca juga : Sentul Batal Gelar MotoGP, Pemerintah Akan Bangun Sirkuit Baru)
Lebih jauh, pemerintah juga membuka wacana untuk membangun sirkuit anyar guna menjaga peluang Indonesia menyelenggarakan balapan MotoGP. Pilihan jatuh pada Jakarta, Palembang dan Jawa Barat untuk membangun lintasan berstandar internasional.
Rencana tersebut membuat Tinton selaku Direktur Sirkuit Sentul, geram. Menurutnya, pemerintah tidak akan mampu membangun lintasan dan fasilitas balap lain, yang berstandar FIM, dalam waktu mepet.
"Mereka (pemerintah) mau bangun sirkuit baru itu tidak bisa dalam waktu satu tahun. Lagi pula mereka mau gandeng arsitek siapa?" kata Tinton saat dihubungi Sindonews, Kamis (28/1/2016).
"Kalau kami (Sentul) sudah bekerja sama dengan desainer ternama (Hermann Tilke -red) yang sudah bertahun-tahun merancang sirkuit MotoGP, terus kami juga sudah terbukti sukses menggelar balapan MotoGP (pada musim 1996 dan 1997 -red)" lanjutnya.
Kendati demikian, pemerintah tidak pesimis pada kesiapan Sentul menggelar balapan. Juru Bicara Kementrian Pemuda dan Olah raga, Gatot Dewa Broto mengungkapkan, faktor lain yang menyulitkan Sentul sebagai calon tuan rumah balapan.
"Dalam beberapa kesempatan Pak Tinton juga menyinggung akses keluar tol yang hanya ada dua pintu. Kami tidak bisa mendorong agar akses pintu keluar tol menuju ke sana diperbanyak," kata Gatot kepada wartawan.
Hingga saat ini, nasib Indonesia sebagai calon tuan rumah kejuaraan dunia MotoGP 2017 masih abu-abu. Dorna meminta Indonesia menyerahkan master plan sirkuit dan kontrak selambat-lambatnya 30 Januari 2016. Jika persyaratan tersebut tidak dipenuhi, bukan tidak mungkin Indonesia batal menggelar balapan karena Finlandia, Thailand dan Kazakhstan disebut-sebut juga berambisi menggelar lomba.
Balapan roda dua paling bergengsi itu sedianya digelar di Sirkuit Sentul yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat. Namun, sirkuit tersebut belum memenuhi kriteria yang ditetapkan Federasi Balap Internasional (FIM) dan Dorna Sport selaku operator.
Untuk memenuhi kriteria FIM dan Dorna, Sentul membutuhkan peremajaan yang diperkirakan menelan biaya Rp200 miliar. Atas kondisi tersebut, pemerintah batal menunjuk Sentul sebagai lintasan balap di 2017. (Baca juga : Sentul Batal Gelar MotoGP, Pemerintah Akan Bangun Sirkuit Baru)
Lebih jauh, pemerintah juga membuka wacana untuk membangun sirkuit anyar guna menjaga peluang Indonesia menyelenggarakan balapan MotoGP. Pilihan jatuh pada Jakarta, Palembang dan Jawa Barat untuk membangun lintasan berstandar internasional.
Rencana tersebut membuat Tinton selaku Direktur Sirkuit Sentul, geram. Menurutnya, pemerintah tidak akan mampu membangun lintasan dan fasilitas balap lain, yang berstandar FIM, dalam waktu mepet.
"Mereka (pemerintah) mau bangun sirkuit baru itu tidak bisa dalam waktu satu tahun. Lagi pula mereka mau gandeng arsitek siapa?" kata Tinton saat dihubungi Sindonews, Kamis (28/1/2016).
"Kalau kami (Sentul) sudah bekerja sama dengan desainer ternama (Hermann Tilke -red) yang sudah bertahun-tahun merancang sirkuit MotoGP, terus kami juga sudah terbukti sukses menggelar balapan MotoGP (pada musim 1996 dan 1997 -red)" lanjutnya.
Kendati demikian, pemerintah tidak pesimis pada kesiapan Sentul menggelar balapan. Juru Bicara Kementrian Pemuda dan Olah raga, Gatot Dewa Broto mengungkapkan, faktor lain yang menyulitkan Sentul sebagai calon tuan rumah balapan.
"Dalam beberapa kesempatan Pak Tinton juga menyinggung akses keluar tol yang hanya ada dua pintu. Kami tidak bisa mendorong agar akses pintu keluar tol menuju ke sana diperbanyak," kata Gatot kepada wartawan.
Hingga saat ini, nasib Indonesia sebagai calon tuan rumah kejuaraan dunia MotoGP 2017 masih abu-abu. Dorna meminta Indonesia menyerahkan master plan sirkuit dan kontrak selambat-lambatnya 30 Januari 2016. Jika persyaratan tersebut tidak dipenuhi, bukan tidak mungkin Indonesia batal menggelar balapan karena Finlandia, Thailand dan Kazakhstan disebut-sebut juga berambisi menggelar lomba.
(sha)